Share

Tujuh-Rahasiakan

Terisya membuang nafas berat, sudah 4 hari dia dirawat di sini dan hari ini adalah hari kepulangan nya. Identitas barunya pun sudah di urus oleh Devon tanpa ada masalah.

"Kenapa? Bukan nya seharusnya kau senang bisa keluar dari tempat berbau obat ini" Tanya Deren pada Terisya yang tadi membuang nafas berat.

"Ah tidak aku hanya masih tak percaya jika kalian mau menampung ku" Terisya menundukkan kepalanya dalam membuat Deren yang berada di sofa dekat pintu mendekat ke arahnya.

"Settt jangan katakan itu, kau tau jika kau menganggap kami hanya menampung mu itu membuat kami sedih. Hey! Aku di sini untuk menjadi keluarga" jelas Deren dengan menggebu. Deren memeluk lembut Terisya, asal kalian ingat mereka hanya berbeda satu tahun saja.

"Terimakasih Deren" Terisya tersenyum dan balik memeluk Deren.

Ah rasanya Terisya ingin menangis, dia bagaikan menemukan kehangatan yang sudah lama menghilang karena di gantikan oleh badai.

"Apa yang kalian lakukan?" Suara bas milik Chale membuat Deren melepaskan pelukannya.

"Dasar pengganggu" cercah Deren kesal.

Chale mengabaikan Deren dan mendekati Terisya. Dia tersenyum kecil mengusap kepala Terisya.

"Jika masih ada yang sakit kau bisa lebih lama di rawat" tawar Chale pada Terisya.

"Tidak ka, aku susah baik" tolak Terisya dengan cepat.

Beberapa hari lalu Chale memaksa Terisya untuk memanggil nya kakak dan di setujui oleh gadis itu. Awalnya Deren yang cemburuan juga meminta hal yang sama tapi karena perbedaan umur mereka hanya satu tahun itu membuat keadaan anyara Deren dan Terisya menjadi canggung.

"Kalo begitu ayo kita pulang" -Chale.

Terisya mengangguk dia berdiri dengan bantuan Deren. Kini gadis itu menggunakan baju dress pendek berwarna hijau muda dan rambut di kuncir rapi. Kalian tidak akan percaya jika kunciran itu adalah hasil karya Deren bukan? Tapi itu lah fakta nya.

*****

Mobil milik Chale berhenti tepat di depan kediaman orang tuanya membuat mata Terisya berbinar saat memandang bangunan besar itu. Apa benar dia akan tinggal di sini? Ah Terisya masih tidak percaya itu.

Mereka turun dengan Deren yang membuka kan pintu mobil milik Terisya dan mengulurkan tangan agar gadis itu menggandeng nya.

Mereka bertiga sama sama melangkah masuk kedalam rumah, mata Terisya membulat saat mereka di sambut oleh beberapa orang berbadan besar berpakaian kemeja rapi. Dengan wajah sangar mereka bisa di pastikan jika mereka adalah para bodyguard.

"Akhirnya kalian sampai" jerit Margareta yang baru saja keluar dari ruang keluarga. "Kamu lapar? Ayo kita makan" lanjutnya dengan menarik lengan Terisya lembut dan membawa gadis itu menuju ke dapur.

"Seperti nya kita terlupakan" ucap Deren tak percaya, bahkan Margareta mengajak mereka saja tidak.

"Ck, kau saja yang merasa" Chale meninggal kan Deren disana dan menyusul Terisya.

"Kau mau makan apa?" Tanya Margareta pada Terisya yang sudah duduk anteng di kursi.

"Emm Terimakasih nyonya tapi aku akan mengambilnya sendiri" ucap Terisya dengan senyum tak enak.

"Ohh come on baby, I'm your mother. You call me momy ok?" Margareta mengambilkan pasta untuk dirinya.

"Maaf" Terisya menunduk membuat Margareta menjadi kelabakan.

Bukan maksud Margareta menyalahkan Terisya, ayo lah mereka sudah menjadi keluarga masa Terisya tetap memanggil nya nyonya. Bukan nya itu terdengar tak enak bukan.

"Ah karena kamu baru keluar dari rumah sakit jadi sup adalah pilihan terbaik. Kau harus banyak makan" ucap Margareta sambil mengambilkan sup untuk Terisya.

"Terimakasih m.. momy" kata Terisya dengan gugup.

Acara makan mereka di selingi dengan tingkah absurd Deren dan beberapa pertanyaan kecil untuk Terisya. Bahkan Margareta menawar kan tidak lebih tepatnya dia memaksa Terisya untuk melanjutkan pendidikan nya.

Margareta bilang Devon sudah memasukkan Terisya ke kampus yang sama dengan Deren. Terisya sungguh berterima kasih pada wanita itu karena memikirkan dirinya sampai sejauh ini.

Setelah makan Terisya di antar ke kamarnya, kamar yang tidak bisa di bilang kecil. Dengan desain yang elegan membuat kesan sempurna dimata Terisya.

Kamar Terisya terletak di lantai dua, tepat berada di tengah tengah kamar milik Chale dan Deren. Sedangkan kamar Margareta dan Devon terletak di lantai satu.

****

Tok

Tok

Tok

Chale mengetuk pintu kamar Terisya, sudah lebih dari lima menit dirinya berdiri di depan pintu kamar gadis itu namun belum ada tanggapan sama sekali.

"Terisya" panggil Chale dengan pelan.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan Terisya masih dengan rambut basah nya namun sudah menggunakan baju rapi. Chale mengerutkan keningnya bingung, apa Terisya akan keluar rumah?.

"Mau kemana?" Tanya Chale.

"Momy meminta ku bersiap" balas Terisya sambil mengerjabkan matanya.

"Cepat keringkan rambut mu biar gak sakit, sini aku bantu" Chale masuk ke kamar Terisya dan mengarahkan gadis itu agar duduk didepan meja rias.

"Aku bisa ka" tolak Terisya saat Chale mulai menyisir rambutnya dan menyalakan hairdryer.

"Tidak tidak tidak, biarkan aku yang melakukannya" Chale memasang wajah garang nya membuat Terisya menyerah.

"Aku akan kembali ke apartemen untuk mengambil beberapa barang, kalo kau membutuhkan sesuatu kau bisa menelfon ku atau menelfon Deren" Ujar Chale.

Terisya mengangguk mengiyakan, toh dia tak mungkin menginginkan sesuatu. Kehidupan seperti ini sudah cukup berlebih untuknya.

Tak butuh waktu lama untuk dokter tampan itu menata rambut Terisya kini rambut gadis itu sudah terlihat rapi, Chale melakukannya dengan sangat baik seakan-akan pria itu sering melakukannya.

"Apa kakak yakin bekerja sebagai dokter?" Tanya Terisya.

"Ya, kenapa?" Chale meletakkan kembali sisir dan hairdryer ke tempatnya.

"Kau tampak seperti penata rambut profesional hahaha" ucap Terisya dengan tawa di akhir kalimat nya.

"Benarkan, aku baru sekali melakukan ini. Hemm jika seperti itu tampaknya aku bisa mencari kerja tambahan, hahaha" sahut Chale. "Aku akan keluar, kembali lah bersiap" lanjut Chale.

"Ok"

Terisya menatap pantulannya di kaca, mungkin jika di bandingkan dengan dirinya saat masih tinggal bersama paman dan bibinya dia lebih tampak segar sekarang. Bahkan mata panda nya sekarang sudah memudar.

Mata Terisya teralihkan ke kalung nya, saat ini satu satunya barang yang di milikinya adalah kalung pemberian Rio yang masih di pakainya. Tanpa di duga perlahan air mata Terisya keluar, bagaimana caranya menghubungi Rio jika dia tak memiliki kontak pria itu.

Terisya menggenggam erat bandul kalung itu dan menghapus air matanya, oh ayo lah ke apa air mata ini tak mau berhenti.

"Terisya aku berangkat" kata Margareta yang dengan tiba-tiba membuka pintu.

Terisya tersentak, dia dengan cepat berusaha menghapus air matanya. Margareta yang menyadari jika Terisya menangis langsung menghampirinya, tangannya terulur menangkup pipi Terisya.

"Kenapa? Cerita sama momy. Deren ganggu kamu?" Tanya Margareta.

"Gak Mom" Terisya menggeleng.

"Terus" wajah Margareta tampak sabar menanti Terisya menjawab.

"Terisya ingat sama teman Terisya" ungkap Terisya jujur. "Momy mau liat dia?" Lanjut Terisya dengan senyum tipis.

"Gimana caranya?" Tanya Margareta bingung.

"Begini" Terisya membuka bandul kalung nya dan menampilkan wajah Rio.

Margareta yang kaget langsung menutup mulutnya dan tersenyum penuh arti ke arah Terisya.

"Teman atau pacar kamu?" Tanya Margareta memastikan.

"Teman mom, dia selalu baik sama Terisya" jelas Terisya.

"Ok ok emm sekarang biar kamu gak galau gimana kalo kita berangkat, sekalian Chale pulang ke apartemennya. Kita minta antar dia" ajak Margareta berharap Terisya dapat melupakan sebentar rasa sedih nya.

Terisya mengangguk, dia menutup kembali bandul kalungnya. Tangannya di gandeng Margareta keluar kamar.

"Oh ya jangan sampai Chale dan Deren melihat foto di kalung itu" bisik Margareta saat melihat Chale di depan pintu utama sudah rapi dengan baju kasual nya.

"Ok mom" Terisya mengangguk, padahal di tak mengerti mengapa kedua kakaknya tidak boleh melihat itu. Kakak? Ah Terisya bahkan tak pernah bermimpi memiliki keluarga baru bahkan dua saudara yang menerimanya dengan baik seperti keluarga Gionva.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
maria
knpa gak bsa di buka y kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status