Share

12. Penuh Kebingungan

Dalam keadaan terpojok, Oceana tidak bisa berpikir jernih.

Ia menekan kuku jempolnya sampai memutih. Kegugupannya tidak bisa terhindari.

Sebelum masalah semakin rumit, Nyai Arumi maju. Setelah ia menyaksikan kebodohan Oceana yang berusaha menutupi kejahatan suaminya, Nyai Arumi melangkahkan kaki mendekati mereka sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

“Dokter, bisa kita bicara berdua empat mata?”tanya Nyai Arumi dengan suaranya yang terasa dingin.

“Anda siapa?”

“Anggap saja saya adalah wali mereka.”

“Anggap?” tanyanya lagi dengan keheranan

“Anda tidak perlu khawatir, masalah mereka biar saya yang tangani,” ujar Nyai Arumi sambil merogoh sesuatu dari dalam tas kecilnya yang berwarna coklat. Kemudian, ia menyodorkan benda segi panjang ke arah dokter tersebut.

Dokter itu meraihnya dengan raut wajah yang masih kebingungan. “Apa ini?”

Keningnya mengkerut saat membaca kartu pengenal Nyai Arumi. Sesekali ia memandang wajah Nyai lalu kembali menatap tulisan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status