Racun atau Madu Cinta

Racun atau Madu Cinta

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-02
Oleh:  Qiola J.On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
20Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Persahabatan dengan Bimo sejak di panti asuhan membuat Oceana tidak bisa meninggalkan pria itu walaupun sudah menikah. Oceana sadar bahwa tidak ada seorang pun yang mengurus Bimo dengan gangguan sindrom asperger miliknya. Awalnya, semua berjalan lancar. Kalvin—suami Oceana—menerima Bimo dengan baik di rumah mereka. Namun, setelah bertemu dengan sang mertua, tiba-tiba sikap suami Oceana itu berubah. Selain menyiksa Bimo, Kalvin bahkan juga membuat hidupnya menderita. Orang lain mungkin akan menganggap Oceana bodoh. Namun, perempuan itu percaya bahwa suaminya akan kembali lembut seperti dahulu. Berbeda dengan Oceana—walaupun dengan kekurangannya, Bimo sadar bahwa pikiran Oceana salah dan berusaha menyadarkannya. Akankah Bimo berhasil mengubah pandangan Oceana yang penuh racun?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

Detik demi detik. Menit demi menit. Jam demi jam. Waktu terus berjalan tanpa henti. Dengan keputusasaan, wanita itu sudah mengunjungi berbagai tempat di kota, yang mana ia yakini seseorang yang dicari ada di sana.

Lelah dan lapar tidak membuat wanita itu menyerah untuk mencarinya.

Kini, angin perlahan semakin kencang mengembus gaun biru sutra dan rambut panjangnya yang terurai. Tidak karena waktu sudah malam, tetapi cuaca sudah mulai menunjukkan langit akan membasuh tanah.

Wanita itu menghela napas kasar, ia tidak mungkin melanjutkan pencarian jika ia kehujanan. Kehujananan akan membuatnya semakin konyol karena ia bisa  jatuh sakit dan itu akan menyulitkannya untuk mencapai tujuannya. Dia harus mencari tempat untuk berlindung dari cuaca yang dingin.

Hujan pun turun dengan deras dan angin semakin kencang. Dia langsung berlari di sepanjang koridor untuk segera menuju halte bus yang tidak jauh dari pandangannya.

Cipratan genangan air membuat sepatu putihnya menjadi basah dan kotor tiap kali ia menginjak genangan.

Sesampainya di halte, wanita itu mengeluh sambil menyeka air hujan yang sudah membasahi gaun tipisnya. Ia melihat ke sekeliling, ada sebagian orang yang berdiri atau duduk di halte yang memang untuk menunggu bus terakhir. Sebagiannya lagi, sama seperti dirinya, mencari tempat untuk diduduki.

Di ujung kiri ada tempat kosong, Oceana segera mengambil tempat sebelum ada yang menempatinya. Kakinya sudah terasa tegang. Betis dan telapak kakinya terasa sakit, karena ia menahan diri memakai sepatu yang sangat sempit.

Mengingat sepatu, itu mengingatkan kembali kenangan yang tak terlupakan antara dirinya dan pria itu. Meskipun penuh dengan masa pahit, tapi setidaknya ada sedikit kenangan indah yang terselip di antara masa pahit itu.

Tersenyum, tetapi ada hati yang terasa hampa dan penuh penyesalan.

Dia sadar bahwa kebodohan dan kebohongan terburuknya, membuat batu permata yang berharga terlepas dalam hidupnya.

Kini, dengan harapan samar ia ingin permata itu kembali lagi padanya. Permata itu telah memberi banyak madu dalam kepahitan hidupnya. Setidaknya, berkat pria itu, ia masih bisa merasakan manisnya madu dalam hidup yang penuh racun.

Terlalu fokus dengan sepatu dan kenangannya, Oceana tidak sadar ada mata buaya yang sedang memandang lekuk tubuhnya. Bodoh, ia lupa menutup badannya yang terlihat karena baju tipis yang basah itu memperlihatkan lekuk tubuh dan dalamannya yang terlihat jelas dari luar.

Sebelum tubuhnya menjadi ajang otak mesum pria buncit itu, Oceana segera meraih koper lalu menaruhnya di tempat ia duduki. Ia pun membuka ritsleting koper, lalu mengeluarkan jaket krem dan langsung memakainya.

Sekilas, Oceana melihat wajah kasar itu kecewa setelah lekuk tubuhnya tidak terlihat lagi. 'Dasar lelaki mesum!'

Beberapa saat kemudian, bus terakhir sampai. Orang-orang pada berkerumunan naik ke dalam bus. Sementara, Oceana masih diam di tempat karena tidak punya tempat yang jelas untuk dituju. Seseorang itu entah di mana keberadaannya.

"Dek, boleh nggak pinjam HP-nya bentar?" tanya seorang ibu tambun berkulit sawo matang. Dia mengulurkan tangannya agar Oceana mau meminjamkan gawai padanya.

Oceana baru sadar kalau masih ada orang selain dirinya yang tinggal di halte. "Maaf, Buk. Tapi, saya tidak punya."

"Dek, saya ini cuman mau telepon anak saya bentar. Sudah sejam lebih saya nunggu dia tapi nggak juga kunjung datang. Hujan pun semakin lebat pula..."

"Tapi, saya berkata jujur kalau saya benaran nggak punya."

"Mana mungkin anak jaman sekarang tidak punya HP, jangan bohong! Saya cuman pinjam lima menit—ah ... tidak, cuman dua menit. Ayolah, HP saya mati karena baterainya habis."

Seharian belum makan, kaki sudah capek, perasaan lagi nggak enak, malah ketemu orang yang suka maksa seperti ibu ini.

Tidak bisakah hal-hal seperti ini dilewatkan saja. Mengapa situasi tidak pernah memihaknya. Oceana benaran tidak berbohong bahwa dia tidak punya ponsel. Bukan karena dirinya adalah orang yang suka hidup seperti zaman purba, yang mana tidak tertarik menggunakan teknologi zaman sekarang. Akan tetapi, situasinya membuat ia tidak bisa memiliki ponsel genggam.

Kejadian seminggu yang lalu telah membuat ponselnya hancur terlindas kereta api. Malam itu sangat buruk, bersamaan ia kehilangan orang yang dicintainya, seseorang yang sedang ia cari di setiap sudut kota.

Setelah kejadian itu, Oceana belum kepikiran untuk membeli gawai baru dikarenakan pikirannya masih kacau dan sibuk menyelesaikan kisah racunnya yang belum terselesaikan. 

"Demi apapun, saya tidak berbohong. Lagian kenapa maksa kali, sih?"

"Adek kok kurang ajar sekali sama saya. Saya ini tua dari kamu, loh!" Ibu berkerudung biru itu berkecak pinggang. Menunjukkan bahwa dirinya memiliki otoritas dalam memojokan orang yang lebih muda darinya.

Oceana berdiri, rasanya ia ingin menyumpah serapah ibu tersebut. Akan tetapi, ia tahan sebisa mungkin karena tidak mau mencari keributan atau memperbesar masalah.

Dia sadar diri. Keadaannya sebagai orang yang tidak punya apa-apa, membuatnya tidak bisa berbuat selain menahan amarah. Melawan hanya akan merugikan dirinya sendiri.

"Bu! Maaf sekali kalau ibu merasa saya bersikap kurang ajar." Oceana menghela napas berat, rasanya ia ingin menampar dirinya sendiri. Untuk apa dia meminta maaf, jika ia rasa tidak melakukan kesalahan apapun.

"Saya berkata jujur, HP saya rusak total dan saya belum sempat untuk membeli yang baru. Ibu mau beliin saya HP?"

"Kurang ajar! malah minta beliin HP. BILANG AJA NGGAK MAU PINJAMIN!" teriak ibu itu sambil menjatuhkan koper Oceana yang belum sempat ia tutup. Alhasil, pakaian dan barang-barang di dalamnya terhempas ke lantai yang basah dan kotor terkena cipratan hujan.

Setelah membuat Oceana merasa sangat marah, ibu itu langsung pergi dari halte dengan menerobos hujan tanpa rasa bersalah. 

Oceana melihat beberapa pakaiannya menjadi ternodai. Air matanya mulai perlahan menetes, puncak kekesalan dan segala permasalahan yang ia alami menjadi campur aduk. Ada hal yang membuat hatinya merasa meledak malam itu.

Dia menutup wajahnya. Tangisan pecah sambil mengeluh tentang hari ini yang sangat menyebalkan baginya.

Oceana melihat langit gelap yang sedang menumpahkan air awan yang sangat banyak.

Dia bertanya-tanya, mengapa dari sekian banyak orang di dunia ini, kenapa mesti dirinya yang mendapatkan situasi buruk. Tidak bisakah Tuhan memberi dia istirahat sejenak dari dunia yang membelenggu ini.

Dengan dada yang sesak, Oceana melihat ke sekeliling dan melihat kendaraan, gedung dan orang-orang yang lewat. Mengapa ribuan yang ia lihat tidak satupun ada di dalam hidupnya. Tidak ada satupun yang ia miliki.

Satu-satunya yang dimiliki olehnya hanya orang itu. Namun, kesalahan telah membuat ia kehilangannya. 'Di mana kamu sekarang? Tidakkah takdir mau mengembalikkan kamu ke padaku lagi?'

Suara tangis kembali terdengar saat suara petir menyambar. Seakan Oceana mendapatkan jawaban dari suara petir itu. Ia menganggap bahwa ia sudah tidak punya kesempatan dan harapan lagi.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
20 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status