Share

Chapter 4.

"Hentikan! Brengsek!" Pekik Shena memaki, nyatanya pria itu memang benar-benar gila, ia menarik paksa tangan Shena sehingga membuat kain itu terlepas dari genggamannya dan menampilkan dengan jelas bagaimana bentuk tubuhnya.

"Arghh!" Ia menggeram kesal dengan perlakuan Gerardo, pria itu sudah sangat lancang.

Seringai buas pun tercetak diwajah tampan nan bengis Gerardo, ia menatap dengan senyum smirk yang mendamba.

"Seharusnya memang aku menangkap mu saja bukan paman mu, karena pria itu tak akan berguna sama sekali untuk ku."

"Lepaskan paman ku, dia tidak bersalah!" Teriaknya berusaha meronta dari kukungan Gerardo yang mencengkeram kuat kedua pergelangan tangannya diatas kepala.

"Haha.. itu tidak akan mudah, nyawa harus dibayar dengan nyawa!"

"Sekali lagi aku katakan, paman ku tidak pernah membunuh siapapun!"

"Haha.. sudah bersalah tapi masih akan kau bela, kau sungguh ya.. sudah cantik, pemberani, dan loyal. Aku suka itu!" Ucap Gerardo berbisik ditelinga gadis itu.

"Hentikan bicara mu, lepaskan aku dan menjauh lah!"

"Cih, aku butuh perjuangan untuk menemui mu. Lalu kau seenaknya mengusir ku, itu tidak bisa!"

"Hk, apa mau mu?"

Ini adalah pertanyaan yang sangat ditunggu-tunggu Gerardo, pria itu tersenyum smirk mendengar nya tak akan ia menyia-nyiakan pertanyaan ini.

"Aku ingin kau bertanggung jawab atas perbuatan mu yang merusak file perusahaan ku."

"Lalu?"

"Lalu aku ingin kau tidur dengan ku malam ini, menikmati malam yang sangat panjang berdua, beradu peluh diatas tempat tidur, saling bersahutan desahan dan--."

"Brengsek!" Umpat Shena lalu memberikan sebuah serangan ia merasa sangat jijik mendengar ucapan dari mulut kotor pria mesum ini, ia memukul tepat pada perut pria itu dengan lutut nya. Mencoba meronta dari kukungan tubuh itu hingga kedua tangannya pun berhasil terlepas, namun sial belum sempat ia menjauh Gerardo berhasil menarik lagi tubuh Shena.

"Aw, akh!"

Gerardo menarik tangan Shena dan membuat tubuh itu terbentur pada dada bidang nya, ia mengunci tubuh itu membelakangi nya dengan sebelah tangan yang ia putar dibelakang dan sebelah tangannya lagi yang ia kunci kebagian depan.

"Kau mau kemana, Hem? Kau tidak akan pernah bisa lari lagi dari ku, kau yang sudah hadir mengacaukan semuanya maka bersiaplah untuk berurusan dengan ku." Bisik Gerardo lembut disebelah telinga gadis itu. Hembusan nafas kasarnya terasa menyapu disekujur tengkuk nya, ia merasakan darah nya mendidih seketika, berdesir mengalir keseluruh tubuh merasakan sensasi-sensasi lain yang diciptakan darinya.

"Jangan macam-macam!" Peringat Shena yang tetap was-was.

"Kau tenang saja, aku tidak akan macam-macam dengan paman mu selama kau mau menurut dengan ku!" Bisiknya lagi dengan suara yang terdengar begitu erotis dan menjijikan ditelinga Shena.

'sialan! Jangan sampai pria ini malah membuat ku terjebak.'

Aroma Cherry blossom terhidu menyengat diindera penciuman pria itu membuatnya betah untuk terus berada disana, menghidu dalam-dalam aroma tubuhnya, membelainya dan merasakan kehangatan nya, segala fikiran liarnya sudah tak bisa terkontrol lagi, ia benar-benar menginginkan gadis ini saat ini juga.

Gerardo pun mendekat kan wajahnya disepanjang pundak gadis itu dan menikmati aroma tubuhnya sekali lagi, menghidu nya dalam-dalam dan gadis itu pun tersentak saat sebuah kecupan tiba-tiba mendarat disana.

Darahnya berdesir hebat saat merasakan sentuhan itu, ia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya bahkan berdekatan dengan pria lain ia selalu menjaga jarak, namun sial sekali malam ini ia harus menyerah oleh Gerardo, pria itu seperti nya memang sedang mendapatkan keberuntungan nya telah menjadi pria pertama yang menyentuh tubuh itu.

Kecupan yang awalnya terasa begitu lembut, kini menjalar menjadi kecupan yang beringas dan menuntut, Gerardo menyusuri kesepanjang pundak dan tengkuk gadis itu memberinya stimulan agar Shena merasakan gairah Gerardo yang tersalur.

"Engh!" Tubuh Shena merespon cepat merasakan decapan-decapan yang diciptakan Gerardo, kecupan itu terasa seperti sengatan listrik yang mengalir dan menjalar keseluruh syaraf tubuh nya.

Gerardo lebih beringas saat ini, tangan yang semula mengunci tangan Shena didepan tubuhnya ia satukan kebelakang hingga membuat sebelah tangan nya pun leluasa untuk menjelajahi tubuh itu.

Mulanya ia mengusap bagian perut datar gadis itu yang terekspos jelas, ia membentuk lingkaran memutari pusar lalu bergerak naik keatas semakin naik dan tangan besar itu sudah tiba disebuah gundukan yang menyembul dibalik sebuah kain penutup.

"Ekh, no Ger! Don't touch me!" Pekik Shena, ia benar-benar terjebak saat ini, tangan pria itu tak diam ia meremas nya memainkan sesukanya dan menelusupkan jemarinya dibalik kain pelindung itu mencari sebuah titik yang menjadi puncak.

"Your body make me burn!" Bisiknya.

"Enghh.." ia melenguh memejamkan matanya saat jemari itu terasa bermain-main disana, sensasi yang ditimbulkan sangat menggelitik.

Degup jantungnya berdebar begitu kencang tak beraturan. Sial, pria ini benar-benar menunjukkan kebajingan nya malam ini.

"Lepaskan!" Teriak Shena sekencang-kencangnya, mencoba meronta dan menginjak kaki pria itu, namun nyatanya semua hanya teramat sia-sia. Semua tenaga yang dikeluarkan tak berarti apa-apa. Gerardo semakin berulah ia mendorong tubuh itu tertelungkup diatas tempat tidur mengunci kedua tangan nya dibelakang dan menghimpit pinggulnya diantara dua lututnya.

Bongkahan dibelakang tubuh yang menyembul itu benar-benar menjadi pengacau bagi fikiran Gerardo, ia sedikit menarik kain tipis yang membalut nya menyelipkan jemarinya disana mengusap dan meremasnya dengan gemas.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat diatas bongkahan itu, karena kegemasan Gerardo yang sudah tak tertahankan.

"Awh!" Gadis itu tak bisa berbuat apapun lagi saat ini selain menunjukkan ekspresi nya dari setiap perlakuan Gerardo.

Pria itu memutar tubuh dibawahnya dengan kedua lutut yang tetap mengunci pinggul seksi gadis itu. Lalu menarik dasi dikerah kemejanya dan mengikatnya dikedua pergelangan tangan Shena.

Melihat mangsanya tak berdaya dibawah nya ia menjadi semakin ingin cepat-cepat melakukan nya, sungguh wajah cantik nan teduh yang merintih dibawahnya terlihat sangat seksi.

Ia melepas jas yang melekat ditubuhnya, lalu membuka satu persatu kancing kemeja nya hingga menampilkan guratan otot yang membentuk enam kotak disepanjang perutnya.

Maskulin!

Pria itu merundukan tubuhnya mendekati wajah yang terbaring dibawahnya, membelai dengan lembut pipi putih dan mulus itu sampai kedagu.

Ia melamati nya sesaat, menilai sejenak gadis ini. Ia akui, ia mengaguminya dari pertama kali melihat, selain karena paras cantik, tubuh seksi bak gitar spanyol nya, juga karena keberanian dan kecerdasan yang dimiliki nya.

"Hacker cantik!" Ucapnya yang meluncur begitu saja dari mulut pria itu.

"Cih! Aku jijik melihat mu!" Gadis itu membuang wajahnya.

Mendengar umpatan yang dikeluarkan Shena, Gerardo pun semakin terpancing ia semakin mendekat kan wajahnya menempelkan kedua hidung mancung itu dan menghirup aroma nafasnya sesaat.

Entah apa yang tiba-tiba membuat Shena malah refleks menutup matanya, jika seharusnya ia mendorong tubuh ini atau menendang nya, seakan terhipnotis kesadaran nya pun lumpuh dibuat oleh pria ini.

Sepersekian detik kemudian, sebuah bibir basah nan lembut mendarat mengecup bibir ranum dengan garis membelah dibawahnya itu. Shena terkejut merasai nya, berikut dengan degup jantung nya yang berdetak tak beraturan, ini adalah yang pertama untuk nya, sebuah hal asing yang menciptakan perasaan asing baginya.

Pelan-pelan kecupan itu berubah menjadi lumatan yang ganas dan memburu, Shena tak bisa mengimbangi nya ia yang tak berpengalaman sama sekali tak bisa berbuat apa-apa, bahkan nafasnya terasa sesak saat ini.

Tangan pria itu pun tak berhenti begitu saja, ia memainkan kembali mainan barunya itu, meremas dengan kuat bongkahan yang menyembul didepan dadanya.

"Emph!"

Shena ingin meronta dari kukungan pria itu yang semakin liar, namun sial tangan terikat nya membuat ia tak memiliki kesempatan untuk bergerak bebas. Tangan besar itu semakin bergerak tak sopan meremas dengan kuat bongkahan itu yang membuat tubuh dibawahnya menggelinjang tak karuan. Sesuatu yang amat besar nan keras pun terasa menekan dibagian pangkal pahanya, ia bisa mengartikan sesuatu itu, fikiran nya teramat jijik membayangkan nya, ia jijik dengan pria ini, dengan perlakuannya dan juga dengan orang nya.

Ia terus meronta, menggerak-gerakkan kakinya yang terkukung pria itu.

Drrt! Drrt! Drrt!

Sebuah dering tiba-tiba menggema menyelamatkan Shena dari sesak nafasnya, Gerardo yang terkejut dan terganggu dengan suara ponsel itu ia refleks melepaskan cumbuan nya dan membiarkan Shena kembali meraup banyak udara.

"Shit!" Gerutu Gerardo.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status