Share

Bab.31: Saran Mbak Sherli

Di sepanjang perjalanan, aku menitikkan air mata. Aku tidak mempedulikan tatapan aneh para penumpang lainnya. Dita mengusap pipiku yang dialiri alir mata, seolah dia mengerti kesedihan yang sedang menimpa ibunya.

Harus bagaimana lagi aku berusaha? "Kenapa Allah masih belum membukakan jalan untuk menyelesaikan masalahku? tanyaku dalam hati."

Aku memberikan kode berhenti kepada sopir angkot yang diumpangi. Dengan sedikit membungkukan tubuh, aku turun dari angkot dan memberikan ongkos kepada sopir. Mobil Angkot kembali melaju ketika Aku sudah turun dari mobil.

Sebelum melanjutkan langkah, aku berhenti sejenak untuk menghapus sisa air mata. Tidak ingin para tetangga melihat keadaanku yang sedang bersedih. Aku menyeka air mata menggunakan ujung gendongan batik panjang yang dikenakan untuk menggendong Dita. Setelah meyakini sudah tidak ada yang tersisa, ujung gendongan kembali digunakan untuk menutupi kepala Dita agar terhindar dari matahari yang bersinar terik.

Setelah sampai di rumah, ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status