Dua ribu tahun yang lalu, pada era kuno hiduplan sosok mengerikan yang mengguncang dunia dengan kekuatan nya. Dia telah menghancurkan banyak kerajaan manusia, membakar hutan hutan, namun Hutan Spirit tetap dibiarkan tetap terjaga. Dia juga telah membunuh para Dewa, seseorang yang ditakuti sebagai Raja Iblis.
Akademi sihir Vufield merupakan akademi yang di bangun oleh para Iblis kuno di saat dunia sudah damai. Tahun ini sesuai yang di ramalkan, Raja Iblis Tirani akan bangun dari tidur panjangnya. Saat dia sudah datang, dunia iblis akan diliputi kebahagiaan pastinya.
"Damai sekali ..." ucap seorang pemuda yang menatap langit.
"Oi Orang Setengah setengah, jangan lupa ...! jangan sok akrab dengan ku ..." ucap seorang gadis yang turun dari kereta kuda yang sama dengan pemuda itu.
Pemuda itu menatap gadis itu dengan tatapan dingin, mulutnya mengkerut dan seakan dia ingin sekali membalas gadis itu. Namun keadaan memang seperti itu, dia tidak bisa melakukan hal itu karena akan menjadi hal buruk kepada dirinya.
Selamat datang di Akademi Sihir Vurfield ...!!
Suara yang kuat dari seorang guru yang mana dia menyambut para siswa baru yang masuk. Namun di saat itu nampaknya ada siswa yang sedikit kikuk, dia nampak kebingungan. Pemuda itu berhenti sementara saat melihat gadis itu seperti kebingungan. Dia pun mendekati gadis itu namun setelah di dekatinya dia nampak mencari sesuatu.
Pemuda itu menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari tahu apa yang di cari oleh gadis itu. Lalu, dia akhirnya menemukan sebuah amplop yang terjatuh dan di injak injak oleh siswa lain di pintu masuk. Pemuda itu memungutnya dan membersihkan kotoran yang menempel pada amplop itu. Dia juga tidak sengaja membaca nama yang terlampir pada amplop itu, sepertinya amplop itu adalah sebuah file untuk pendaftaran.
"Guphie Vendoras ... itu kamu ya ...?" ucap pemuda itu yang memberikan amplop yang terjatuh itu kepada gadis kikuk itu.
"Um Iya, terimakasih banyak ..." ucap gadis itu malu malu.
Mereka berdua pun masuk ke akademi bersama untuk melaksanakan ujian masuk. Namun di saat akan masuk kedalam gerbang akademi, mereka dihadang oleh seseorang. Pria itu berdiri bersandar di pintu gerbang menunggu pemuda dan gadis itu lewat.
Pria itu berdiri tegak dengan sikap yang angkuh, menyilangkan tangan di dada. Ekspresinya serius, seolah-olah dia sedang mempertimbangkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Dengan postur tubuh yang kokoh, dia menunjukkan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan dalam setiap gerakannya. Gaya berdirinya menunjukkan kekuatan dan ketegasan, membuatnya terlihat sebagai sosok yang tak mudah ditaklukkan.
"Yo makhluk setengah setengah ... kau tidak berbeda dengan campuran elf itu ..." ucap pria itu sambil menunjuk kearah Guphie.
Pemuda itu hanya lewat dan tidak memperdulikan ucapan pria angkuh tersebut. Dia juga tidak menoleh atau berhenti sejenak, seolah olah pria angkuh itu tidak ada di depan nya. Kemudian pria angkuh itu meneriaki pemuda itu karena tidak acuh kepadanya.
"Woy kau disana, aku sedang membicarakan mu ...!!!" getak pria angkuh itu.
Pemuda itu berhenti sejenak karena pria angkuh itu sudah mulai emosi. Dia berbalik dan mengatakan hal yang membuat pria angkuh itu semakin marah.
"Maaf ye ... kekuatan sihir mu terlalu kecil, jadi aku tidak merasakan ada semut disana ..." ucap pemuda itu.
"Dasar tak tahu diri ... kau tahu aku siapa kan haa ...!!!" getak pria itu dengan angkuh.
Pria itu mulai merapalkan sihir nya dengan serius, dia ingin memberi pelajaran kepada pemuda itu dan gadis di sampingnya. Namun pemuda itu memilih untuk pergi meninggalkan pria angkuh itu dan menghindari perkelahian yang tidak perlu.
"Flare Charge ...!!" teriak pria angkuh itu.
Api yang membentuk sebuah tombak itu mengarah dengan cepat ke arah pemuda itu yang sudah membelakanginya. Namun, "Zayin ..." ucap pemuda itu dengan suara yang bergema.
Seketika api itu berhenti dan mengejutkan beberapa orang di sana, termasuk pria itu. Pemuda tadi berhenti dan menoleh kembali kearah pria angkuh itu.
"Sihir tidak untuk mainan ... jika apinya sekecil ini hanya bisa menghangatkan kulit saja ..." ucap pemuda itu.
Pemuda itu pun menampar api sihir dari pria angkuh itu, dan seketika sihir itu menghilang saat di halau menggunakan tangan nya. Pria itu terkejut, padahal dia ini sedang menggunakan sihir menengah. Sihir itu seharusnya tidak bisa ditahan oleh orang yang baru berumur 12 tahun, itu pikir pria angkuh itu.
"Bagaimana bisa ... itu sihir menengah loh ... terlebih, Zayin itu seharusnya sudah lenyap sejak jaman kuno ...." ucap pria itu.
Dia pun dudun tersungkur saat melihat sihir menengahnya di hilangkan dengan mudah oleh pemuda itu. Kemudian pemuda itu masuk ke akademi dan memulai mengikuti prosedur ujian masuk tersebut.
Ujian pertama adalah ujian tulis, ujian ini meliputi pengenalan sihir dan penerapan nya. Ada juga pertanyaan pertanyaan umum tentang selain sihir. Seperti hitung hitungan, pertanyaan keseharian dan sebagainya. Pemuda itu bisa dengan mudah mengerjakan setiap soal dari lembar ujian itu.
Ujian selanjutnya adalah ujian praktik sihir. Disini para calon murid diharuskan memperlihatkan kemampuan nya.
"Asahi Chrimson ...!" ucap pembimbing.
Waktunya Asahi tampil dalam praktik sihir, dia dalam urutan ke 450 dan sudah menunggu sampai terlihat bosan selama satu jam lebih. Dia pun segera menuju ke tempat ujian dan menunjukkan kekuatan sihirnya.
"Pertama sihir api ..." ucap Asahi sambil merentangkan tangan nya kedepan.
"Chainica ..." api hitam itu membulat dan membentuk peluru dan melesat kearah target.
Karena api itu target tersebut sampai meledak di buatnya. Para pengajar pun di buat heran oleh dampak sihir yang di lancarkan Asahi.
"Target yang sudah di kuatkan itu meledak ...." ucap pengajar.
"Yang kedua saya akan menggunakan sihir air ..." ucap Asahi.
Asahi memejamkan mata agar kekuatan nya tidak terlalu besar dan merusak arena ujian tersebut. Lalu dari tangan yang dia rentangkan itu muncul kristal sihir yang cukup familiar dengan salah satu pengajar disana.
"I- itu ...!?" kejut salah satu pengajar.
Gelembung air mulai mengelilingi Asahi dan kemudian dia mengubah bentuk air itu menjadi runcing dan mengeras. Dia membentuk air itu menjadi es runcing yang cukup besar, dan kemudian dilemparkan kearah target. Dengan cepat target itu hancur tanpa sisa dan menembus hingga tembok penghalang yang ada di belakang target itu.
"Su- sungguh kekuatan yang hebat ..." ucap pengajar itu.
Kemudian Asahi kembali dan menuju ke tempat ujian selanjutnya. Secara kebetulan, Asahi bertemu dengan Guphie saat berjalan menuju ruangan selanjutnya. Ujian selanjutnya adalah ujian pengukuran dan kecocokan sihir. Setelah ujian praktik itu kekuatan siswa akan di bedakan sesuai kapasitas sihir mereka, itulah kenapa ujian pengukuran dan kecocokan sihir dilakukan setelah ujian praktik.
Peringkat akan di ukur dari kapasitas mereka, urutan peringkat akan di bedakan menjadi dua belas. berikut adalah urutan ranking nya,
1. Alph : peringkat tertinggi dan akan membentuk simbol Oktagon
2. Beth : peringkat kedua tertinggi dan simbolnya akan berbentuk Heptagon3. Gimel : Peringkat ketiga tertinggi dan simbolnya Hexagon4. Dalet : Peringkat keempat tertinggi dan simbolnya akan berbentuk Pentagon5. He : Peringkat kelima besar dan simbolnya akan berbentuk persegi6. Het : Peringkat keenam besar dan simbolnya akan membentuk triangle7. Tet : Peringkat ketujuh rendah dengan simbol persegi panjang dengan posisi berdiri8. Yodh : Peringkat kedelapan rendah dengan simbol persegi panjang dengan posisi tidur9. Kaph : Peringkat kesembilan rendah dengan simbol persegi dengan lingkaran di tengahnya10. Lamedh : Peringkat sepuluh rendahan dengan simbol tanda plus11. Mem : Peringkat sebelas terendah dengan simbol silang.12. Nun : Peringkat ketidakcocokan, dengan sebutan The Misfit. dengan simbol None, atau tidak di beri simbol.Ujian pengukuran dan kecocokan sihir dimulai, satu persatu para calon murid di minta untuk mengarahkan aliran sihir kedalam sebuah bola kristal. Beberapa orang mendapatkan angka fantastis, ada yang 10.000 bahkan ada yang 50.000 atau lebih. Guphie secara kebetulan berada di satu ruangan yang sama dengan Asahi. Dia mengulurkan tangan nya dan mengarahkan aliran sihirnya kedalam kristal itu.
"567.946 ..." respon kristal itu.
Seluruh murid sangat terkejut saat angka yang di sebutkan muncul. Mereka ada juga yang iri dengan menyebut, "Dasar setengah elf, dia pasti menggunakan trik kotor ..." ucap beberapa orang disana. Namun karena hasil sudah tertera dan tidak terdeteksi kekotoran atau kecurangan jadi dia diloloskan.
"Hebat juga ... aku terkejut kamu punya energi sebanyak itu ..." ucap Asahi.
"Apakah kamu lebih kuat ....?" ucap Guphie.
Giliran Asahi dengan urutan terakhir, dia maju dan mengarahkan tangan nya ke kristal itu. Dia pun mengalirkan energi sihirnya kedalam kristal itu. Betapa mengejutkan nya kristal itu menunjukkan reaksi yang tidak biasa. Biasanya kristal itu hanya menyebutkan angka, namun kini dia menyebutkan sesuatu yang kemudian hancur saat kata katanya belum selesai.
"∞, Raja Ib-" kristal itu pun hancur sebelum menyelesaikan kata katanya.
Asahi pun kembali dan dia di beri komentar oleh Guphie tentang apa yang terjadi dengan kristal sihir yang hancur itu. "Aku pertama kali melihatnya ...." ucap Guphie.
"Ada apa ...? apakah aneh jika kristal itu hancur ...?" ucap Asahi.
"Ya, karena tidak bisa menerima kekuatan besar, kristal itu menjadi tidak stabil dan hancur ..." ucap Guphie.
Asahi pun merenungi perbuatan nya, dia nampak menyesal menggunakan kekuatan penuh untuk pengukuran ini. Karena sudah terlanjur, dia harus menerima apa yang sudah terjadi di ujian masuk kali ini.
Setelah itu, ujian dinyatakan selesai dan para calon murid sudah di tentukan siapa yang lolos dan tidak lolos. Di dalam rapat komite panitia ujian itu mereka kebingungan, dari sekian banyak murid yang lolos hanya ada satu yang ada di peringkat Alph.
"Ini mustahil ..." ujar pengajar itu.
"Apakah ada kesalahan ... sejak 200 tahun sejak akademi di buat, belum ada yang menyentuh Alph kecuali ..." ucap pengajar itu sambil menoleh ke salah satu pengajar yang berdiri disampingnya.
"Kemungkinan besar, beliau telah lahir ..." ucap nya.
"Ya, ada kemungkinan kalau orang itu adalah Beliau ... sesuai kebenaran nya, Beliau adalah makhluk setengah spirit ...." ucap salah satu pengajar.
"Sudah di tetapkan ya ... dia yang paling cocok, Alph adalah peringkat yang cocok, tidak bahkan seharusnya beliau ada diatas nomer 1 ..."
Setelah pertemuan panjang, akhirnya keputusan diambil. Meskipun kebingungan dan keheranan melanda panitia ujian, mereka memutuskan untuk mengakui peringkat Alph yang tak terduga ini. Meskipun hanya satu murid yang mencapainya, itu sudah cukup untuk mengguncang tradisi yang telah berlangsung selama 200 tahun.
Namun, keputusan itu hanya menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Siapa sebenarnya murid tersebut? Apa yang membuatnya begitu istimewa sehingga mencapai peringkat Alph, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah akademi?
Dalam beberapa hari berikutnya, rumor mulai menyebar di antara murid-murid, menggambarkan murid misterius ini sebagai makhluk setengah spirit. Tetapi apa artinya itu? Dan apa hubungannya dengan kekuatan sihir yang luar biasa yang dimilikinya?
Dengan penasaran yang tumbuh di antara murid-murid dan pengajar-pengajar, serta misteri yang semakin dalam tentang identitas dan kemampuan murid peringkat Alph ini, kehidupan di akademi sihir pun mulai terpenuhi dengan kegembiraan, spekulasi, dan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di kerajaan Vurfield, terdapat sebuah akademi yang mana memiliki tujuan untuk meluluskan calon calon penerus sang Leluhur Iblis. Vurfield Magical Academy didirikan oleh beberapa petinggi Raja Iblis yang ingin mencari tahu bakat dan potensi setiap siswa yang ada di kerajaan tersebut untuk mencari calon calon penerus sang leluhur.Di tempat lain pada pagi hari yang cerah, ada seorang remaja yang terbangun dari tidurnya. Seorang putra bangsawan yang mana keluarga nya memiliki karisma dan mereka di percayakan sekelompok pasukan untuk menjaga kedamaian kerajaan. Namun tetap saja, bangsawan akan bekerja sebagai bangsawan. Mereka yang berdarah campuran akan di diskriminasi karena menentang sang leluhur yang murni darah iblis."Selamat pagi Tuan Asahi ..." ucap seorang pelayan di depan sebuah pintu besar."Se- selamat pagi ..." ucap Asahi dengan sopan.Pelayan tersebut terkejut ketika Asahi menundukkan kepalanya ketika di sapa olehnya. Padahal biasanya Asahi ini orang yang paling keras setela
Semua terdiam dan terpaku pada Rei yang telah menebas punggung Asahi, Kasha yang tidak tahu apa yang harus dia lakukan hanya diam terkejut tak bisa bergerak sama saekali. Bilah pedang Rei masih berlumuran cairan merah. Asahi matanya terbelalak dan seketika itu intinya terbelah dua.Waktu nampak lebih lambat dari sebelumnya, "Bilah pemutus aliran waktu ... pedang khusus yang di berikan oleh Schutz der Zeit ..." ucap Rei dengan dingin setelah menebas Asahi.Seketika itu juga, inti Asahi terbelah lagi menjadi empat bagian. "Bilah ini bisa menebas hingga inti orang tersebut, bisa memotong takdir dan banyak lagi ... kini takdir mu sebagai Raja Iblis telah terpotong ..." ucap Rei.Kemudian inti Asahi terbelah menjadi 6 bagian dan kemudian Rei menambahkan lagi, "Ini demi dunia, jika kamu mengetahuinya ... maka akan selesai sudah ..." ucap Rei dan seketika itu mata Asahi mulai meredup dan tubuhnya melemas."Maafkan aku Asahi, tapi kau akan tahu semuanya jika ingatan nya kembali seutuhnya ...
Hari-hari berlalu, dan Kasha berusaha menjalani hidupnya dengan penuh semangat. Ia berusaha menikmati setiap momen bersama teman-temannya, meskipun di dalam hatinya ada kegelisahan yang terus mengintai. Suatu hari, mereka semua memutuskan untuk pergi ke desa terdekat untuk berbelanja persediaan. Desa itu penuh dengan kehidupan, dengan anak-anak yang bermain dan orang-orang yang sibuk dengan kegiatan sehari-hari mereka.Di tengah keramaian itu, Kasha merasa ada sesuatu yang familiar. Ia melihat seorang wanita muda dengan rambut putih serta telinga panjang yang duduk di sudut pasar, menjual ramuan-ramuan herbal. Wanita itu menatap Kasha dengan tatapan yang tajam dan penuh arti. Kasha merasa seolah-olah ia mengenal wanita itu dari suatu tempat, namun ia tidak bisa mengingatnya.Ketika mereka melewati wanita itu, wanita tersebut memanggil nama Kasha dengan suara yang lembut namun penuh dengan kekuatan. "Kasha, anakku. Kau kembali."Kasha terkejut dan menghentikan langkahnya. Ia menoleh d
Setelah pertarungan itu selesai, Rei berdiri di tengah-tengah reruntuhan, memandangi langit yang mulai cerah. Cahaya matahari yang lembut menyentuh wajahnya, namun di matanya ada bayangan kesedihan yang dalam."Asahi," panggil Rei dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. "Bisakah kau menghidupkan kembali Kasha?"Asahi yang berada beberapa langkah di belakangnya terdiam sejenak. Permintaan itu bukanlah hal yang ringan. Menghidupkan kembali seseorang memerlukan kekuatan yang luar biasa dan bisa menimbulkan dampak yang tak terduga. Namun, melihat ketulusan di mata sahabatnya, Asahi tidak bisa menolak. "Baiklah," jawab Asahi dengan nada tegas. "Aku akan melakukannya."Sementara itu, Celia yang kini sudah bebas dari kendali Kasha, berjalan mendekat. Dengan senyum tipis, ia berkata, "Aku akan membantumu, Tuan Asahi. Kita bisa membuat tubuh baru untuk Kasha."Mereka bertiga kemudian mulai bekerja, mengumpulkan bahan-bahan dan kekuatan yang diperlukan. Namun, proses ini tidaklah mudah. Se
Pancaran sihir yang luar biasa terpancar dari gadis itu, dia menjadi sosok yang belum pernah di duga oleh para makhluk di sekitar sana. Dia berubah menjadi seorang wanita dewasa dengan tubuh elok dan dengan armor emas berkilau serta sebuah halo di kepalanya. Dia juga memiliki dua sayap yang sangat bersih, tubuh nya bersinar dan luapan energi sihir nya luar biasa sampai beberapa orang pingsan saat merasakan energinya."Ka- Kasha ..." ucap Rei."Sungguh di sayangkan ... tanpa Asuka Kujo, dirimu hanyalah iblis kotor yang tidak berguna ..." ucap Kasha."kau ... hanya demi memusnahkan iblis, meninggalkan sisi kemanusiaan dan berubah menjadi sihir ...?!" ucap Rei."Dasar bodoh ... ini adalah sihir penghakiman ... semua iblis harus di hancurkan ..." ucap Kasha.Kasha pun mengangkat tangannya, kemudian dia mengaktifkan ribuan lingkaran sihir yang bersinar terang. Sambil merapalkan mantra, Kasha menatap musuh-musuhnya dengan kebencian yang mendalam. "Kalian akan melihat kehancuran yang akan me
Rei dengan tatapan benci itu pun kemudian mengubah tatapannya menjadi tatapan sedih. Kenangan masa lalu bersama Asahi berkelebat di benaknya. Dulu, mereka adalah teman baik yang selalu berjuang bersama, berbagi tawa dan mimpi. Namun, jalan hidup mereka berbelok tajam, membawa mereka ke arah yang berlawanan."Asahi...," bisik Rei pelan, hampir tidak terdengar di tengah medan pertempuran yang sunyi. Tetapi Asahi tidak menunjukkan tanda-tanda lembut sedikit pun. Dia sudah terlalu jauh tenggelam dalam kegelapan."Bersiaplah, Rei. Kau akan kuhabisi hari ini juga...!!" ucap Asahi dengan suara dingin dan tajam. Energi hitam berputar-putar di sekelilingnya, memancar dari tubuhnya seperti kabut yang menakutkan. Tatapan mata Asahi penuh dengan kebencian dan tekad untuk mengakhiri semuanya di sini dan sekarang.