Share

Penerus

Dengan mengenakan masker dan topi milik Taufik, Wira meninggalkan Desa Pasir Sakti dengan meninggalkan banyak kenangan. Bus paling pagi ia tumpangi. Di seberang jalan ia masih melihat remaja itu memutar balikkan sepeda motor pinjaman untuk mengantarkannya ke jalan besar dekat balai desa.

Sementara kakaknya ia tak ijinkan untuk mengantarkan. Ia tak ingin ada risiko yang harus ditempuh gadis itu sekembalinya ke rumah. Nadya tampak berat melepas pemuda itu. Ia bahkan diam-diam menyelinap untuk sekedar memeluk Wira tengah malam tadi.

“Ah, kalau nggak ada Aisya mungkin aku benar-benar terbuai dengan cinta Nadya.” Wira tersenyum sendiri. Meski sudah memutuskan untuk bertaubat, perilaku gadis itu hanya berbeda tipis dengan menggoda.

Tanpa kewaspadaan dan orang-orang yang mencurigakan, Wira merasa lebih tenang. Ia mampu menikmati perjalanan panjang ini meski bus sudah penuh sesak hingga beberapa penumpang terpaksa berdiri. Ia buka gawai dan mulai berselancar

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status