Share

Melawan Rosi

"Ayo ikut aku!" bentak Rosi sambil melotot. Tampang judesnya itu selalu membuatku ingin mencabik-cabiknya.

"Mau apa!" kataku. "Pergi dari warungku, jangan cari masalah di sini!"

"Kamu mau aku ribut di depan pelangganmu?" ancam Rosi.

Gerak-gerik kami mengundang perhatian pembeli. Daripada mereka tak nyaman, lebih baik aku mengikuti ke mana Rosi mengajakku. Kuserahkan urusan warung pada Sumi, dan memintanya untuk mencariku seandainya aku lama tak kembali. Perkara dengan Rosi bukan hal main-main.

Terminal ini sepi kalau sore hari, apalagi di bulan puasa seperti sekarang. Dan Rosi membawaku ke belakang sebuah bengkel yang sudah tak terpakai. Tak ada seorang pun lewat ke sini, karena keadaannya kotor dan bau menjijikan. Aku sampai harus menahan napas berkali-kali.

"Gara-gara kamu gak ngasih pinjam uang, Bu Onah jadi maksa minta semua gaji Kang Agung!" hardik Rosi, membuat rahangku gemeretak menahan geram. Kalau mertuanya minta uang sama anaknya, kenapa aku yang disalahkan?

"Kok kamu mala
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status