Home / Rumah Tangga / SURGA YANG TAK DIINGINKAN / Bab 24. Rencana Dahlia

Share

Bab 24. Rencana Dahlia

Author: Aryan Lee
last update Huling Na-update: 2025-03-11 11:01:01

"Ibu seharusnya mendukung aku untuk membesarkan anak ini sampai besar!" ujar Dahlia setelah mendengar rencana ibunya.

"Jangan bodoh Lia, kalau anak itu tinggal sama Zian maka posisinya sebagai pewaris semakin kuat," sahut Bu Dian dengan penuh ambisi.

Mendengar itu Dahlia menyahuti, "Dengan tinggal sama aku pun, anak ini tetap menjadi pewaris tunggal Mas Zian." berharap dengan membesarkan anaknya, Zian akan meresmikan pernikahan mereka secara hukum.

"Susah kalau bicara sama orang bucin. Diotaknya cuma ada cinta saja. Kamu kira hidup itu bisa kenyang dengan makan cinta doang?" bentak Bu Dian dengan lantang dan berkata lagi, "Coba pikir baik-baik, kalau anak ini dibesarkan sama Rani, kamu bisa fokus merawat diri. Kamu juga punya lebih banyak kesempatan mengatur waktu untuk menemui anakmu dan Zian."

Dahlia tampak berpikir dan paham maksud ibunya. Ia tidak perlu cape dan repot mengurus anak ini yang bisa merubah kecantikan dan fisiknya. Dengan penampilan yang masih tetap cantik dan sek
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
istri sah kenapa dlm cerita kebanyakan goblok dan menye2. pingin dicintai seperti yuliet tapi g mau berusaha keras dan cerdas.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 44. Kebenaran yang Menyakiti.

    Azka mengajak Carina bicara berdua ketika Katy sedang tidur. Ia menatap mantan istrinya itu dengan tajam seolah sedang menahan kemarahan. "Apa maksudmu memposting foto-foto kebersamaan kita dan Katy di media sosial?" tanya Azka dengan serius tentang unggahan mantan istrinya di media sosial. Di mana mereka tampak seperti keluarga bahagia. Padahal kenyataannya tidak demikian."Memangnya kenapa? Aku cuma posting kenangan indah buat Katy. Agar dia senang dan bahagia melihat kita bersama lagi. Terutama ketika mendapat suport dari teman-temannya dan keluargaku," jawab Carina dengan santai. Azka yang tidak percaya begitu saja langsung menyahuti, "Kamu bisa membohongi orang-orang, tapi tidak denganku.""Apa maksudmu bicara seperti itu?" Carina merasa tersinggung dan balik bertanya. "Kamu sengaja kan, agar Rani melihat postinganmu itu. Keterlaluan kamu Carina, nggak punya perasaan!" Azka menjelaskan tujuan pembicaraannya. Carina tertawa kecil seraya berkata, "Oh jadi dia baper, nggak dewas

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 43. Bara Masa Lalu

    Carina duduk di sofa kamar rawat rumah sakit dengan senyum tipis yang sulit ditebak. Di tangannya, ponsel menyala terang, menampilkan foto-foto yang baru saja dikirim seseorang. Di mana Azka dan Rani tampak begitu mesra dan bahagia. Seharusnya Carina tidak berhak marah, cemburu atau pun iri. Ia dulu pernah mendapat kesempatan itu, tapi dilepaskan karena tidak merasa bahagia sedikitpun. Baginya Azka begitu dingin, meskipun sering memberinya puisi dan kata-kata indah. Carina butuh bukti, tetapi Azka tidak bisa bersikap seperti keinginannya. "Aku ingin dicintai seperti istri yang lain," ujar Carina pada suatu hari. "Memangnya aku harus bagaimana?" tanya Azka yang tidak tahu salahnya apa. "Pernah nggak kamu tanya aku sudah makan apa belum, mau dibelikan apa, sedang sibuk nggak?" Carina mengungkapkan perasaannya. Setelah Carina protes sehari dua hari Azka melakukan apa yang istrinya pinta. Akan tetapi, selanjutnya ia kembali sibuk dengan pekerjaan. Lama-lama Carina muak dengan sikap A

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 42. Pilihan di Antara Luka

    Setelah kembali ke Batam, Rani kerap termangu memikirkan permintaan Katy. Bahkan ketika bekerja pun ia suka memandang ke luar jendela. Seakan terus mencari jawaban dari keinginan anak sambungnya itu. Di satu sisi Rani merasa permintaan Katy untuk menyatukan kembali orang tuanya adalah hal wajar. Akan tetapi, terlalu dalam menyentuh, dan berat untuk dituruti. Rani tahu gadis itu belum mengerti masalah orang tuanya dan hanya ingin merasakan keluarga yang utuh sebelum ajal menjemput. Namun, masalah ini bukanlah hal yang mudah untuk ia putuskan. Rani pernah mencoba untuk berbagi dan ikhlas dimadu demi seorang anak. Ternyata tidak mudah, membuatnya terjebak oleh keadaan dan perasaan. Meskipun Katy bukanlah anak kandung, Rani menyayanginya sejak pertama kali mereka bertemu. Apalagi Katy memanggilnya Bunda tanpa ragu, bahkan sampai saat ini Rani masih canggung mendapat panggilan itu. Jadi bagaimana mungkin ia tega menolak keinginan terakhir seorang anak yang sedang berjuang melawan leukem

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 41. Permintaan Terakhir

    Dada Aska serasa dihantam secara tiba-tiba. Ia terpaku, tak bisa berkata apa-apa dan wajahnya berubah jadi tegang. Pria itu menghela napas panjang, mencoba merangkai jawaban paling lembut tanpa menyakiti hati putrinya. "Katy, maaf Papi nggak bisa. Kan kamu tahu Papi sekarang sudah menikah dengan Bunda Rani," ucap Azka mencoba memberikan pengertian. Mendengar itu Katy terdiam, senyum kecil yang menghiasi wajahnya perlahan lenyap. Ia menunduk dan matanya berkaca-kaca."Tapi .., aku ingin Papi dan Mami bersama lagi. Kayak dulu waktu aku masih kecil. Aku pengen mati dengan bahagia, Papi," sahut Katy dengan sedih. Kalimat itu menghantam Azka lebih keras dari apa pun. Kata “mati” keluar begitu saja dari mulut anaknya yang masih begitu muda. Napasnya tercekat, matanya panas. Ia segera memeluk erat dan menciumi kepala Katy, seolah bisa melindunginya dari takdir itu.“Jangan ngomong kayak gitu. Kamu nggak akan ke mana-mana. Kamu akan baik-baik saja, Nak. Papi janji akan melakukan apa pun ag

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 40. Bayang-bayang Masa Lalu

    Leukemia, kata itu masih terus bergaung di telinganya. Mengguncang seluruh jiwa Azka ketika mantan istrinya memberitahu di loby hotel. Selama ini Azka bukan tidak perduli sama putri kandungnya sendiri. Akan tetapi, Carina telah memutus komunikasi denganya secara sepihak. "Kalau tidak percaya kamu bisa datang ke rumah sakit central. Katy dirawat di ruang rose kamar 20!" ujar Carina sambil berlalu, setelah sekilas menatap Rani. Setelah mendengar kabar itu, tanpa berpikir panjang lagi Azka segera mengajak Rani ke rumah sakit yang dimaksud. Ia langsung menuju ke kamar di mana anaknya dirawat, tapi Rani memilih menunggu di luar. "Sebaiknya kamu menemuinya sendiri. Biarkan dia senang dulu, baru cari waktu untuk memberitahunya!" saran Rani yang tidak ingin mengganggu moment penting Azka bertemu dengan buah hatinya. "Maafkan aku, rencana kita harus terganggu," ucap Azka yang jadi tidak enak hati. Rani mengangguk kecil seraya berkata, "Aku tidak apa-apa."Azka kemudian masuk ke kamar inap

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 39. Ketika Cinta Membalut Luka

    Langit Batam malam ini seolah ikut menggambarkan kegundahan hati Azka yang berdiri di depan pintu keberangkatan. Tiket di tangan sudah dipesan sejak semalam, tetapi langkahnya seakan tertahan oleh rasa yang tak bisa ia abaikan. Pria itu memejamkan mata sejenak, dan terbayang semua kenangan mereka, suka duka dan tawa berputar seperti film yang enggan berhenti. "Iya tidak apa-apa. Pergilah hati-hati!" potong Rani sambil berbalik dan hendak pergi dari tempat itu. Azka harus mengambil keputusan secepatnya pergi atau tidak. Pilihan itu bukan karena ragu, tapi karena cinta dan kesempatan yang tak ingin ia sia-siakan lagi. "Aku tidak bisa menolak Rani. Aku akan menemanimu melihat senja dan mengukir namamu di sana!" ujar Azka yang membuat Rani menghentikan langkahnya. Ia segera menyusul dan jalan beriringan meninggalkan bandara. "Terima kasih ya Ka," ujar Rani sambil tersenyum senang karena berhasil menyakinkan Azka untuk tidak pergi. Rani perlahan-lahan mulai berdamai dengan luka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status