Share

Bab 10

Author: Galaxy
"Tante beda, Tante bisa..."

"Bisa apa kamu?"

Yohan turun dari lantai atas, tatapannya tajam dan dingin.

"Jawab. Kamu bisa apa?"

Leon langsung berlari ke arah ayahnya dan bersembunyi di belakang tubuhnya.

Otak Chika sempat kosong, lalu buru-buru menampilkan senyum manis di wajahnya.

"Yohan, aku cuma bercanda sama Leon kok. Kamu kenapa tiba-tiba muncul?"

Wajah Yohan tetap dingin, matanya dipenuhi tatapan penuh selidik.

"Tapi, aku dengar kamu bilang ke Leon kalau kamu mau jadi ibu barunya."

Ekspresi Chika menegang, lalu dia mencoba meraih lengan Yohan.

"Yohan, kamu kenapa sih?"

"Kamu tahu sendiri aku itu..."

Yohan menepis tangannya dengan kasar, menahan amarah yang mulai memuncak.

"Selain itu kamu ngajarin Leon apa lagi? Ayo jawab!"

Tubuh Chika bergetar.

"Nggak... nggak ada lagi..."

Yohan menunduk, menatap anaknya dengan serius.

"Leon, kamu yang cerita."

Walau masih kecil, Leon tahu suasananya sudah tidak benar.

Dia mencengkeram celana ayahnya erat-erat dan berkata dengan cemas, "Tante Ch
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Saat Cerai Bukan Lagi Sekadar Kata   Bab 11

    Aku menunduk dan mengeluarkan beberapa lembar dokumen fotokopi dari dalam tas, lalu menyerahkannya padanya."Surat cerai ini pasti sudah kamu lihat. Rumah yang dulu kamu kasih juga, aku kembalikan sekarang."Gerakan Yohan terhenti, dia menatapku dengan tidak percaya."Sania, maksud kamu apa?""Aku sudah bilang, foto itu bukan...""Bukan apa?"Aku memotong ucapannya, wajahku datar tanpa ekspresi."Bukan kamu dan Leon diam-diam foto sama Chika di belakangku?""Dan bubur seafood itu, bukan kamu yang maksa aku buat habisin?""Yohan, kamu tahu nggak, waktu itu aku hampir nggak bisa diselamatin?"Bibir Yohan bergetar, suaranya serak."Aku nggak tahu alergimu separah itu."Aku tertawa getir, tapi perih di dada terasa makin dalam."Terus setelah antar aku ke rumah sakit, kamu ke mana?""Aku..."Aku menoleh ke jendela, menatap orang-orang yang lalu-lalang di luar. Suaraku tenang tanpa emosi."Kamu pergi nemuin Chika, ninggalin aku yang baru saja selamat dari maut.""Aku nggak bawa dompet, nggak

  • Saat Cerai Bukan Lagi Sekadar Kata   Bab 10

    "Tante beda, Tante bisa...""Bisa apa kamu?"Yohan turun dari lantai atas, tatapannya tajam dan dingin."Jawab. Kamu bisa apa?"Leon langsung berlari ke arah ayahnya dan bersembunyi di belakang tubuhnya.Otak Chika sempat kosong, lalu buru-buru menampilkan senyum manis di wajahnya."Yohan, aku cuma bercanda sama Leon kok. Kamu kenapa tiba-tiba muncul?"Wajah Yohan tetap dingin, matanya dipenuhi tatapan penuh selidik."Tapi, aku dengar kamu bilang ke Leon kalau kamu mau jadi ibu barunya."Ekspresi Chika menegang, lalu dia mencoba meraih lengan Yohan."Yohan, kamu kenapa sih?""Kamu tahu sendiri aku itu..."Yohan menepis tangannya dengan kasar, menahan amarah yang mulai memuncak."Selain itu kamu ngajarin Leon apa lagi? Ayo jawab!"Tubuh Chika bergetar."Nggak... nggak ada lagi..."Yohan menunduk, menatap anaknya dengan serius."Leon, kamu yang cerita."Walau masih kecil, Leon tahu suasananya sudah tidak benar.Dia mencengkeram celana ayahnya erat-erat dan berkata dengan cemas, "Tante Ch

  • Saat Cerai Bukan Lagi Sekadar Kata   Bab 9

    "Dia itu cuma vampir yang bisanya nempel di Ayah buat nyedot uang."Mobil tiba-tiba berhenti mendadak. Wajah Yohan menggelap saat menatap anaknya yang masih bicara tanpa henti.Siapa yang akan menyangka, anak tujuh tahun bisa mengucapkan kata-kata sekasar itu.Leon terdiam ketakutan.Yohan menarik napas panjang dan bertanya, "Siapa yang ajari kamu ngomong kayak gitu?"Dia masih ingat, dulu Leon adalah anak yang manis dan pengertian.Sekarang, bagaimana bisa berubah sejauh ini?Dia juga masih ingat, dulu Leon selalu memanggil istrinya dengan manja. Di mana pun selalu memanggil ibu dengan suara lembut.Entah sejak kapan, Leon mulai berubah jadi anak yang keras kepala.Bukan hanya sering merengek ingin punya ibu baru, juga terang-terangan menunjukkan kebenciannya ke ibunya.Dulu Yohan pikir Leon cuma bosan melihat ibunya yang sering bikin ribut seenaknya, lalu kesannya jadi buruk.Tapi, sekarang dia baru sadar. Dulu istrinya adalah orang paling lembut dan penuh kasih yang pernah dia kenal

  • Saat Cerai Bukan Lagi Sekadar Kata   Bab 8

    Yohan mengernyit, lalu bertanya dengan heran, "Bukannya di SD ada makan siang, ya?"Guru itu menjelaskan dengan hati-hati, "Begini, Leon dulu kondisinya agak lemah. Banyak makanan yang nggak bisa dia makan.""Waktu pendaftaran, ibu Leon sudah berdiskusi dengan kami. Jadi, Leon bawa bekal sendiri setiap hari.""Selama ini memang begitu, tapi hari ini..."Yohan mengangguk. Dia menatap rapat yang terhenti sementara, lalu tanpa berpikir panjang berkata, "Kalau begitu, telepon saja ibu Leon. Aku sedang sibuk sekarang."Guru itu terdiam sebentar, lalu akhirnya bicara pelan, "Kami sudah menelepon, tapi ibu Leon bilang kalian sudah bercerai. Urusan Leon sekarang sepenuhnya jadi tanggung jawab Bapak."Yohan terdiam sejenak, lalu bertanya dengan nada tidak percaya, "Dia benar-benar bilang begitu?"Sebelum guru itu sempat menjawab, Leon sudah menangis sambil berteriak, "Ayah, ibu nggak mau sama aku lagi! Ibu beneran nggak peduli sama aku lagi!"Yohan memejamkan mata. Baru kali ini dia benar-benar

  • Saat Cerai Bukan Lagi Sekadar Kata   Bab 7

    "Ada apa cari Om?"Anak kecil itu mengusap pipinya, lalu berkata dengan malu-malu, "Tadi malam Tante Sania ngasih aku mainan edisi terbatas. Kata ibuku, itu mahal sekali. Jadi aku harus ngucapin terima kasih langsung.""Tante Sania ada di rumah nggak, ya?"Dia berkedip polos sambil bertanya dengan wajah lugu.Senyum di wajah Yohan langsung menegang."Mainan yang dikasih semalam?"Anak itu mengangguk cepat."Ya, bungkusnya cantik banget. Tante Sania bilang mainan itu sebenarnya mau dikasih ke seseorang.""Tapi, orang yang mau dikasih itu kayaknya nggak suka, jadi dikasih ke aku saja.""Siapa bilang aku nggak suka!" Leon berteriak keras."Itu hadiah ulang tahun dari ibu buat aku! Kamu nggak boleh ambil!"Setelah berkata begitu, dia langsung menarik mainan itu dari tangan anak tetangga dan melemparkannya ke tanah."Ibuku nggak bakal suka bunga dari kamu!"Mata Yohan membesar, dia cepat-cepat menarik tangan Leon."Kamu ngapain!"Anak tetangga itu terkejut, bibirnya bergetar dan hampir mena

  • Saat Cerai Bukan Lagi Sekadar Kata   Bab 6

    Aku tidak perlu melihat, aku sudah tahu.Itu surat cerai ke-99 yang Yohan lemparkan padaku.Sebenarnya, isi surat ke-99 itu hampir sama dengan yang pertama.Satu-satunya perbedaan mungkin hanya tanggalnya.Tapi, kali ini berbeda.Bagian yang dulu selalu kosong untuk nama pengaju, sekarang sudah terisi nama.[Sania Sahid.]Brak!Pandangan Yohan berkunang, tubuhnya menabrak tong sampah.Leon terkejut. Dia segera memegang lengan baju Yohan untuk menahan.Aku menatapnya sekilas, lalu pergi sambil membawa koper.Leon ingin mengejarku, tapi tidak bisa melepaskan pegangan pada Yohan.Dia menangis ketakutan tanpa henti."Ayah, Ayah nggak apa-apa, 'kan?"Yohan baru sadar dari lamunan, tangannya yang memegang surat cerai itu sedikit gemetar."Nggak apa-apa."Leon menghela napas lega, kemudian teringat dokumen itu dan cepat bertanya lagi, "Ayah, surat cerai apaan? Kenapa ibu mau cerai sama Ayah?"Dia menatap Yohan dengan panik, matanya memerah sambil melihat ke arah kepergianku.Untuk pertama kal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status