Share

Bab 98

Author: Abimana
Di bawah tekanan kuat dari semua orang, Raditya hanya bisa menundukkan kepalanya, meminta maaf kepada Arjuna, kemudian ....

"Guk, guk, guk!"

"Mirip sekali!"

"Hahaha! Kurasa Raditya mungkin memang seekor anjing di kehidupan sebelumnya."

Ketika Arjuna membawa iga pulang, dia mendengar suara tiruan anjing menggonggong dan suara tawa di belakangnya.

Di tengah kerumunan yang tertawa, Raditya melihat punggung Arjuna dengan tatapan tajam.

Kamu tunggu saja, Arjuna!'

...

Daisha tidak tahu cara memasak iga, jadi Arjuna yang menjadi koki untuk malam ini.

Aroma yang menggugah selera terus tercium dari dapur.

Daisha mencium aroma harum sambil menatap Arjuna yang sedang sibuk di depan kompor. Rasa bahagia muncul di hatinya.

"Kak Arjuna!"

Hari ini Arjuna mengundang keluarga Arkana untuk makan bersama. Begitu mereka tiba di rumah Arjuna, Naya bergegas ke dapur karena mencium aroma makanan lezat. Dia bertanya apa yang sedang Arjuna masak.

Melati menggelengkan kepalanya. "Gadis ini makin tidak terkendal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kur Ai
apakah sudah selesai
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 99

    Arjuna tidak mengantar pada hari pertama, jadi dia pikir Arjuna akan mengantarkannya pada hari kedua.Alhasil, pada hari ketiga, keempat, kelima, Arjuna tak kunjung datang.Sebelumnya di rumah Shaka, dia mengatakan Arjuna tidak berguna. Sekarang seingin apa pun, Oki tak bisa menurunkan harga dirinya untuk pergi meminta."Aku cerewet? Memangnya mendidik cucu seperti itu salahku?"Ranjani menjadi lebih marah."Kenapa bukan salahmu? Dulu aku menyuruhmu untuk jangan terlalu jahat padanya.""Jahat? Aku?"Ranjani dan Oki berdebat tanpa henti....Setelah makan malam, Arkana dan keluarganya kembali ke rumah. Disa dan Daisha berada di dapur, bergumam untuk waktu yang lama, tidak kunjung keluar.Wanita banyak bicara, tetapi Arjuna tidak peduli. Dia mengatakan sesuatu kepada dua saudara perempuan di dapur, lalu keluar.Magano bilang, dia menemukan sebuah danau baru dan meminta Arjuna untuk pergi melihat apakah kualitas ikan di danau itu bagus.Ketika Arjuna pulang, rumah sudah sepi. Kedua istrin

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 100

    "Tuan ...."Suara menawan dan malas keluar dari bibir merah muda Daisha, tangan halusnya tiba-tiba melingkari leher Arjuna.Hampir tidak ada jarak di antara mereka.Arjuna dapat dengan jelas merasakan lekuk tubuh Daisha.Jakunnya naik turun, tatapannya menggelap.Dia menghentikan tangan Daisha yang hendak menyentuhnya secara asal, kemudian menggendong Daisha ke tempat tidur. "Jangan bergerak, aku akan menggendongmu."Begitu Daisha diletakkan di atas tempat perapian, tangannya kembali melingkari leher Arjuna.Tarik ini menyibak sebagian dalaman Daisha.Arjuna merasakan darah panas mengalir deras ke kepalanya. Dia mengangkat dagu Daisha, lalu berkata dengan suara serak. "Daisha, apakah kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?"Daisha tersipu, tatapannya yang mabuk melengkung malu. "Aku tahu, Kak Disa bilang, aku harus memberi Tuan anak."Ternyata kedua gadis itu berbisik-bisik hari ini dan pergi minum-minum karena masalah ini.Arjuna melepaskan Daisha, lalu berbaring di sampingnya. Dia me

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 101

    Tidak apa-apa jika orang-orang itu meminta Arjuna untuk menerima wanita lain, tetapi kedua istrinya juga berharap demikian."Apakah kalian tidak cemburu?" Arjuna memelotot marah pada dua wanita yang ada di belakangnya."Cemburu?" Disa dan Daisha saling melirik, lalu menutupi wajah mereka dan tertawa. "Tuan, entah kamu tidak mengingat atau hanya mencoba menghibur kami. Wanita mana yang akan cemburu pada hal seperti ini? Siapa pun ingin tuannya menambahkan beberapa saudari untuk mereka."Arjuna tampak bingung. Apakah dia melupakan kebiasaan sepenting ini?Setelah memahami, Arjuna akhirnya mengerti mengapa kedua saudari ini ingin dia menikahi lebih banyak istri.Bagi pria Kerajaan Bratajaya, makin banyak istri yang dia miliki, maka makin hebat dia. Terutama pada saat situasi yang kurang baik ini.Oleh karena itu, di Kerajaan Bratajaya, jumlah istri yang dimiliki seorang pria telah menjadi label untuk mengukur apakah seorang pria hebat atau tidak.Misalnya, jika Arjuna menikahi lima atau e

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 102

    Ada tiga baris gadis berbaris rapi. Jumlahnya tidak kurang dari dua puluh orang.Dilihat sekilas, meskipun mereka semua kurus dan mengenakan pakaian linen kasar, mereka masih muda, segar dan cantik.Walaupun Kerajaan Bratajaya adalah negara miskin, harus diakui bahwa gadis-gadis di tempat ini cantik-cantik.Sejak tiba di kerajaan ini, Arjuna belum pernah melihat wanita jelek.Menghadapi wajah-wajah muda dan tatapan-tatapan yang penuh semangat, Arjuna tidak tahu harus bagaimana memilih.Aish ... sudahlah.Arjuna berencana memilih dua atau tiga gadis secara acak.Setiap kali Arjuna melewati seorang gadis, gadis yang tidak terpilih itu akan menangis.Arjuna tidak tega sehingga dia berbalik untuk memilih, tetapi gantian gadis di depannya yang menangis.Pada awalnya, mereka hanya terisak pelan. Namun, karena banyak orang yang terisak, mereka pun langsung menangis dengan keras.Seketika, halaman rumah Arjuna dipenuhi tangisan.Arjuna benar-benar pusing. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 103

    "Tante, aku tidak bisa menerimanya sebagai istriku. Aku ...."Ketika wanita itu mendengar Arjuna mengatakan tidak akan menerima, dia langsung tak ingin mendengar lagi."Meskipun putri kedelapanku kurus, dia memiliki bokong yang besar, pasti bisa melahirkan anak laki-laki." Sambil berbicara, wanita itu mulai menanggalkan pakaian putrinya.Bukan hanya pakaian luar, pakaian dalamnya pun akan dilepas.Dengan kondisi keluarga mereka, kalau Arjuna tidak memilihnya, sekalipun gadis itu cukup beruntung untuk mendapat suami pada musim semi tahun depan, dia pasti akan diceraikan oleh suaminya dengan alasan apa pun."Hei, jangan begini." Arjuna buru-buru menghentikan wanita tua itu. Jika seorang gadis yang belum menikah melepas pakaian dalamnya di depan umum, maka reputasinya akan tercoreng."Kalau begitu, apakah kamu sudah mau menerima Putri Delapan-ku, Arjuna?" Wajah wanita itu tampak penuh harap."Baiklah, aku terima ...."Sebelum Arjuna menyelesaikan perkataannya, beberapa wanita menarik putr

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 104

    Tidak seorang pun yang percaya dengan kata-kata Arjuna.Meskipun penghasilan Arjuna besar, menafkahi lima puluh orang lebih terasa mustahil.Tadi Arjuna bicara baik-baik, keluarga gadis-gadis itu tidak mau memakaikan kembali pakaian anak mereka.Sekarang Arjuna tidak lagi membujuk, mereka malah dengan cepat memakaikan pakaian putri mereka, kemudian membawa putri mereka keluar.Dari orang dewasa hingga anak gadis, semuanya merasa patah semangat.Raditya membawa sekelompok orang untuk melontarkan komentar-komentar sinis di luar rumah Arjuna.Ada yang mengatakan bahwa Arjuna pelit.Ada pula yang mengatakan bahwa Arjuna hanya ingin memamerkan kekayaannya, sebenarnya dia tidak mempunyai uang.Bahkan ada yang mengatakan bahwa Arjuna tidak mampu sebagai pria sehingga dia tak berani menikahi banyak istri.Pernyataan-pernyataan sarkastik makin banyak dan makin kasar.Setelah mengejek Arjuna, mereka mulai menertawakan orang-orang yang membawa anak perempuan mereka ke rumah Arjuna."Hei, apakah k

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 105

    Wanita tadi berlari ke depan Arjuna, lalu dia berlutut."Arjuna, tadi kamu bilang akan menerima semua gadis ini. Kamu tidak boleh menarik kembali kata-katamu.""Tidak akan. Selama mereka bersedia tinggal, aku akan menerima mereka semua," ujar Arjuna sembari memberi isyarat kepada Disa untuk memapah wanita itu berdiri.Wanita itu menolak untuk berdiri. "Arjuna, aku tahu kamu adalah orang baik, tapi kata-kata saja tidak cukup."Arjuna menoleh, kemudian berkata kepada Daisha, "Daisha, pergi ambil kertas, tinta dan kuas."Meskipun Daisha tidak mengerti apa tujuan Arjuna, dia segera mengiakan, lalu melakukan apa yang diminta Arjuna."Bu." Arjuna menunjuk Daisha yang datang membawa kertas, tinta dan kuas. "Ini istriku. Aku memintanya untuk menulis surat jaminan. Dia akan menulis nama putrimu dan membuat dua salinan. Kita masing-masing mendapat satu lembar. Kamu sudah bisa tenang, 'kan?""Oh, menantuku!" Wanita itu segera mengubah cara panggilnya. Dia menarik putrinya, bersujud kepada Arjuna,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 106

    Sekelompok orang itu membawa putri mereka pergi memotong rumput."Jangan, jangan, jangan!" Arjuna yang sudah tersadar, buru-buru menghentikan mereka. "Mereka tidak tinggal di sini.""Tempat ini memang tidak cukup besar. Menantuku, bagian mana dari rumahmu yang lebih besar? Kami akan membangun rumah jerami di sana.""Bukan!" Arjuna menjelaskan, "Tadi aku sudah bilang akan membiarkan mereka bertahan hidup. Tapi mereka tidak perlu menikah denganku, tidak perlu tinggal bersamaku."Keluarga gadis-gadis itu saling memandang. Tidak ada satu pun yang mengerti apa yang dimaksud Arjuna."Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kamu menikahi mereka, tapi tidak tinggal bersama mereka?" teriak Raditya.Keluarga gadis-gadis itu penuh dengan keraguan. "Menantuku, kalau kamu tidak mengizinkan mereka tinggal di Desa Embun, di mana mereka akan tinggal?""Semuanya, bawa pulang anak kalian dulu." Arjuna mengangkat tangannya. "Beri aku waktu lima hari untuk mencari tempat tinggal yang bagus untuk anak-anak k

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 518

    Daisha yang ada di atas kasur makin melemah.Disa dan yang lainnya telah tertunda di luar begitu lama hingga ketuban Daisha pecah, sudah terlambat untuk menunggu bidan datang."Daisha, ayo."Arjuna menggendong Daisha, kemudian berjalan keluar.Terjadi kekacauan di luar gerbang kediaman Arjuna.Orang-orang mengepung rumah Arjuna dalam tiga lapisan. Disa dan Tamael yang ingin bergegas keluar, terhimpit oleh orang-orang yang menghalangi pintu. Disa bahkan tidak bisa mencabut anak panahnya.Karena orang-orang itu mendesak begitu erat hingga tidak ada ruang sama sekali.Mois mengirim banyak petugas pemerintah ke tempat, tetapi tidak peduli berapa jumlah mereka, mereka kalah banyak dari rakyat. Mereka terkepung dan tidak bisa bergerak sama sekali.Terdengar suara-suara pertengkaran, teriakan dan makian. Semuanya bercampur jadi satu."Ah!"Daisha sudah merasa sangat tidak nyaman, suara-suara itu membuatnya frustrasi.Dia berteriak sambil menutup telinganya.Akan tetapi, berteriak membuatnya l

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 517

    "Astaga!""Dik Daisha!""Kak Daisha!"Disa dan Dinda bergegas masuk.Ayumi berusaha untuk membuka matanya yang tertutup.Pandangannya kabur."Tuan, maaf. Ayumi salah, Ayumi gagal melindungi Nyonya."Ayumi tidak hanya mengalami luka pada kedua matanya, tetapi punggungnya juga penuh luka.Darah mengalir di punggungnya, bercampur dengan Daisha."Siapa yang melakukannya? Siapa yang menyakiti Daisha dan anakku? Siapa yang melakukannya?!"Pada saat ini, Arjuna seperti singa yang mengamuk, api di matanya saja sudah cukup untuk membakar orang."Tuan, Nyonya Daisha tidak terluka, dia hanya terkejut. Dia akan segera melahirkan. Cepat ... kalau terlambat ...."Ayumi memuntahkan seteguk darah, jatuh ke lantai, kemudian kehilangan kesadaran sepenuhnya."Ayumi, Ayumi! Cepat, Disa, pergi cari tabib dan bidan!""Aku akan mencari tabib. Disa, kamu cari bidan saja," ucap Tamael."Oke!"Disa dan Tamael bergegas pergi.Arjuna menggendong Daisha. Pada saat yang sama, dia memberi instruksi dan mengajari Daf

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 516

    Orang-orang di luar yang menggedor-gedor pintu berhamburan masuk, berkerumun. Suara jeritan kesakitan terus terdengar.Arjuna melangkah mundur begitu pintu terbuka. Dengan tangan di belakang punggungnya, dia melihat segalanya dengan tenang.Lebih dari sepuluh menit kemudian, kerumunan yang padat akhirnya terpisah. Beberapa orang yang terjatuh terluka parah. Keluarga mereka menggendongnya keluar sambil menangis."Arjuna, sialan kamu!""Kamu pasti sengaja!"Orang-orang itu mengalihkan kemarahan mereka kepada Arjuna.Arjuna merentangkan tangannya sambil berkata dengan polos. "Kalian yang mendobrak pintuku, menyuruhku keluar. Aku membuka pintu dan keluar sesuai perintah kalian. Kenapa dibilang aku sengaja?""..."Semua orang terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan Arjuna.Hal ini memang benar adanya.Mereka tidak pernah menyangka bahwa Arjuna akan membuka pintu sendiri. Kebanyakan orang akan berpikir untuk melarikan diri ketika mendengar kejadian seperti ini.Mereka tadi mendengar Tam

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 515

    "Dasar bodoh."Arjuna mencolek hidung Daisha pelan. "Orang-orang itu tidak senang melihat kita punya anak, jadi mereka berkata begitu. Kamu malah memercayainya.""Tapi ...." Daisha masih tampak khawatir."Aku pernah melihat banyak orang hamil, tidak ada yang sebesar perutku. Selain itu ...."Melihat mata Daisha yang memerah, Arjuna merasakan sedih. Tanpa berpikir panjang, dia memegang wajah Daisha, kemudian mencium bibirnya.Emosi sensitif Daisha yang sedang hamil ditenangkan oleh Arjuna, ditelan di antara bibir dan giginya.Setelah beberapa saat.Arjuna dengan lembut membelai perut Daisha. "Tenanglah, jangan berpikir terlalu banyak. Ada lebih dari satu bayi di dalam perutmu, jadi tentu saja perutmu lebih besar daripada yang lain.""Benarkah?"Mata Daisha yang besar dan bagaikan bintang berbinar, bulu matanya berkedip-kedip.Hati Arjuna hampir meleleh saat melihatnya, dia mencium perut Daisha."Sungguh.""Kalau begitu ...." Daisha menatap perutnya dengan tatapan penuh kasih sayang khas

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 514

    Malam itu, Bayu dan Irwan keluar dengan gembira menggunakan kereta.Begitu Bayu dan Irwan pergi, Ayumi masuk ke ruang kerja Arjuna."Tuan, seperti dugaanmu, Bayu mereka sudah keluar, ada tiga kereta."Arjuna berhenti menulis sejenak. "Oke, ikuti mereka.""Baik!" Ayumi menerima perintah itu, lalu pergi."Tunggu." Arjuna memanggil Ayumi. "Setelah meninggalkan kota, kurasa tiga kereta mereka akan berpisah. Jangan ikuti kereta mana pun, langsung pergi ke Gunung Kelana saja.""Tuan, apakah kamu curiga bahwa perjalanan mereka adalah ke Kuil Dewi?""Kemungkinan besar seperti itu."Hari itu di Kuil Dewi, Arjuna curiga bahwa keluarga Irwan memiliki hubungan dengan Kuil Dewi....Di kuil dewi."Konyol, benar-benar konyol!"Mendengarkan pernyataan Bayu, Sena terus menggelengkan kepalanya, dengan ekspresi jijik di wajahnya yang kelihatannya tenang.Ingin berdebat denganku? Kamu masih terlalu kecil.'"Pertapa, masalah ini sudah jelas sekarang. Kamu sudah boleh mengambil tindakan. Jangan berbelas ka

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 513

    "Daisha sudah hamil, kenapa aku belum? Bukankah orang-orang mengatakan bahwa aku memiliki bokong besar, dapat melahirkan dengan mudah? Bohong, mereka semua pembohong, kamu juga pembohong!"Arjuna pernah memuji Disa memiliki tubuh yang kuat, mudah untuk memiliki anak.Sebelumnya, ketika Disa mengusir kedua adiknya dari kereta dan melewati malam pernikahan dengan Arjuna di dalam kereta, dia merasa sangat percaya diri, merasa perutnya akan segera ada isi.Akan tetapi, Daisha yang tubuhnya lebih lemah darinya sudah hamil, sedangkan dirinya belum.Mental Disa yang kuat benar-benar terpukul.Melihat wanita yang bersandar dalam pelukannya, Arjuna tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis."Tuan, apakah tubuhku bagus adalah palsu? Apakah aku tidak bisa melahirkan anak?"Disa lebih besar dari Daisha, tidak hanya dari segi tubuh dan usia.Misalnya, pantat.Misal ....Kedua puncak gunung yang menempel di dada Arjuna.Jakun Arjuna naik turun, dia menundukkan kepalanya lalu berbisik di samp

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 512

    Arjuna tidak hanya membagikan permen di depan rumahnya, dia juga meminta Disa dan Ayumi untuk membawa beberapa permen ke pabrik ikan dan berbagai toko. Bahkan di Desa Embun, Arjuna meminta Magano dan Ravin yang datang mengantarkan ikan untuk membawa pulang permen.Kecuali Shaka dan keluarga Bayu, semua orang yang menerima permen dari Arjuna merasa senang.Magano dan Ravin lebih senang dari Arjuna. Mereka tidak hanya memberi tahu semua orang di desa, tetapi juga memberi tahu siapa pun yang mereka temui bahwa Daisha sudah hamil.Orang-orang itu selalu menertawakan Arjuna sebelumnya, mereka sudah menahannya untuk waktu yang lama.Arjuna meminta Dafodil untuk menyiapkan beberapa meja untuk merayakannya di rumah. Tamael datang bersama istri-istrinya, Arkana juga datang bersama keluarganya dari Desa Embun. Arjuna mengumumkan bahwa para pembantu tidak perlu mematuhi etika hari ini, mereka semua boleh makan bersama mereka di meja makan.Setelah makan malam, banyak orang datang ke kamar Daisha

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 511

    Terutama pada zaman dahulu, ketika perawatan medis masih terbelakang.Orang yang percaya takhayul akan berpikir jika mereka memberi tahu kehamilan pada tiga bulan pertama, hal itu mungkin akan membuat marah Dewa Kelahiran, sang dewa akan mengambil kembali anak itu.Irwan mencibir, "Dia sudah lama menantikannya, akhirnya istrinya hamil, bisa membuktikan bahwa dia tidak mandul. Dia pasti langsung mengumumkannya. Tunggu saja. Daisha begitu lemah, dia pasti tidak bisa mempertahankan bayinya.""Kita tunggu saja lelucon dari mereka .... Tunggu!" Ibunya Irwan terdiam sejenak. "Tubuh Daisha lemah dan baru saja hamil. Sekalipun Arjuna tidak mengerti bahwa membuat kehebohan besar pada tiga bulan pertama kehamilan akan membuat marah para dewa, pembantunya seharusnya mengerti.""Ibu." Irwan mengangkat alisnya. "Kata-kata Ibu membuatku juga merasa aneh. Lebih dari 20 hari yang lalu, Arjuna bertaruh dengan Begawan Sena dari Kuil Dewi. Sekarang istrinya hamil. Sebelumnya istri-istrinya tidak hamil. I

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 510

    Irwan merasa senang atas penderitaan orang lain. "Akhir-akhir ini, Arjuna selalu menyuruh istri-istrinya makan makanan aneh. Sekarang perut mereka pasti bermasalah."Pelayan itu menggelengkan kepalanya berulang kali. "Tuan, sepertinya bukan perut bermasalah. Aku juga mendengar pembantu mengatakan bahwa wanita itu belum menstruasi, dia mungkin hamil.""Apa?"Irwan tiba-tiba duduk tegak. Selir yang telungkup di atasnya terlempar ke lantai. Selir itu menjerit kesakitan, kemudian ditendang dengan kesal oleh Irwan."Apakah kamu yakin kamu mendengarnya dengan benar?""Ya, Tuan. Aku tahu masalah ini serius, jadi aku mendengarkan dengan saksama," ucap pelayan itu dengan yakin."Cari tahu lagi, cari ... tunggu." Khawatir kalau satu pelayan tidak bisa mendengar dengan jelas, Irwan pun memanggil beberapa pelayan untuk pergi bersama.Kediaman Arjuna.Di kamar utama.Daisha duduk di kasur, melemparkan dirinya ke dalam pelukan Arjuna, lalu menangis sekeras-kerasnya tanpa memedulikan citranya.Ekspre

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status