Bukit Gunung HunianDi puncak bukit itu, seorang pemuda yang terbaring tertidur pulas mulai membuka matanya.Pemuda yang tak lain adalah Arya kaget saat dia melihat kini dia tidur hanya beratapkan langit dan beralaskan bumi."Kenapa aku jadi tidur di puncak bukit ini? Ke mana istana itu?" tanya Arya bingung.Arya berdiri, dan dia melihat Pedang Urat Petir tergeletak di tanah. Arya langsung menjumput pedang miliknya dan dilemparkan ke udara.Jledaaarrrrrrr!Satu lesatan petir datang dan mengambil Pedang Urat Petir ke ruang hampa.Arya juga melihat ada satu tumbuhan Akar Dewa yang tergeletak di bukit itu, dan itu juga Arya jumput, serta dimasukkan ke dalam cincin giok besi."Apakah aku sekarang sudah kembali memiliki tenaga dalam?" gumam Arya.Haaaaaaaaaaa!Arya mengeluarkan tenaga dalam, dan betapa kagetnya Arya saat merasakan tenaga dalam yang dia miliki meningkat dengan sangat drastis."Inilah tingkat pendekar legenda perunggu?" gumam Arya.Selain merasakan tingkat kependekaran yang
Semua orang yang ada di Kota Widur langsung memberikan jalan bagi seluruh rombongan berkuda dari Sekte Naga Hitam yang datang dengan jumlah sangat besar."Selamat datang, Ketua Chu Cai! Kami semua sudah menunggu kedatangan Ketua!" kata anak buah Ketua Chu Cai, yang merupakan anggota sekte wilayah Kota Widur."Hahahaha! Aku pikir kau tidak akan memberikan penyambutan pada kami, Ketua Run Ye!" kata Ketua Chu Cai, tersanjung dengan sambutan anak buahnya itu."Tidak mungkin kami tidak menyambut Ketua Besar, apalagi Tuan Muda juga ikut dalam rombongan ini. Sudah pasti kami akan ikut," kata Ketua Run Ye dengan wajah menunduk.Ketua Run Ye, Ketua Sekte Naga Hitam wilayah Kota Widur, langsung memberikan jalan bagi seluruh anggota sekte yang datang bersama Ketua Chu Cai.Dalam waktu singkat, terjadi kesibukan di dalam bangunan Sekte Naga Hitam wilayah Kota Widur."Mari, Ketua! Aku sudah siapkan ruangan pribadi untuk Ketua," kata Ketua Run Ye, mencoba mengambil muka pada Ketua Chu Cai."Bagus!
Pada hari keenam, Arya merasakan ada sesuatu yang terasa hangat menjalar di tubuhnya, dan Arya yakini jika itu adalah tenaga dalam yang ia miliki."Ini adalah tenaga dalam. Aku tidak mungkin salah, ini tenaga dalamku," kata Arya bersemangat.Arya mencoba merasakan lagi rasa hangat itu, tapi itu belum bisa ia kendalikan. Energi itu berjalan terus di dalam tubuh Arya, mengisi semua aliran dan jaringan dalam dirinya.Wajah Arya semakin terlihat penuh harapan, dan itu jelas karena ia sudah membayangkan akan seperti Pendekar Api Abadi, memiliki kemampuan yang tinggi."Besok! Mungkin besok aku akan segera tinggalkan tempat ini," kata Arya berbicara sendiri.Pada malam itu, Arya sedikit pun tidak memincingkan matanya, menunggu kembalinya tenaga dalam yang dimilikinya. Tapi entah apa yang terjadi, matanya menjadi sangat mengantuk, dan tanpa sadar Arya pun tertidur lelap dalam mimpinya.Saat Arya tidur, Iblis Angin mendatanginya dan berdiri tepat di hadapan pemuda itu."Hanya menunggu beberapa
Sudah dua hari Arya terbaring tak berdaya di bukit Gunung Hunian, dan itu memang membuat Arya banyak berpikir tentang semua tujuan hidup yang dia jalani selama ini."Aku... masihkah harus kembali ke Negeri Pulau Ular? Aku harus kembalikan semua ingatan tentang masa laluku," gumam Arya.Meski Arya tidak katakan, tapi pada hakikatnya dia merindukan kampung halaman, merindukan negeri yang menjadi titik awal dirinya menjadi seorang pendekar yang kuat seperti sekarang ini."Bayangan perempuan itu sampai sekarang masih terus bermain di kepalaku. Meskipun aku sudah coba membuang, tapi bayangan itu terus ada. Siapa dia sesungguhnya?" gumam Arya.Selain bayangan perempuan itu, masih ada bayangan-bayangan lain yang datang mengganggu pikiran dan tidur Arya, seperti bayangan sebuah kerajaan yang besar. Tapi Arya tidak tahu siapa mereka itu.Namun meskipun begitu, Arya tahu bahwa dirinya adalah putra mahkota dari sebuah kerajaan. Dan bangunan yang mirip kerajaan itu diyakini Arya sebagai tempat as
Jledaaarrrrrrr!Petir yang keras menyambar tubuh Arya, dan kini Arya dalam mode tubuh dalam legenda, tubuh petir.Tapi, melihat Arya berada pada mode tubuh petir, itu tidak sedikitpun membuat lelaki itu waspada. Malah dia tetap terlihat tenang tanpa sedikit pun menunjukkan rasa takut pada Arya.Arya mengangkat tangannya ke udara."Pedang Urat Petir!"Whusssssssss!Pedang pusaka yang memiliki pamor mengerikan berwarna kuning emas turun dan kini ada di genggaman tangan Arya."Tubuh petir, tubuh legenda yang hebat. Tapi sayang, dia tidak memiliki kekuatan besar untuk menyempurnakan tubuh petir itu," kata lelaki tua itu."Sama seperti pendahulunya," ucapnya lagi."Kau sudah siap, orang tua?" tanya Arya."Hahahahaha! Dari tadi aku sudah siap. Aku sudah menunggu serangan dari tubuh petir sejak tadi," kata lelaki tua itu.Hiatttttt!!Hawa panas langsung terasa saat Arya menyerang dengan kecepatan tinggi. Tapi kembali, lelaki tua itu tidak memberikan perlawanan kecuali hanya menghindari setia
Saat mata Arya kesana-kemari mencari kebenaran akar dewa, matanya malah melihat sesosok tubuh sedang duduk bersemedi di satu sisi dari bukit Gunung Hunian itu."Apakah dia manusia? Atau hanya sosok yang menjelma jadi manusia?" gumam Arya.Arya terus menatap ke arah sosok itu, dan penasaran dengan sosok asli dari yang terlihat dari kejauhan itu.Huppppp!Arya melompat dan memutuskan untuk melihat langsung sosok itu. Dan dalam beberapa lompatan saja, Arya sudah berada di hadapan orang yang bersemedi itu.Arya diam, dan memandangi orang itu dengan tatapan yang tajam. Sosok yang di hadapan Arya saat ini adalah seonggok tubuh berdaging manusia.Arya tidak berani untuk bicara ataupun mengganggu semedi orang itu, dan Arya bersemangat saat melihat ada tumbuhan yang mirip akar dewa di belakang tubuh lelaki tua itu."Ada di sini, ternyata memang di sini. Aku tidak sia-sia datang ke bukit Gunung Hunian ini," kata Arya bicara sendiri.Tapi, tidak ada jalan menuju letak akar dewa itu selain memind