Share

MERASA KOTOR

Satu jam sudah Anes berada di kamar mandi. Membiarkan air shower menimpa kepala dan seluruh tubuhnya yang masih memakai baju lengkap. Dia ingin membersihkan tubuh yang terasa kotor dari jejak-jejak laki-laki tak dikenal yang telah menyentuh paksa dirinya.

Walau kulitnya sudah memutih dan keriput, dia membiarkan saja air shower itu menimpanya. Bahkan jika sampai mati kedinginan pun, dia tidak peduli.

Tangis tanpa suara, pecah sejak tadi. Air matanya terus mengalir bersama air dari shower.

Sesekali tangannya mengepal. Menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak. Kejadian yang baru saja dialaminya, betul-betul tidak diduganya.

Sesekali dia berteriak dengan tubuh bergetar. Ingin meluapkan rasa sakit yang ada.

“Kenapa semua ini harus terjadi padaku! Kenapa aku bertemu dengan iblis berkedok manusia seperti dia?!!!” teriaknya di sela-sela gemercik air shower.

Bugh bugh!

Kembali Anes memukul dadanya yang terasa sesak.

Kebencian dan ketakutan sedang melingkupi hatinya. Manakala mengingat kejadian tadi malam. Sebagai puncak dari kemalangan yang dialaminya selama tiga hari empat malam. Di mana laki-laki itu memaksakan penyatuan kepadanya dengan kasar dan brutal. Bahkan tak memperdulikan kalau dirinya menangis kesakitan dan ketakutan saat mahkotanya direnggut dengan paksa.

***

Malam tadi di gubuk tua itu.

Masih terbayang di pikirannya. Saat Keandra berpacu di atas tubuhnya. memompa miliknya agar bisa masuk ke dalam milik Anes yang masih sempit. Tidak peduli dengan ringisan kesakitan dan air mata yang mengalir membasahi pipinya. Keandra terus memaksa. Padahal dirinya sudah benar-benar kesakitan yang tidak terhingga. Tapi laki-laki yang menurutnya jelmaan iblis berwajah tampan itu tidak mempedulikannya.

Hingga dalam kesakitannya dia akhirnya tidak sadarkan diri. Sudah tidak kuat lagi menerima perlakuan Keandra yang menyentuhnya dengan kasar.

Entah berapa lama dirinya pingsan. Hingga akhirnya dia terbangun dalam keadaan tak terikat sama sekali. Bahkan mulutnya juga tidak lagi memakai lakban.

"Siapa kamu? Apa hubungan kamu dengan perempuan jalang itu?" tanya Keandra saat pertama Anes membuka matanya. Suaranya terdengar dingin dan menusuk. Jangan lupakan tatapan elangnya yang tajam membuat siapapun yang melihatnya akan merasa ketakutan. Tak akan berani untuk membantah ucapan Keandra.

Namun tidak dengan Anes. Dia tidak menjawab. Selain karena tubuhnya yang terasa sakit semua. Kemarahan di hatinya juga semakin membuatnya tidak ingin menjawab pertanyaan Keandra.

Yang dilakukan Anes hanya diam dengan mata yang menyorot tajam. Membalas tatapan laki-laki di depannya dengan berani.

"Kenapa diam! Jawab! Siapa kamu sebenarnya?" bentak Keandra. Geram karena Anes tidak mau menjawab.

Namun Anes tetap diam. Matanya tetap menyorot tajam kepada Keandra. Seakan sedang memindai wajah tampan jelmaan iblis di depannya. Menyimpannya dalam memory ingatannya sebagai laki-laki terpejam yang akan dibencinya seumur hidup.

"Kenapa malah menatapku? Berani kamu melawanku!" teriak Keandra lagi. Kemudian berdiri dan membungkuk. meraih rahang Anes dan mencengkeramnya.

"Cepat bicara! Jika ti..."

Cuih!

Bentakan Keandra kali ini tidak sampai selesai. Sebab dengan beraninya Anes meludahi wajah Kendra. sehingga air Saliva Anes kini membasahi wajah tampannya.

"Bangsat! Berengsek!" umpat Kean. melepaskan tangannya dari rahang Anes. Lalu telapak tangan besar itu melayang menuju pipi mulus Anes.

Plak!

Suara tamparan keras mendarat di pipi Anes yang mulus. Wajah Anes sampai mendongak ke arah samping dengan bibir yang sobeo akibat tamparan itu. darah segar keluar dari bibir sobek itu.

Meski sakit. Meski terluka. Namun dengan tak sedikit pun teriak kesakitan keluar dari mulut Anes. Bahkan selesai tamparan itu, dengan cepat Anes kembali berpaling. Menatap lagi Keandra dengan tajam. Seolah menantang pria itu.

Keandra segera mengambil selimut yang menutupi tubuh Anes. Mengusapkan pada wajahnya yang penuh Saliva.

Selesai mengusap wajahnya, Keandra segera menutup kembali tubuh polos Anes.

"Tok tok!"

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamar.

Keandra segera melangkah ke arah pintu. Membuka pintu itu.

"Ada apa?" tanya Kean, bengis kepada seorang laki-laki bertubuh tegap. Yang tak lain adalah sopir merangkap asisten pribadinya.

"Maaf Tuan. Ini baju yang Anda pesan," jawab laki-laki tegap itu, mengangguk hormat. Memberikan sebuah paper bag berisi baju kepada Keandra.

"Ya sudah. Kamu tunggu di teras. Dan kamu panggil mereka yang telah menculik perempuan itu kemari," perintah Kean dengan suara menggema.

"Baik Tuan." Sopir sekaligus asisten pribadi itu akhirnya melangkah pergi meninggalkan kamar.

Keandra segera menutup kembali pintu kamar. Di tangannya sudah ada paper bag yang diberikan Aspri nya tadi. Dia berjalan kembali ke arah Anes.

Sesampainya di dekat ranjang,

Brugh!.

Keandra melempar paper bag itu ke tubuh Anes yang masih berbaring dengan mata yang tak henti-hentinya menatap Keandra dengan tajam.

"Pakai baju itu! Sebentar lagi anak buahku akan mengantarmu ke tempat di mana kamu diculik!"

Selesai berkata, Keandra berbalik. Kembali melangkah menuju pintu keluar. Namun sebelum dia menjangkau gagang pintu, Keandra berhenti. Tanpa menoleh sedikitpun, laki-laki itu berkata kepada Anes,

"Tidak usah menatapku terus! Cepat pakai bajumu! Jika tidak, Aku akan terus mengurngmu di sini. Dan akan kusuruh anak buahku mengulang perbuatanku tadi," ancam Kean. selesai mengancam, dia baru membuka pintu. Segera keluar dari kamar.

Mendengar ancam Kean. Anes segera berusaha bangkit. walau dengan susah payah. Sebab tubuhnya semakin terasa sakit.

Apalagi saat dia menggerakkan kakinya, Anes semakin meringis. merasakan sakit di kakinya yang luka. juga merasakan sakit di area intinya.

Tapi walau sakit. Anes terus memaksa Turin dari ranjang. Berdiri dan meraih paper bag yang diberokan Keandra. Lalu dengan langkah tertatih, dia berjalan ke arah kamar mandi. Berniat ingin membersihkan tubuhnya. Terutama di area intinya.

"Aku harus segera membersihkan tubuhku dan memakai baju ini. Aku tidak mau iblis itu melaksanakan ancamannya," gumam Anes. bergegas ke kamar mandi.

Tapi ternyata kamar mandi itu terlihat kotor. Bahkan air yang ada di bak mandi terlihat banyak lumut dan cacing. Membuat Anes bergidik jijik. Tidak jadi membersihkan tubuhnya. Dia bergegas memakai baju yang diberikan Kean tanpa membersihkan tubuhnya dulu.

Selesai memakai baju, Anes keluar dari kamar mandi. Tak lama datang kedua laki-laki yang waktu itu menculiknya. Dan laki-laki itu membawa Anes ke basement perusahaan tempat dimana dia diculik. Di sana mobilnya masih terparkir dengan utuh. Tanpa ada satupun yang mengusiknya.

***

Anes menghela nafas panjang. Lalu menghembuskannya dengan kasar.

“Kak Queena. Sebenarnya apa yang telah Kakak lakukan pada iblis itu! Benarkah Kakak telah merebut Kakak ipar dari istrinya!” Teriak Anes. Ingin menandingi suara gemericik air dari shower.

“Tahukah kamu Kak! Jika benar perbuatan Kakak seperti yang dikatakannya. Gara-gara perbuatan Kakak, aku yang jadi kena getahnya! Aku jadi manusia kotor Kak! Jadi manusia murahan! Aku sudah tidak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan lagu sebagai seorang wanita!” Anes terus berteriak. Menyalahkan kakaknya yang kini sedang berada di luar negeri.

Untung saja kamar di apartemennya sudah di desain kedap suara. Sehingga seberapa keras pun dia berteriak, tidak akan ada satu orang pun diluar sana yang akan mendengarnya.

Lelah berteriak menyalahkan kakaknya. Anes segera meraih loffa. Semacam spons jaring yang biasa digunakan untuk membersihkan tubuh saat mandi. Dibubuhinya loffa tersebut dengan sabun cair sebanyak-banyaknya. Agar busanya melimpah. Digosok-gosoknya dengan keras loffa yang sudah berbusa tersebut ke seluruh tubuhnya dengan kasar. Sambil terus meracau.

“Kotor! Tubuhku sangat kotor! Aku harus membersihkannya terus menerus sampai bersih.”

Anes terus menggosok seluruh tubuh itu. Hingga menimbulkan lecet di beberapa bagian tubuhnya. Terutama di bagian tubuh yang ada bercak merah keunguannya. Tanda cinta yang Keandra tinggalkan semalam.

Setelah lelah menggosok. Dan tangannya sudah benar-benar keriput karena terus berada di air. Juga merasakan perih di tubuh yang lecet. Anes baru menyelesaikan mandinya.

Selesai mandi, Anes meraih bathrobenya. Memakaikan ke tubuhnya. Kemudian keluar dari kamar mandi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status