Share

LARI DARI KEJARAN

Anes semakin panik. Dengan tubuh yang gemetar, Anes memalingkan wajahnya ke belakang.

“Mau ke mana kamu?”

Seorang laki-laki sedang menatap heran kepada Anes saat melihat wajah Anes yang panik dan pucat.

“Pak Azka? Syukurlah. Saya kira dia,” Jawab Anes, sedikit lega karena ternyata dia adalah Azka. Kepala bagian HRD.. Walaupun tak urung dia memperhatikan sekeliling. Takut Kean mengejarnya.

“Dia? Dia siapa?” Azka bingung dan penasaran.

Anes hendak menjawab. Namun dari arah kejauhan dia melihat sosok yang dibenci dan ditakuti sedang berjalan menuju ke arahnya dengan wajah dinginnya dan tatapan menusuknya. Dia adalah Keandra. Laki-laki yang tadi ditendang nya.

“Bukan siapa-siapa. Maaf Pak, saya pergi,” Pamit Anes. Tidak peduli dengan pertanyaan Azka. Buru-buru mengeluarkan kunci mobil dari tasnya yang kebetulan sudah ketemu.

Anes memasukkan kunci ke lubang yang ada di pintu mobil. Tangannya terlihat masih gemetar dengan wajah yang kembali pucat.

“Nes! Sebenarnya kamu mau ke mana? Kenapa wajahmu terlihat pucat begitu? Apa kamu sedang dikejar seseorang? Dia yang kamu maksud itu siapa?” Rentetan pertanyaan dilontarkan Azka. Tangannya sampai memegang tangan Anes.

“Le_lepaskan saya, Pak Azka! Saya mau pulang,” pinta Anes, semakin panik. Karena jarak Kean sudah semakin dekat dengan mereka. Mengibaskan tangan Azka dengan kasar hingga terlepas

Walau dengan panik, akhirnya Anes bisa membuka pintu mobil. Di bukanya pintu itu.

“Maaf, Pak. Saya benar-benar harus pergi,” pamit Anes. Segera masuk ke mobil. Membanting pintu mobil. Menyalakan mesinnya. Dan langsung kabur dari tempat itu. Tidak peduli dengan teriakan Azka yang memanggilnya.

“Nes! Anes! Tunggu! Kamu kenapa?”

Azka ingin mengejar mobil Anes. Namun itu tidak mungkin. Maka yang dilakukannya hanya berdiri memandang mobil Anes dengan tatapan bingung.

Tidak berapa lama mobil Anes menghilang pandangan. Kini Azka harus di hadapkan lagi dengan kebingungan lainnya yaitu saat melihat Keandra yang datang menuju mobilnya dengan tergesa-gesa.

Tadinya Azka ingin bertanya. Namun dia urungkan saat melihat aura dinginnya yang terpancar dari wajah Kean. Dua hanya memandang saja tanpa mau menyapa.

Seorang sopir keluar dari mobil Keandra. menyongsong kedatangan pemiliknya.

"Hendrik! Cepat masuk mobil! Kamu kejar mobil perempuan jalang yang baru saja pergi!" perintah Keandra sebelum sang sopir bicara.

“Baik Tuan," jawab sopir. Mengangguk mengerti. Segera membukakan pintu untuk bosnya. setelahnya dia berlari memutari mobil menuju pintu yang ada kemudinya. Kemudian dia masuk ke dalam. Mobil Rolls-Royce silver itu langsung melesat meninggalkan basement. Untuk menuju gerbang. Ingin mengikuti mobil Anes tadi.

Beruntung Anes tadi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Untung juga jalanan sedang sepi. Sehingga memudahkannya menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sementara mobil Keandra terpaksa berhenti dulu di gerbang. Sebab di saat bersamaan pula, ada mobil yang melintas di depan gerbang. Sehingga dengan terpaksa sopir menghentikan dulu laju mobilnya. Menunggu mobil tersebut lewat.

“Cepat! Jangan sampai kita kehilangan jejak dia!” teriak Kean, kesal.

Tak lama mobil di depan pintu berlalu. Sang sopir segera melajukan kembali mobilnya. Keluar dari pintu gerbang perusahaan ayahnya.

“Soal! Kita kehilangan jejak wanita sialan itu!” teriak Kean lagi. Saat dia sudah tidak mendapati mobil Anes. Ternyata tidak jauh dari gerbang perusahaan, ada jalan pertigaan. Kean yakin mobil Anes memilih salah satu jalur yang ada.

“Kita mau belok ka mana, Tuan?” tanya sopir. “Kiri atau kanan?”

“Kita cari saja dulu ke sebelah kanan. Setelah itu, baru sebelah kiri.”

Sopir mengangguk. Dia pun membelokkan mobilnya ke sebelah kanan. Mobil Rolls-Royce kembali melesat. Mencari target buruannya.

Namun sudah lumayan jauh, mereka belum juga melihat tanda-tanda adanya mobil Anes.

“Jadi bagaimana, Tuan? Apa kita kembali ke jalan tadi atau kita terus mengikuti jalan ini?” tanya sang sopir.

“Tidak perlu. Kita pulang saja ke kantorku. Biar nanti pengawal ku saja yang mencari keberadaan wanita itu,” jawab Kean, frustasi.

Akhirnya mobil Rolls-Royce milik Kean meneruskan perjalanannya menuju kantornya yang arah jalannya memang ke sana. Laki-laki itu menyudahi pengajarannya.

Lalu kemana sebenarnya Anes.

Saat baru keluar dari gerbang. Gadis itu memacu mobilnya. Di arah pertigaan, Anes juga belok ke kanan. Sama seperti jalur yang dipilih Kean tadi. Walaupun sebenarnya apartemennya tempat dia tinggal harusnya belok ke sebelah kiri.

Namun di tengah perjalanan. Anes membelokkan mobilnya ke salah satu gedung perusahaan yang tak jauh dari perusahaannya. Dia masukkan ke mobilnya ke basement perusahaan lain. Ikut berjejer dengan mobil-mobil lainnya.

Dengan jantung yang masih berdegup kencang akibat rasa takut yang di alaminya tadi, Anes mematikan mesin mobilnya. Kemudian beristirahat sambil menetralkan denyut jantungnya. Untuk sementara dia ingin bersembunyi dari kejaran laki-laki berengsek yang dia yakin pasti mengejar dirinya.

Anes masih terus bersembunyi di mobil. Hingga tiga jam berlalu. Dia baru berani keluar dari basement dan kembali ke jalan.

Walau jantungnya masih belum sepenuhnya normal, Anes cukup lega karena tidak menemukan mobil Keandra. Aneska pun pergi ke jalan tadi. Dan pulang ke apartemennya.

“Untung saja aku bisa lepas dari laki-laki berengsek itu,” gumamnya perlahan. Dia baru saja keluar dari mobilnya sehabis di Parkirkan. Kemudian berjalan menuju apartemennya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status