Share

AKIBAT ZAT AFRODISIAK

Di sebuah kelab malam.

Keandra memasuki ruangan VVIP kelab itu. Tempat dia biasa menghabiskan waktu senggangnya setelah seharian penuh berkutat dengan pekerjaannya. Sebelum dia pulang ke mansion mewahnya.

Kean duduk bersandar di kursi. Satu tangannya dia rentangkan di atas sandaran kursi di sisi tubuhnya dengan kepala yang mendongak ke atas. Sedangkan tangan lainnya sibuk melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya.

Keandra sedang merenung. Memikirkan perempuan yang kini sedang disekapnya yang dia yakini adalah selingkuhan ayahnya.

Tadinya Keandra merasa aneh. Sudah tiga hari dia menyekap wanita itu. Dan ini malam keempat, tapi ayahnya belum juga terdengar ribut mencari wanita itu.

Namun saat mendengar kabar kabar dari anak buah yang ditugaskan menyelidiki keadaan kantor Arsen, katanya sang ayah sedang pergi keluar negeri lima hari yang lalu. Itu artinya Arsen pergi dia hari sebelum Anes disekap.

“Sial!”

Terdengar umpatan dari mulut Keandra. Dia kesal dengan laporan yang diberikan anak buahnya itu. Rencananya jadi gagal untuk membuat Arsen marah dan mendatanginya untuk mencari selingkuhannya.

Wajah Keandra terlihat menyeramkan. Aura dingin langsung menyeruak di ruangan ber AC itu.

Di saat bersamaan, seorang pelayan laki-laki di kelab malam itu datang dengan sebuah nampan berisi satu botol Wine dan satu buah gelas.

Pelayan itu meletakkan nampan tersebut di atas meja. Kemudian dibukanya botol Wine tersebut. Dituangkan nya cairan merah itu ke dalam gelas hanya setengahnya.

“Silakan minumannya, Tuan,” ucap pelayan sambil membungkuk hormat.

Keandra diam. Hanya tangannya yang terangkat dan dikibaskan. Memberi isyarat agar pelayan itu cepat pergi dari tempat itu.

Pelayan itu pergi keluar setelah berpamitan dengan sopan. Kini tinggal Keandra yang duduk sendirian. Tidak ada wanita malam yang menemaninya. Sebab Keandra paling benci dengan yang namanya perempuan malam.

Keandra segera meraih gelas berisi Wine itu. Digoyang-goyangkannya gelas itu. Sehingga Wine di dalam gelas itu ikut bergoyang.

Setelah puas menggoyangkan gelas, Keandra meminum Wine tersebut dalam sekali tegukan. Kemudian dia diam kembali untuk merenung.

Tanpa Keandra sadari, seorang wanita berpenampilan seksi sedang berdiri di meja bartender. Di tangannya ada gelas berisi Wine.

“Bagaimana? Apa kau sudah mencampurkan obat itu ke dalam botol minumannya?” Tanya wanita berpakaian seksi itu.

“Tentu saja sudah, Nancy. Aku yakin tidak lama lagi dia akan kepanasan dan ingin melakukannya dengan seorang wanita. Saat itulah kamu masuk ke ruangannya,” jawab petugas bartender.

Keduanya tertawa jahat. Merasa yakin tujuan mereka akan berhasil.

Kembali ke ruangan Keandra. Baru saja pemuda itu melamun, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Setelah dilihat dari layar, ternyata anak buah Keandra dari  pun segera mengangkatnya.

“Apa! Dasar kalian bodoh!” teriak Keandra, marah setelah mendengar laporan anak buahnya. Dia bergegas memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Kemudian keluar dari ruangan VVIP tadi. Kemudian pergi keluar dari klub.

Keandra langsung memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Menuju vila miliknya yang ada di ujung kota. Amarahnya berkobar-kobar saat mendengar kabar kalau wanita yang disekapnya sudah kabur.

Di tengah jalan. Tiba-tiba Keandra merasakan ada sesuatu yang aneh dirasakan tubuhnya. Dia merasa tubuhnya panas yang tidak biasa.

“Damn! Sepertinya ada seseorang yang memasukkan obat yang mengandung zat afrodisiak di minuman ku. Tubuhku panas sekali,” Umpat Kean. Walau dirinya tidak meminum obat perangsang, tapi dia yakin kalau perasaan di tubuhnya saat ini adalah efek dari obat perangsang. Terbukti nafasnya yang mulai memburu akibat desakan-desakan hasrat yang mulai menderanya saat ini.

Kean memacu mobilnya lebih kencang lagi sambil menahan gejolak di tubuhnya.

Tidak berapa lama, Keandra sudah keluar dari jalan kota. Dia sedang berada di jalan menuju vila nya yang berada di tengah hutan.

Kean menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Berharap segera sampai di villa sebelum Anes benar-benar kabur.

Sebab yang dia takutkan Anes akan kabur ke hutan di belakang villa.

Saat Kean tengah memacu kendaraannya, tiba-tiba dia melihat seseorang sedang berdiri di tengah jalan sambil melambai-lambaikan tangannya.

Walau Kean sudah memencet klakson, orang itu tetap berada di jalan.

“Shit!”

Umpat Keandra. Segera menginjak rem sekuatnya. Hingga akhirnya mobil itu berhenti tepat di depan orang tadi.

Kean menatap tajam orang yang sedang berdiri di depan mobil. Sebab lampu mobilnya yang tadi menyala, dapat melihat dengan jelas siapa yang sedang menghadang laju mobilnya.

“Dasar jalang sialan!” Umpat Kean.

Dengan penuh emosi, laki-laki itu turun dari mobil. Di saat bersamaan Anes yang tidak tahu itu Kean, berlari mendekatinya.

“Tu_Tuan! To_tolong! Sa_saya habis diculik. “

Kean mendengar Anes mengiba padanya.

Bukannya iba, emosi Kean malah semakin menjadi. Dalam gelapnya malam, Kean mencengkeram tangan Anes dengan kasar.

“Dasar Jalang Murahan! Mau kabur ke mana kamu!” bentak Kean.

“Kau?”

Anes belum sempat bicara. Tubuhnya sudah diseret Kean kembali ke jalan Anes lalui tadi.

“Dasar Bodoh! Hanya mengurus satu perempuan saja, kalian tidak becus! “ hardik Kean sambil melemparkan kunci mobil kepada anak buahnya. Sementara tangan yang satunya masih di pergelangan Anes.

“Maafkan kami, Tuan,” Ucap Marco, meminta maaf. Menangkap kunci mobil. Tanpa bicara langsung menuju mobil Kean.

“Tuan. Lepaskan saya, Tuan. Saya bukan Queena,” Pinta Anes, lirih. Matanya sudah berkaca-kaca. Saat ini dia sangat takut sekali melihat wajah Kean.

Tapi mana mau laki-laki itu percaya apa yang dikatakan Anes. Dia tetap menyeret Anes. Hingga mobil yang dikendarai Marco berada di belakang Kean dan Anes.

“Masuk!” bentak Kean saat pintu belakang mobil terbuka. Mendorong kasar tubuh Anes dengan keras sampai tubuh itu terjatuh di jok belakang mobil. Setelah Kean masuk.

 ***

Brugh!

Lagi-lagi Keandra mendorong tubuh Anes hingga terjatuh di kasur.

“Ikat lagi dia! Jangan kalian lepaskan sebelum aku perintah!” perintah Kean kepada Marco dan yang satunya lagi.

“Baik Tuan.”

Marco dan penjaga satunya kembali mengikat tubuh Anes seperti sebelumnya. Sedangkan Kean duduk sambil memperhatikan.

“Lepaskan aku! Lepaskan!” Teriak Anes sambil berontak. Sehingga baju yang dipakainya tersingkap ke atas. Memperlihatkan bagian paha yang putih mulus.

Kedua penjaga itu langsung berpaling. Tidak berani melihat paha Anes. Takut Kean murka.

“Selesai, Tuan.”

“Keluar kalian!”

Kedua penjaga keluar sambil menutup pintunya.

Gejolak yang tadi dirasakannya di dalam mobil, semakin menjadi-jadi. Apalagi saat melihat paha mulus Anes.

Melihat Anes yang terikat tak berdaya. Dengan mulut yang tersumpal. Dan dengan baju yang tersingkap di bagian bawah, membuat nafas Kean semakin memburu.

Meski sekuat tenaga dia berjuang menahan hasrat itu, tetap saja dia tak mampu mengendalikannya.

Maka dengan mata yang menyalang, Kean mendekati Anes. Sorot matanya seperti sorot mata kucing saat melihat ikan di hadapannya. Ingin melahap sampai ke tulang-tulangnya.

Maka malam ini. Dalam pengaruh zat afrodisiak yang di minumnya bersama Wine. Dengan setengah sadar, Kean memaksa melakukan penyatuan terhadap Anes. Wanita yang dia anggap sebagai jalang ayahnya.

Tidak peduli dengan air mata Anes yang mengalir deras. Tidak peduli dengan wajah Anes yang meringis kesakitan saat bagian intinya diterjang milik Kean, laki-laki itu terus memaksa melakukan penyatuan.

'Aaaakkhh! Sakiiit! Kak Queena. Tolong aku!’ Anes hanya bisa berteriak kesakitan di dalam hati sambil menyebut nama kakaknya saat milik Kean benar-benar menembus dinding mahkota nya.

Gadis itu tidak bisa mengeluarkan suaranya. Karena mulutnya yang tersumpal. Dia hanya bisa menangis dan berteriak dalam diam.

Sementara Kean terus berpacu dan mengentak. Melepaskan desakan-desakan ditubuhnya yang memanas. Merasakan penyatuan yang dinikmatinya sendiri. Hingga dia benar-benar merasa puas dan efek zat afrodisiak di tubuhnya benar-benar menghilang.

Kean mencabut miliknya dari milik Anes. Namun dahinya tiba-tiba mengerut saat melihat cairan merah seperti darah di miliknya.

Kean terkejut. Menyadari ada sesuatu yang salah yang terjadi dengan penyatuan itu. Dengan cepat dia memeriksa kasur di bawah pinggul Anes.

Untuk yang kedua kalinya Kean sangat terkejut melihat noda darah lumayan banyak di seprei putih kasurnya.

Mata Kean langsung tertuju ke wajah Anes. Dibukanya kain yang menyumpal mulut Anes. Dengan wajah pucat, Kean bertanya,

“Ka_kamu masih perawan?”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status