Home / Fantasi / Satu Malam dengan Raja Naga / Bab 161 – Bayangan yang Turun dari Langit

Share

Bab 161 – Bayangan yang Turun dari Langit

Author: Ragil Avelin
last update Last Updated: 2025-08-13 12:29:44

Udara di arena yang sudah porak-poranda itu mendadak membeku. Debu yang masih melayang di udara berhenti bergerak, seolah waktu ikut tertahan. Bahkan napas pun terasa berat, seperti ada beban tak kasat mata menekan dada.

Aeryn merasakan bulu kuduknya berdiri. Apa ini… bukan hanya tekanan energi biasa. Ini… seperti tatapan predator pada mangsanya.

Raja Naga melangkah maju, tubuhnya sedikit memiring menutupi Aeryn. Matanya menatap tajam ke arah celah gelap yang membelah udara di belakang makhluk iblis tadi. Dari celah itu, merembes keluar kabut hitam keunguan yang tampak seperti hidup—bergerak pelan, namun setiap gumpalnya menggerogoti cahaya di sekitarnya.

Makhluk iblis yang tadi nyaris tumbang kini tersenyum bengkok. “Kau… akhirnya datang.” Suaranya terdengar penuh kegilaan sekaligus kepasrahan.

Dari kegelapan itu, muncul siluet tinggi, jauh lebih besar dari makhluk iblis biasa. Tubuhnya dibungkus mantel hitam yang bergetar seperti terbuat dari as
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 166 – Benteng Pasir dan Darah

    Tabuhan perang terdengar semakin jelas, diiringi gemerincing logam dan derap kaki kadal gurun raksasa yang menimbulkan guncangan di pasir. Pasukan Bayangan Kerajaan Timur membentuk formasi setengah lingkaran, menutup semua arah kecuali jalur lurus yang mengarah ke jalur Wyrm.Raja Naga berdiri di depan, sayapnya tak terbentang penuh, namun aura yang keluar dari tubuhnya cukup untuk membuat beberapa kadal gurun meringkik ketakutan. Althea di sisi kiri, tangannya memegang busur kristal, sementara Aeryn berada di belakang, matanya mengamati gerak pasukan dengan waspada.Komandan pasukan Bayangan maju ke depan. Wajahnya tersembunyi di balik topeng logam berbentuk tengkorak kadal. Suaranya berat seperti pasir yang digerus. “Kami tidak mencari pertarungan, Raja Naga. Serahkan bocah itu, dan jalanmu akan dibiarkan terbuka.”Aeryn mengangkat alis. “Bocah? Ini pertama kalinya ada yang memanggilku begitu di tengah ancaman pembunuhan.”Raja Naga menoleh sete

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 165 – Jejak di Gurun

    Pagi berikutnya, udara gurun terasa tajam, menusuk paru-paru setiap kali dihirup. Pasir memantulkan cahaya matahari seperti ribuan pecahan kaca, membuat mata silau meski sudah terlindungi kain penutup.Aeryn berdiri di puncak bukit pasir, menatap jauh ke cakrawala. Tubuhnya masih terasa berat setelah ritual semalam, namun ada sesuatu yang berbeda—denyut di nadinya terasa lebih kuat, seolah ada kekuatan baru yang mengalir, liar tapi jinak di bawah kendalinya.Raja Naga berjalan di belakangnya, langkahnya stabil seperti pria yang sudah menguasai setiap jengkal tanah ini. “Ingat, gurun bukan hanya pasir dan panas. Ia menyimpan rahasia… dan makhluk yang tidak suka tamu.”Althea mendekat, membawa kantong air. “Aku menemukan jejak kaki raksasa di sisi timur.”“Manusia?” tanya Aeryn.“Bukan. Jarak antar jejaknya terlalu lebar,” jawab Althea sambil mengernyit. “Kalau tebakanku benar, kita berhadapan dengan salah satu Penjaga Pasir.”Raja

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 164 – Tenang Sebelum Badai

    Kabut tipis menggantung di atas lembah, membawa aroma tanah basah setelah hujan semalam. Aeryn duduk di tepi sungai, membiarkan kakinya terendam air dingin. Sudah dua hari sejak Abyss di utara runtuh. Dua hari sejak langit retak itu tertutup.Meski kemenangan terasa manis, tubuhnya masih menyimpan rasa nyeri yang terus mengintai. Bahunya memar, pergelangan tangannya terkilir, dan setiap tarikan napas membuat rusuknya protes. Tapi yang paling berat bukan rasa sakit fisik, melainkan beban di kepalanya: ia tahu ini hanya awal.Naga mini, yang kini tubuhnya sudah sedikit membesar karena energi dari bola merah, melayang santai di dekatnya. “Kau terlihat seperti kucing yang baru pulang dari berkelahi.”Aeryn mengangkat sebelah alis. “Kalau aku kucing, berarti kau… tikus bersayap?”“Jangan menghina legenda,” gerutu naga mini, tapi ujung mulutnya terangkat.Di kejauhan, siluet Raja Naga terlihat di atas punggung gunung. Ia belum berubah menjadi b

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 163 – Retakan di Langit

    Ledakan cahaya merah dari inti Abyss menjalar sampai ke puncak jurang. Tanah berguncang hebat, membuat bebatuan runtuh seperti hujan badai. Para prajurit naga yang sedang bertarung di atas sejenak terhenti, menatap ke arah cahaya yang tiba-tiba padam itu.Raja Naga, dalam wujud naganya yang penuh sisik berkilau keemasan, mendongak. Matanya yang bersinar seperti bara menyipit. Aeryn berhasil… tapi ini terlalu cepat. Sesuatu pasti terjadi di bawah sana.Di hadapannya, makhluk raksasa Abyss yang semula mengamuk kini terdengar meraung seperti binatang terluka. Tubuhnya bergetar, sayapnya yang penuh duri patah di beberapa bagian. Asap hitam keluar dari mulutnya, bercampur dengan darah pekat yang menetes ke tanah, membuat rumput sekitarnya layu seketika.Namun, meski melemah, makhluk itu justru semakin beringas. Ia menerjang maju, cakarnya menyapu udara dan menimbulkan pusaran angin yang memecah perisai energi para prajurit naga di sekitarnya.“Lindungi

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 162 – Duel di Ujung Jurang

    Aeryn memutar tombaknya sekali, menguji keseimbangan senjata itu di tangannya. Angin dingin dari Abyss menyapu wajahnya, menusuk kulit seperti jarum es. Di depannya, anjing penjaga itu menunduk rendah, giginya menyeringai, uap hitam mengepul dari sela rahangnya.Makhluk itu menggeram, suara rendahnya bergetar di udara, membuat dada Aeryn ikut bergetar. Ia tahu kalau satu serangan saja bisa menghancurkan tulangnya, tapi menyerah berarti membiarkan Abyss menelan semua yang ia lindungi. Tidak ada pilihan lain.Dengan langkah cepat, Aeryn melesat maju, tombak menukik lurus ke arah mata lawan. Serigala kabut itu mengelak, bergerak lebih cepat daripada yang Aeryn duga. Ia berputar, mencoba menusuk dari samping, tapi ekor makhluk itu—seperti cambuk tulang—melesat dan memukul tombaknya. Getaran keras merambat ke lengannya, hampir membuatnya melepaskan senjata.Jangan goyah. Fokus. Cari celah.Raja Naga berdiri di belakang, diam, namun matanya tajam mengaw

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 161 – Bayangan yang Turun dari Langit

    Udara di arena yang sudah porak-poranda itu mendadak membeku. Debu yang masih melayang di udara berhenti bergerak, seolah waktu ikut tertahan. Bahkan napas pun terasa berat, seperti ada beban tak kasat mata menekan dada.Aeryn merasakan bulu kuduknya berdiri. Apa ini… bukan hanya tekanan energi biasa. Ini… seperti tatapan predator pada mangsanya.Raja Naga melangkah maju, tubuhnya sedikit memiring menutupi Aeryn. Matanya menatap tajam ke arah celah gelap yang membelah udara di belakang makhluk iblis tadi. Dari celah itu, merembes keluar kabut hitam keunguan yang tampak seperti hidup—bergerak pelan, namun setiap gumpalnya menggerogoti cahaya di sekitarnya.Makhluk iblis yang tadi nyaris tumbang kini tersenyum bengkok. “Kau… akhirnya datang.” Suaranya terdengar penuh kegilaan sekaligus kepasrahan.Dari kegelapan itu, muncul siluet tinggi, jauh lebih besar dari makhluk iblis biasa. Tubuhnya dibungkus mantel hitam yang bergetar seperti terbuat dari as

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status