Beranda / Fantasi / Satu Malam dengan Raja Naga / Bab 160 – Di Tengah Kegelapan

Share

Bab 160 – Di Tengah Kegelapan

Penulis: Ragil Avelin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-13 08:30:59

Aeryn membuka matanya, tapi yang terlihat hanya kegelapan pekat. Tidak ada tanah di bawah kakinya, tidak ada langit di atas kepala, hanya ruang kosong tanpa arah. Nafasnya terasa berat, seolah udara di sini tidak untuk manusia.

"Aeryn…" Suara itu datang dari jauh, tapi juga terdengar dekat di telinganya. Suara Raja Naga.

"Aku di sini!" balas Aeryn, mencoba mencari sumber suara.

Tiba-tiba, secercah cahaya merah menyala di kejauhan, seperti bara api yang perlahan membesar. Dari dalam cahaya itu, siluet sayap raksasa muncul, dan tak lama kemudian, Raja Naga menembus gelap, tubuhnya dipenuhi goresan dan sisik yang retak.

"Kita… tidak lagi berada di dunia kita," katanya pelan.

"Kalau begitu, di mana kita?"

Raja Naga menatap sekeliling dengan mata menyipit. "Di dalam ranahnya. Dia menarik kita masuk… ini wilayahnya, dan di sini dia tak terkalahkan."

Sebelum Aeryn sempat merespons, suara berat yang tadi kembali bergema. "Selamat datang di inti keg
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 164 – Tenang Sebelum Badai

    Kabut tipis menggantung di atas lembah, membawa aroma tanah basah setelah hujan semalam. Aeryn duduk di tepi sungai, membiarkan kakinya terendam air dingin. Sudah dua hari sejak Abyss di utara runtuh. Dua hari sejak langit retak itu tertutup.Meski kemenangan terasa manis, tubuhnya masih menyimpan rasa nyeri yang terus mengintai. Bahunya memar, pergelangan tangannya terkilir, dan setiap tarikan napas membuat rusuknya protes. Tapi yang paling berat bukan rasa sakit fisik, melainkan beban di kepalanya: ia tahu ini hanya awal.Naga mini, yang kini tubuhnya sudah sedikit membesar karena energi dari bola merah, melayang santai di dekatnya. “Kau terlihat seperti kucing yang baru pulang dari berkelahi.”Aeryn mengangkat sebelah alis. “Kalau aku kucing, berarti kau… tikus bersayap?”“Jangan menghina legenda,” gerutu naga mini, tapi ujung mulutnya terangkat.Di kejauhan, siluet Raja Naga terlihat di atas punggung gunung. Ia belum berubah menjadi b

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 163 – Retakan di Langit

    Ledakan cahaya merah dari inti Abyss menjalar sampai ke puncak jurang. Tanah berguncang hebat, membuat bebatuan runtuh seperti hujan badai. Para prajurit naga yang sedang bertarung di atas sejenak terhenti, menatap ke arah cahaya yang tiba-tiba padam itu.Raja Naga, dalam wujud naganya yang penuh sisik berkilau keemasan, mendongak. Matanya yang bersinar seperti bara menyipit. Aeryn berhasil… tapi ini terlalu cepat. Sesuatu pasti terjadi di bawah sana.Di hadapannya, makhluk raksasa Abyss yang semula mengamuk kini terdengar meraung seperti binatang terluka. Tubuhnya bergetar, sayapnya yang penuh duri patah di beberapa bagian. Asap hitam keluar dari mulutnya, bercampur dengan darah pekat yang menetes ke tanah, membuat rumput sekitarnya layu seketika.Namun, meski melemah, makhluk itu justru semakin beringas. Ia menerjang maju, cakarnya menyapu udara dan menimbulkan pusaran angin yang memecah perisai energi para prajurit naga di sekitarnya.“Lindungi

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 162 – Duel di Ujung Jurang

    Aeryn memutar tombaknya sekali, menguji keseimbangan senjata itu di tangannya. Angin dingin dari Abyss menyapu wajahnya, menusuk kulit seperti jarum es. Di depannya, anjing penjaga itu menunduk rendah, giginya menyeringai, uap hitam mengepul dari sela rahangnya.Makhluk itu menggeram, suara rendahnya bergetar di udara, membuat dada Aeryn ikut bergetar. Ia tahu kalau satu serangan saja bisa menghancurkan tulangnya, tapi menyerah berarti membiarkan Abyss menelan semua yang ia lindungi. Tidak ada pilihan lain.Dengan langkah cepat, Aeryn melesat maju, tombak menukik lurus ke arah mata lawan. Serigala kabut itu mengelak, bergerak lebih cepat daripada yang Aeryn duga. Ia berputar, mencoba menusuk dari samping, tapi ekor makhluk itu—seperti cambuk tulang—melesat dan memukul tombaknya. Getaran keras merambat ke lengannya, hampir membuatnya melepaskan senjata.Jangan goyah. Fokus. Cari celah.Raja Naga berdiri di belakang, diam, namun matanya tajam mengaw

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 161 – Bayangan yang Turun dari Langit

    Udara di arena yang sudah porak-poranda itu mendadak membeku. Debu yang masih melayang di udara berhenti bergerak, seolah waktu ikut tertahan. Bahkan napas pun terasa berat, seperti ada beban tak kasat mata menekan dada.Aeryn merasakan bulu kuduknya berdiri. Apa ini… bukan hanya tekanan energi biasa. Ini… seperti tatapan predator pada mangsanya.Raja Naga melangkah maju, tubuhnya sedikit memiring menutupi Aeryn. Matanya menatap tajam ke arah celah gelap yang membelah udara di belakang makhluk iblis tadi. Dari celah itu, merembes keluar kabut hitam keunguan yang tampak seperti hidup—bergerak pelan, namun setiap gumpalnya menggerogoti cahaya di sekitarnya.Makhluk iblis yang tadi nyaris tumbang kini tersenyum bengkok. “Kau… akhirnya datang.” Suaranya terdengar penuh kegilaan sekaligus kepasrahan.Dari kegelapan itu, muncul siluet tinggi, jauh lebih besar dari makhluk iblis biasa. Tubuhnya dibungkus mantel hitam yang bergetar seperti terbuat dari as

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 160 – Di Tengah Kegelapan

    Aeryn membuka matanya, tapi yang terlihat hanya kegelapan pekat. Tidak ada tanah di bawah kakinya, tidak ada langit di atas kepala, hanya ruang kosong tanpa arah. Nafasnya terasa berat, seolah udara di sini tidak untuk manusia."Aeryn…" Suara itu datang dari jauh, tapi juga terdengar dekat di telinganya. Suara Raja Naga."Aku di sini!" balas Aeryn, mencoba mencari sumber suara.Tiba-tiba, secercah cahaya merah menyala di kejauhan, seperti bara api yang perlahan membesar. Dari dalam cahaya itu, siluet sayap raksasa muncul, dan tak lama kemudian, Raja Naga menembus gelap, tubuhnya dipenuhi goresan dan sisik yang retak."Kita… tidak lagi berada di dunia kita," katanya pelan."Kalau begitu, di mana kita?"Raja Naga menatap sekeliling dengan mata menyipit. "Di dalam ranahnya. Dia menarik kita masuk… ini wilayahnya, dan di sini dia tak terkalahkan."Sebelum Aeryn sempat merespons, suara berat yang tadi kembali bergema. "Selamat datang di inti keg

  • Satu Malam dengan Raja Naga   Bab 159 – Pertarungan di Ambang Kegelapan

    Suara dentingan senjata bergema di udara malam, memecah kesunyian yang sebelumnya hanya diwarnai desiran angin dari puncak tebing. Api unggun yang menyala di tengah lingkaran batu hanya memberi penerangan samar, namun cukup untuk memperlihatkan dua sosok yang berdiri saling berhadapan.Aeryn menggenggam tombaknya erat, matanya terfokus pada sosok tinggi bersayap hitam di hadapannya. Raja Naga itu berdiri dengan ekspresi sulit terbaca, seakan sedang menilai apakah ia berhadapan dengan musuh… atau calon sekutu."Kenapa kau memanggilku ke sini, Aeryn?" suaranya berat, namun tenang, bagaikan gemuruh jauh di langit."Aku butuh jawaban, bukan ancaman," jawab Aeryn, nadanya mantap. "Tentang bayangan yang kulihat di balik gerbang dunia. Tentang kekuatan yang kau sembunyikan."Raja Naga menatapnya lama, lalu mengibaskan sayapnya pelan. Debu dan kerikil beterbangan, membuat api unggun berderak."Bayangan itu… adalah sesuatu yang tak seharusnya kau kejar," uj

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status