Share

Sayap yang Terlepas dari Belenggu
Sayap yang Terlepas dari Belenggu
Author: Sella

Bab 1

Author: Sella
Di tahun keenam pernikahannya dengan pewaris ternama dari kalangan elit Moska, Saskia Prameswari berniat mendirikan dana perwalian untuk putra-putri kembarnya.

Namun kenyataan datang seperti pukulan telak saat petugas memeriksa berkasnya.

“Maaf, Bu. Dana ini hanya bisa dibuat langsung oleh orang tua kandung anak-anak,” kata petugas itu sambil menggeleng.

Saskia terkejut.

“Aku… aku sudah melampirkan akta kelahiran. Aku ibu dari kedua anak ini!”

Tak disangka, tatapan petugas itu berubah aneh.

“Bu… sekarang semua data sudah terhubung secara daring. Dokumen palsu mustahil lolos sistem. Hasil verifikasi menunjukkan… ayah anak-anak ini memang Bagas Pradipta. Tapi ibu mereka bukan Anda… tapi Claudia Atmadja.”

Saskia terdiam. Bibirnya bergetar.

“Apa… maksudmu?” tanyanya lirih.

“Kedua anak ini, sama sekali nggak ada hubungan dengan Ibu,” jawab petugas itu dingin.

Tubuh Saksia membeku. Pikirannya kosong.

Claudia Atmadja…

Cinta pertama yang selalu membekas dalam di hati Bagas. Permusuhan keluarga membuat mereka berpisah sejak lama.

Dan sekarang… anak-anak yang dia kandung selama sepuluh bulan, yang dia lahirkan dengan taruhan nyawa… justru tercatat sebagai anak Bagas dan Claudia.

Bagaimana bisa?!

Saskia memutuskan untuk menanyakan langsung pada Bagas.

Hatinya panas, tubuhnya gemetar.

Tanpa berpikir panjang, Saskia bergegas menuju Pradipta Global Group, memindai sidik jarinya, dan naik ke lantai paling atas menuju kantor CEO.

Dari pintu yang terbuka sedikit, terdengar suara sahabat Bagas.

“Bro… malam ini Claudia balik dari luar negeri. Kamu yakin mau adakan pesta penyambutan? Jangan lupa… keluarga kalian musuh bebuyutan.”

“Mana mungkin aku lupa!” jawab Bagas, matanya menunduk, suaranya tenang dan terkendali.

“Menurut aturan Keluarga Pradipta, aku nggak boleh menikahi wanita dari Keluarga Atmadja. Lagi pula, sekarang aku sudah berkeluarga, Claudia cuma teman.”

“Teman katamu? Saat kalian putus lalu Claudia pergi ke luar negeri, siapa yang menangis karena merasa sisa hidup cuma bisa dijalani pasrah?”

“Sementara Saskia? Dia bukan siapa-siapa! Kamu menikahinya karena dia mirip Claudia, membuatnya melahirkan anakmu dan Claudia lewat program bayi tabung. Nggak peduli semirip apa anak itu dengan Claudia, Saskia nggak akan curiga. Dia hanya akan mencurahkan seluruh hatinya untuk anak-anak...”

“Jujur… aku merasa kasihan padanya. Dia mencintaimu sepenuh hati. Kalau tahu dirinya cuma alat reproduksi dan pengasuh gratis… dia pasti gila!”

Suara Bagas terdengar berat dan getir.

“Sudah pasti aku nggak bisa menikahi Claudia. Memiliki keturunannya saja sudah cukup. Sedangkan untuk Saskia—”

Wajahnya menampakkan ekspresi rumit, tapi suaranya perlahan menjadi dingin.

“Aku nggak akan membiarkannya tahu kebenaran ini. Sebagai kompensasi, seumur hidup dia akan menjadi istriku, nyonya Keluarga Pradipta yang dikagumi semua orang.”

Di seberang pintu, dunia Saskia terasa berputar. Sakitnya menusuk dada seolah ingin merobeknya.

Dia terhuyung menuruni tangga, hujan deras membawa kembali setiap kenangannya.

Enam tahun lalu, setelah lulus kuliah, dia dibujuk keluarganya untuk pergi ke kencan buta. Calonnya pria paruh baya, wajah garang, mulut bau alkohol. Begitu melihatnya, pria paruh baya itu langsung ingin menciumnya.

Jelas itu neraka. tapi demi uang mahar empat ratus juta untuk adiknya, orang tuanya memberinya obat dan memaksanya pergi.

Saskia berjuang sekuat tenaga untuk kabur, tapi tanpa sengaja masuk ke sebuah ruang VIP mewah, tepat ke dalam pelukan seorang pria.

Tubuhnya terasa panas seolah terbakar, hasrat dalam dirinya sulit dikendalikan. Dia merobek pakaiannya, menempel pada dada pria itu.

“Tolong… bantu aku,” bisiknya.

Pria itu mengerutkan alis, hendak menolak, tapi saat menatap wajahnya, sorot mata pria itu berubah kelam.

“Aku bisa membantumu, tapi kita saling mengambil keuntungan,” katanya, menahan tangan Saskia, suaranya serak.

“Aku mencintai seseorang yang nggak bisa kumiliki. Kamu… mirip dengannya. Aku jadi penawarmu, kamu jadi penggantinya dan menikah denganku. Bagaimana?”

Saskia seperti terkena siraman air es, kesadarannya perlahan kembali.

Meski miskin, dia tetap memiliki harga diri. Tak ingin menjadi pengganti.

Namun saat hendak menolak, tiba-tiba dia menyadari pria di hadapannya—berjas rapi, tampan, dan anggun—adalah seniornya yang dia taksir selama tujuh tahun, Bagas.

Pria yang selama ini dia anggap sebagai mimpi yang takkan terjangkau, bintang yang bersinar seperti matahari, kini menatapnya dengan mata yang hanya memantulkan dirinya.

Logika runtuh. Tubuh Saskia bergetar.

“……Deal.”

Bagas tersenyum, menahan kepala Saskia, ciuman hangat seperti hujan musim semi.

Meski sadar dirinya hanyalah pengganti, Saskia rela hanyut, hanya karena pria itu adalah Bagas.

Tak lama kemudian, pernikahan megah pun terjadi. Selama enam tahun, Bagas menjaga batas. Tak pernah tergoda wanita lain.

Semua kemewahan yang dimiliki istri-istri keluarga terhormat lainnya, Saskia miliki lebih dari cukup. Setiap barang mewah di lelang selalu menjadi miliknya.

Saat hamil anak kembar, tangan Bagas yang biasanya hanya menandatangani kontrak, justru dengan telaten menyiapkan makanan bergizi untuknya.

Bagas menolak proyek bernilai miliaran, tak pernah absen menemani pemeriksaan kehamilannya, dan dengan sabar melakukan stimulasi prenatal untuk bayi-bayi mereka.

Setelah anak-anak lahir, meski sibuk, setiap hari dia selalu pulang untuk menemani kedua buah hati.

Banyak orang bilang cinta itu menular. Saskia mengira dia dicintai karena dia ibu dari anak-anak.

Dia mengira setelah bertahun-tahun, Bagas menyerahkan hatinya sepenuhnya, tak lagi melihatnya sebagai pengganti.

Tapi kenyataannya, dia memang mencintai ibu anak-anak itu… tapi ibu mereka adalah Claudia.

Sementara dirinya? Hanya pengganti. Hanya alat. Tak lebih.

Di tengah hujan deras, Saskia menangis tak terkendali, tapi dia tetap mengingat menelepon kepala pelayan, menyuruhnya menjemput anak-anak di taman kanak-kanak.

Anak kembar itu bukan darah dagingnya, tapi selama lima tahun, Saskia merawat mereka dengan sepenuh hati. Mereka bagai nyawanya sendiri.

Kini mengetahui kebenaran, dia tak tahu bagaimana harus menghadapi mereka.

Saat pulang, seluruh tubuhnya basah kuyup.

“Mama pulang!”

“Mama kehujanan! Cepat mandi, nanti sakit loh!”

Evan dan Eva berlari menghampirinya, satu di kiri, satu di kanan, menggandeng tangannya naik ke atas.

Hidung Saskia tersumbat.

“Jangan khawatir… ah!”

Dia tak menyangka kedua anak itu tiba-tiba mendorongnya. Tubuhnya yang lemah kehilangan keseimbangan, dia terguling menuruni tangga. Darah mengalir dari dahinya, nyeri membuatnya menutup mata.

“Hore! Mama berdarah, pingsan! Sekarang nggak ada yang bisa menghalangi kita menemui Tante Claudia!”

“Papa, ayo cepat! Eva suka sekali sama Tante Claudia, mau bertemu dengannya sekarang juga!”

Saskia membuka mata dengan sisa tenaga, pandangannya kabur oleh darah. Dia melihat Bagas hanya mengernyit samar, lalu wajahnya kembali tenang.

“Jaga Nyonya baik-baik,” katanya ringan.

Lalu, dia menggandeng tangan Evan dan Eva pergi.

“Papa sudah bilang, antara Mama dan Tante Claudia, kalian harus selalu pilih Tante Claudia. Tapi lain kali… gunakan cara yang lebih lembut.”

Evan justru menggeleng seperti orang dewasa.

“Nggak perlu, Papa. Mama itu cuma ibu rumah tangga, super bodoh. Kami bisa mudah menipunya dengan alasan apa pun.”

“Iya, Pa! Nggak perlu pedulikan mama,” kata Eva dengan suara lembut, “Kalau bisa membuat Tante Claudia jadi mama kita, jangankan mendorongnya, menyingkirkannya pun bisa.”

Tiga sosok itu berjalan menjauh, tanpa sekali pun menoleh ke belakang.

Saskia tersenyum getir, meski hatinya hancur, wajahnya penuh darah dan air mata.

Inilah suami yang dicintainya sepenuh hati.

Inilah anak-anak yang dilahirkannya dengan taruhan nyawa!

Sejak awal… mereka memang bukan miliknya. Kalau begitu, dia takkan menginginkan mereka lagi.

Semuanya. Tak ada yang dia inginkan lagi.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sayap yang Terlepas dari Belenggu   Bab 20

    Hati Saskia bergetar pelan.Belakangan ini, dia bisa merasakan ketertarikan Bayu padanya. Pria itu tampan, hangat, penuh karisma, punya visi dan yang terpenting—hidupnya sederhana, bersih tanpa bayang-bayang masa lalu.Saskia sendiri tak menampik, ada sedikit rasa suka di hatinya untuk Bayu. Karena itulah, ketika pria itu datang membantu, dia pun mengikuti alurnya, berakting di depan Bagas.Namun luka lama terlalu dalam. Rasa suka yang samar itu, belum cukup kuat membuatnya benar-benar berani melangkah ke hubungan baru. Justru kini, dia lebih menikmati kebebasan dalam hidupnya sendiri.“Kamu orangnya baik, tapi aku...”“Eh, jangan-jangan!” Bayu buru-buru memotong dengan senyum getir.“Jangan pakai istilah itu.”Ada seulas kecewa di matanya, tapi lebih banyak rasa sayang dan pengertian.“Saskia, aku tahu hidupmu nggak mudah. Aku mengerti semuanya. Lebih baik, kita berteman dulu. Asal kamu bahagia, itu sudah cukup bagiku.”Saskia menunduk, lalu mengangguk pelan.Beberapa waktu kemudian,

  • Sayap yang Terlepas dari Belenggu   Bab 19

    “Raka!”Saskia menjerit panik, tubuhnya gemetar hebat. Rasa bersalah menelannya, semua ini salahnya, karena dia tak bisa menjaga Raka dengan baik.“Cepat, aku bawa kalian ke rumah sakit!” Bagas segera membuka pintu mobil.Saskia tak banyak bicara. Dia hanya memeluk Raka erat-erat, masuk ke dalam mobil. Dia tahu, yang terpenting sekarang hanyalah keselamatan Raka.Mobil melaju kencang.Untung saja, Raka tak mengalami luka serius. Saat membuka mata, tangis kerasnya pecah.“Mama Saskia… aku ingat semuanya! Aku ingat Ayah dan Ibu!”Billy dan istrinya yang ada di sisi tempat tidur hampir tak mampu menahan air mata bahagia. Saskia pun tak menyangka, secara tak sengaja, justru Bagas yang membantu Raka mengembalikan ingatannya.Namun sikap Saskia tetap tak berubah.“Bagas, antara kita… sudah nggak mungkin lagi.”“Jangan bilang begitu, Saskia!” Suara Bagas pecah penuh luka. Kata-kata wanita itu seperti pisau yang menusuk jantungnya.“Aku nggak akan menyerah...”Belum sempat dia melanjutkan, sua

  • Sayap yang Terlepas dari Belenggu   Bab 18

    Meski suara Bagas serak parah, mana mungkin Saskia tak mengenali suara pria yang dulu pernah dia cintai begitu dalam?Namun… semua itu hanyalah masa lalu.Kini, satu-satunya hal yang paling tak ingin Saskia temui adalah Bagas.Dia menggenggam tangan Raka, berniat segera pergi. Namun langkah di belakangnya semakin tergesa. Nafas terengah, Bagas akhirnya menghadang.“Saskia… akhirnya aku menemukanmu.”Di matanya ada kelelahan yang tak bisa disembunyikan. Wajah yang dulu tampan dan penuh percaya diri itu kini tampak tirus.Melihat Saskia berdiri di hadapannya, hidup dengan baik, senyum getir bercampur kesedihan muncul di bibir Bagas.Dengan suara parau, penuh penyesalan, dia berbisik, “Kamu nggak bertanya apa pun padaku… langsung menjatuhkan hukuman. Itu nggak adil buatku.”“Nggak adil?”Dendam yang lama terpendam kembali mendidih di dada Saskia. Dia menatapnya dingin.“Kata-kata itu keluar dari mulutmu, bukankah terlalu lucu?”Bagas merasa tatapan Saskia memanas ke arahnya. Dia menunduk

  • Sayap yang Terlepas dari Belenggu   Bab 17

    Pasangan muda dengan aura bangsawan itu memeluk erat putra kecil mereka, mata mereka basah, seolah dunia akan runtuh bila melepaskannya sedetik pun.Mereka berulang kali mengucapkan terima kasih kepada Saskia, lalu dengan suara bergetar, menceritakan semuanya.Ternyata, mereka adalah pasangan kaya raya dari Kota Ardania—Billy Tanujaya dan istrinya.Sedangkan bocah itu… benar, dia adalah putra mereka, Raka Tanujaya.Enam bulan lalu, Raka diculik oleh musuh keluarga dan dibawa ke pegunungan. Sejak itu, dia lenyap tanpa jejak, seolah ditelan bumi.Kini, hasil tes darah di rumah sakit membuktikan semuanya. Bocah itu memang benar Raka.Saskia ikut merasa bahagia.Selama hari-hari kebersamaan mereka, dia tahu betul bahwa Raka adalah anak yang sopan, lembut, dan penuh kasih. Sekarang, bocah itu akhirnya kembali ke pelukan orang tua kandungnya. Yang dia harapkan hanya satu. Semoga ingatan Raka bisa segera pulih.Namun kenyataannya, justru di situlah masalahnya.Raka kehilangan ingatannya.Dan

  • Sayap yang Terlepas dari Belenggu   Bab 16

    Di hari kepergiannya, Saskia hampir membeli semua tiket pesawat ke berbagai negara dan kota.Namun pada akhirnya, langkahnya berhenti di selatan, di tanah awan berwarna—kota indah bernama Ardania.Di rekeningnya masih tersisa uang miliaran.Ironis rasanya, Bagas selalu pelit dalam hal perasaan, tapi tak pernah pelit dalam urusan materi.Permata dan perhiasan bertumpuk memenuhi lemari, belum lagi transfer uang yang datang berkala, seolah memintanya untuk menghamburkan sesuka hati.Enam tahun bersama, jumlah yang terkumpul sudah mencapai angka yang tak terbayangkan.Dulu, Saskia sempat berencana menyimpannya sebagai dana pendidikan, hadiah untuk sepasang anak kembarnya yang dia cintai sepenuh hati.Kini, kalau uang itu tak bisa diberikan, dia pun tak ragu menyimpannya sendiri.Dia pernah ditipu hingga melahirkan anak orang lain, perutnya dipaksa dibedah, dua tahun penuh menahan nyeri di tulang kemaluan.Hati dan tenaga terkuras habis, lima tahun hidupnya terbuang sia-sia.Biarlah, anggap

  • Sayap yang Terlepas dari Belenggu   Bab 15

    Claudia terus mengoceh tanpa henti.Di satu sisi, dia panik, takut dimarahi oleh Bagas.Namun di sisi lain, amarah dan kebencian yang lama terpendam akhirnya meledak.Dia membenci kedua anak itu.Setiap kali teringat bahwa mereka adalah darah daging Bagas dengan wanita lain, dadanya terasa sesak, muak, sampai rasanya ingin gila!Dia mengakui dirinya memang terlalu impulsif… tapi dia sungguh tak bisa menerima keberadaan mereka.Kini, saat nyawa mereka dalam bahaya, hatinya justru terasa puas.Bagas menatapnya… melihat senyum tipis penuh kegembiraan di sudut bibir Claudia.Tubuhnya seketika membeku.Sebuah kesadaran mengerikan menusuk hatinya.Rentetan kejadian yang menimpa keluarga mereka… mungkin sejak awal bukan ulah Saskia.Tapi Claudia!Enam tahun pernikahannya dengan Saskia, dia seharusnya sangat mengenalnya. Saskia berhati lembut, bukan tipe pendendam.Mungkin selama ini bukan Saskia yang ingin membalas dendam karena dirinya mengandung anak Claudia…Tapi Claudia, yang selalu melih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status