Share

34. Bertemu

Author: Appachan
last update Huling Na-update: 2025-07-26 22:58:00

Keramaian kafe tidak membuat Jonathan dan Evangeline terusik, mereka masih santai menikmati pesanannya. Waktu siang di kafe the Haven cukup ramai, disamping ini jam-jam orang tengah beristirahat dari pekerjaan mereka, kafe ini juga cukup terkenal. Tak hanya kalangan para pekerja saja yang mampir disini, tapi para pelajar pun selalu ke kafe ini.

Jonathan meraih ponselnya dan membuka daftar kontak. "Mungkin aku bisa mencoba menghubunginya lagi. Siapa tahu kali ini berhasil."

Evangeline mengangguk penuh harap. "Cobalah, Jo. Katakan padanya kami khawatir."

Sementara itu, jauh dari hiruk pikuk kafe, di sebuah mansion mewah milik Hailey, Azena sedang serius dengan data-data yang terpampang jelas dalam sapuan matanya. Layar laptop di hadapannya menampilkan berbagai dokumen dan catatan sekolah yang akan dia selidiki. Ia sedang fokus mencari kejanggalan dari denah sekolah maupun para staf di sekolah itu. Rambut panjangnya terikat asal, dan kacamata bertengger di hidungnya, menambah kesan seriu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Secret Agent Or Teacher   35. Black Swan

    Jonathan mengambil tablet dari tasnya dan meletakkannya di atas meja. "Begini, sesuai dengan perintah mu, kami menemukan pola anomali di transaksi keuangan mereka, mirip dengan kasus tahun lalu, tapi kali ini mereka lebih licin dalam menyamarkan jejak." Ia menggeser tablet agar Azena bisa melihat grafik dan angka-angka yang ditampilkan. "Andreas juga sudah menyelidiki sesuatu di pelabuhan kemarin, tapi kami belum tahu hasilnya. Dia mungkin langsung melapor padamu, Ze."Azena mencondongkan tubuhnya, matanya menelusuri data di tablet dengan seksama. "Pola yang sama, tapi lebih tersamar? Itu menarik." Ia terdiam sejenak, memproses informasi. "Andreas sudah melaporkannya padaku. Dan hasilnya nihil. Mereka tidak mendapatkan apa-apa."Evangeline menatap Azena dengan raut bingung. "Nihil bagaimana maksudmu?"Azena mengangkat kepalanya, tatapannya beralih dari tablet ke kedua rekannya. "Mereka sudah memantau pelabuhan selama empat jam lebih tapi tidak ada pergerakan apapun. Harusnya di tempa

  • Secret Agent Or Teacher   34. Bertemu

    Keramaian kafe tidak membuat Jonathan dan Evangeline terusik, mereka masih santai menikmati pesanannya. Waktu siang di kafe the Haven cukup ramai, disamping ini jam-jam orang tengah beristirahat dari pekerjaan mereka, kafe ini juga cukup terkenal. Tak hanya kalangan para pekerja saja yang mampir disini, tapi para pelajar pun selalu ke kafe ini.Jonathan meraih ponselnya dan membuka daftar kontak. "Mungkin aku bisa mencoba menghubunginya lagi. Siapa tahu kali ini berhasil."Evangeline mengangguk penuh harap. "Cobalah, Jo. Katakan padanya kami khawatir."Sementara itu, jauh dari hiruk pikuk kafe, di sebuah mansion mewah milik Hailey, Azena sedang serius dengan data-data yang terpampang jelas dalam sapuan matanya. Layar laptop di hadapannya menampilkan berbagai dokumen dan catatan sekolah yang akan dia selidiki. Ia sedang fokus mencari kejanggalan dari denah sekolah maupun para staf di sekolah itu. Rambut panjangnya terikat asal, dan kacamata bertengger di hidungnya, menambah kesan seriu

  • Secret Agent Or Teacher   33. Merindukan Sang Ketua

    Suara dentingan sendok beradu dengan cangkir kopi berbaur dengan obrolan pelan dari meja-meja lain. Evangeline mengaduk teh lemon nya, sementara Jonathan menyeruput latte-nya, tatapannya menyapu jendela kafe yang menampilkan hiruk pikuk jalanan di siang hari. Mereka duduk di sudut kafe "The Haven" yang nyaman, jauh dari keramaian, seolah dunia di luar sana bisa menunggu."Jadi, laporan intelijen terbaru menunjukkan pergerakan mencurigakan di sektor timur, Jonathan," ujar Evangeline pelan namun santai. "Indikasinya mengarah pada sindikat 'Black Swan' lagi. Mereka jauh lebih terorganisir dari perkiraan kita."Jonathan mengangguk. "Ya, aku sudah melihatnya. Analisis data kita menemukan pola anomali di transaksi keuangan mereka. Modus operandinya mirip kasus yang kita tangani tahun lalu, tapi kali ini mereka lebih lihai menyamarkan jejak." Ia meletakkan cangkirnya. "Bagaimana menurutmu, Angel? Apa ada kemungkinan ini hanya pengalihan?"Evangeline menyandarkan punggungnya ke kursi, jemarin

  • Secret Agent Or Teacher   32. Misi Baru

    Suasana pagi di halaman utama mansion Hailey begitu tenang, hanya diselingi desir angin dan suara anak panah menghantam target. Azena fokus menarik busur, matanya menajam, lalu melepaskan anak panah dengan presisi. Panah menancap tepat di tengah sasaran. Dua pengawal berbadan tegap berdiri tak jauh darinya, mengawasi dengan seksama."Bagus sekali, Nona Azena," puji salah satu pengawal.Azena hanya mengangguk tipis, tanpa mengalihkan pandangannya dari target. Ia kembali menarik anak panah berikutnya, namun gerakan di sudut matanya membuatnya berhenti. Kakeknya, yang selama ini menjadi sosok paling penting dalam hidupnya dan juga satu-satunya yang menjaga dirinya, berjalan mendekat dengan tongkat di tangan.Azena segera menurunkan busurnya. "Kakek.""Latihanmu semakin sempurna, Azena," ujar sang Kakek dengan senyum bangga."Tapi sepertinya ada hal yang lebih penting pagi ini."Azena mengangguk, meletakkan busur dan anak panahnya. "Baik, Kek."Mereka berdua berjalan menuju sebuah gazebo

  • Secret Agent Or Teacher   31. Penyelidikan Pengkhianat

    Malam telah larut, namun kamar Azena masih terang benderang. Ia duduk di meja kerjanya, di hadapan layar tablet yang menampilkan berbagai data misi dan laporan. Namun, pikirannya tidak tertuju pada deretan angka dan kode di tablet itu. Matanya menerawang, menatap kosong ke dinding, seolah mencoba menembus pikiran yang ada dibenaknya.Pengkhianat. Kata itu terus berputar di kepalanya. Siapa pengkhianat sesungguhnya di departemen intelejen atau justru di timnya sendiri.Satu per satu wajah anggota timnya melintas di benaknya, Evangeline gadis yang ceria, ekspresif, terkadang terlalu banyak bicara, namun loyal. Jonathan pria yang tenang, cerdas, ahli teknologi, dan selalu bisa diandalkan. Jonathan adalah pilar yang kuat dalam tim. Rachel gadis yang teliti, dan seorang analis data yang brilian. Ia selalu memastikan setiap detail misi tercover. Daniel pria yang kuat, sigap, dan ahli dalam pengintaian lapangan walaupun terkadang ceroboh dan bertingkah konyol, tapi keahliannya cukup bisa di

  • Secret Agent Or Teacher   30. Hari melelahkan

    Azena segera menghubungi sopirnya, meminta mobilnya dibawa ke bengkel utama seperti yang diminta Alex. Dalam waktu singkat, terdengar deru mesin mobil Azena yang menjauh, diikuti keheningan sesaat di mansion. Azena kembali fokus pada Edward dan Alex yang masih sibuk dengan denah dan skema."Jadi, apa langkah selanjutnya?" tanya Azena, mendekati layar besar.Edward menunjuk ke beberapa titik di denah mobil. "Alex akan fokus pada penguatan struktur dan pemasangan kaca anti peluru. Sementara aku akan memprioritaskan integrasi sistem elektronik. Aku perlu memastikan semua kamera, mikrofon, dan pelacak tersembunyi dengan sempurna dan terhubung ke sistem kontrol di laptop mu.""Dan jam tangan?" Azena menatap jam tangan vintage yang tergeletak di meja Edward."Aku sudah pilih salah satu," Edward mengangkat jam tangan kulit berwarna cokelat tua. "Desainnya klasik, tidak mencolok, dan ada cukup ruang untuk menyematkan perangkat. Aku akan mulai mengerjakannya setelah ini."Alex mengangguk setuj

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status