Share

Senja di Matamu
Senja di Matamu
Author: Lulu

Bab 1

Author: Lulu
[Pa, aku setuju berimigrasi ke Prancis untuk menikah. Cepat, atau aku akan menyesal.]

Pak Agus, ayah Tania Sane, langsung menjawab:

[Putriku sayang, paling lama sebulan lagi semua prosedur selesai!]

Tania diam-diam menyeka air matanya dan menyimpan ponselnya.

Satu jam yang lalu, dia masih di dalam Bentley, mendesah pelan karena ciuman Chaz Limex.

Peredam suara di Bentley diaktifkan sehingga sopir tidak bisa mendengar apa pun yang terjadi di bagian belakang.

Chaz membuka paksa bibir Tania.

Tania mencintainya dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, tanpa pengendalian diri.

Selama tiga tahun bersama Chaz, mereka telah berhubungan dalam segala situasi, terutama di dalam mobil.

Ponsel Chaz berdering.

Ekspresinya muram karena diganggu, tetapi setelah melihat ID penelepon, Chaz tetap menjawabnya.

Tania melirik ID penelepon, ternyata adalah nama asing.

Bahasa Georgia, bahasa yang sangat khusus, hampir tidak ada yang memahaminya di Indonesia.

Chaz mengumpat dengan dingin, "Ngapain nelpon sekarang!"

Orang di ujung sana tertawa, "Kenapa? Emangnya kau lagi sibuk?”

Chaz mencubit pinggang ramping Tania, memberi isyarat, lalu berkata dengan nada dingin dan malas, "Kalau sudah tahu ya cepat ngomong."

Pria itu bertanya dengan nada bergosip, "Yang ini seberapa mirip dengan Nina Lopez?"

Sambil mengelus wajah halus Tania, Chaz dengan santai berkata, "Sekitar 70%."

Pria itu tertawa dan mengumpat, "Sial, kau benar-benar hebat! Apa baiknya cewek ini?"

Chaz mencium leher Tania. "Suci, seperti boneka kecil yang penurut dengan tatapan yang jernih dan bodoh. Bersih."

Napas pria itu menjadi lebih berat. Chaz mengerutkan kening tidak senang.

"Jangan menggila. Kalau nggak ada yang penting, aku tutup ya!"

Pria itu buru-buru berkata, "Nina akan balik besok dengan pesawat! Rencananya akan merintis karier di sini.”

Chaz terdiam, napasnya berat. "Benarkah?!"

"Nina ingin merahasiakannya, tapi aku tetap beri tahu kau, baik kan aku? Cinta pertamamu sudah mau balik, penggantinya bisa nggak disinggirkan?"

Chaz berkata dengan dingin, "Nggak ada yang nggak bisa diselesaikan dengan uang."

Setelah itu, dia melempar ponselnya dan melanjutkan.

Tania menundukkan kepalanya di kursi, memperhatikan ponsel yang masih tergeletak di karpet mobil.

Chaz tidak tahu dia bisa bahasa Georgia.

Keluarganya punya bisnis di Georgia, dan dia telah belajar bahasa Georgia selama lebih dari lima tahun, jadi dia sangat menguasainya.

Air mata Tania menggenang, membasahi rambutnya.

Ternyata cinta tulusnya selama tiga tahun sama sekali tidak berarti di mata Chaz.

Matahari bersinar terang.

Rasanya musim kemarau sudah mulai.

Vila mewah bergaya Eropa tiga lantai itu bermandikan sinar matahari.

Chaz perlahan turun dari lantai atas, mengancingkan kancing berlian kemeja mewahnya dengan anggun.

Dia adalah putra kedua dari PT. Limex, salah satu dari 100 perusahaan kelas atas dunia, dan mengelola beberapa perusahaan media milik Keluarga Limex.

Tinggi dan ramping, dia memiliki aura dingin dan sifat acuh tak acuh yang menjadi ciri khas pria sukses.

Tiga tahun yang lalu, ketika masih merupakan mahasiswa baru di perguruan tinggi, Tania langsung terpikat dengan Chaz saat melihatnya.

Mata Chaz juga berbinar saat melihatnya di antara kerumunan, dan Chaz pun mulai mengejarnya. Setelah tiga bulan menahan diri, akhirnya Tania menerima Chaz.

Sejak saat itu, Tania kehilangan kepribadiannya sendiri, hanya ada Chaz di hati dan matanya.

Tapi…

Tania memalingkan wajahnya dengan dingin.

Chaz yang tidak menyadari keanehannya, menangkup pipinya dan menciumnya dengan penuh gairah.

"Aku ada rapat di kantor. Tunggu aku di rumah. Kubawakan kue saat balik."

Setelah itu, dia berbalik dan pergi.

Sosoknya yang tinggi memancarkan sedikit ketidaksabaran.

Tania tersenyum getir dan mulai memilah barang-barangnya.

Pertama, dia membuang semua barang yang melambangkan cinta seperti gelas minum pasangan, gelas sikat gigi, gantungan kunci, syal, kaos, dan boneka pasangan ke tong sampah.

Barang-barang itu biasanya berserakan di sekitar vila, ternyata saat dirapikan jumlahnya cukup banyak hingga dia berkeringat setelah menyelesaikannya.

Setelah membuang sekotak barang, dia kembali ke ruang tamu tepat ketika TV menyiarkan berita tentang kembalinya bintang internasional Nina untuk pengembangan karier.

Lobi bandara dipenuhi penggemar yang berteriak dan bersorak.

Rambutnya bergelombang, tubuhnya tinggi dengan wajah yang cantik dari segala sudut. Dia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah kamera, mengundang sorak sorai dari para penggemar.

Kamera menyorot, dan Tania sekilas melihat sosok yang familiar di sudut lobi bandara.

Ding ding ding.

Whatsapp di komputer berdering.

Chaz tidak punya kebiasaan mematikan komputernya, dan Whatsapp komputer masih aktif. Tania berjalan mendekat, membuka pesannya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Senja di Matamu   Bab 24

    Baru saat itulah dia menyadari bahwa dia telah diblokir.Siapakah orang itu?Dia dengan susah payah menghentikan mobil Chaz dan memohon, "Chaz, aku sudah dihukum. Maafkanlah aku. Kumohon!"Chaz dengan dingin berkata kepadanya, "Aku memblokirmu di industri hiburan dalam negeri, tapi aku nggak bisa menjangkau industri internasional."Setelah itu, dia menginjak pedal gas dan melesat pergi.Nina tersungkur ke tanah, ekspresinya dipenuhi kebencian, kepasrahan, dan kebingungan.Orang hebat mana lagi yang dia singgung?Dia hanya bisa memulai medianya sendiri, menghasilkan uang dengan video-video seksi dan mempromosikan produk.Namun dia sering dilaporkan, dan produk yang dia promosikan selalu bermasalah.Dia tidak ingin menjalani kehidupan biasa, jadi dia akhirnya bekerja sebagai agen sampingan untuk tetap menjalin hubungan dengan kelas atas.Chaz tidak bisa mengendalikan bisnis orang lain, dia juga tidak punya waktu.Dia menemukan seorang wanita yang sangat mirip Tania.Bukan hanya penampila

  • Senja di Matamu   Bab 23

    Nico kembali ke gereja.Chaz tetap di sana, bersandar di dinding batu dan menyalakan sebatang rokok.Saat ini, para tamu keluar dari gereja menuju ke vila untuk jamuan makan.Harry dan Tania muncul bergandengan tangan, jari-jari mereka saling bertautan.Tania merasakan kehangatan dan kekuatan tangan besarnya, hatinya pun merasa tenang.Sepertinya dia tidak marah dengan kehadiran Chaz.Chaz melihat mereka, mematikan rokoknya, dan bergegas menghampiri mereka. "Tania!"Seorang pengawal menghentikannya.Ketika Tania melihat memar di wajahnya dan darah di sudut bibirnya, hatinya tenang, tidak bergejolak dan tatapannya dingin.Harry berkata dengan tenang, "Pak Chaz, tolong jangan ganggu istriku."Kata 'istri' menusuk hati Chaz seperti pisau tajam.Kilatan dingin melintas di mata Chaz, dia mengancam, "Jika kau berani menindas atau menyakitinya, aku akan merebutnya kembali!"Harry mencibir, "Nggak akan pernah terjadi."Chaz pun meremehkan, "Belum tentu.""Chaz!" Tania menyela, nadanya dingin.

  • Senja di Matamu   Bab 22

    Chaz tak bisa mendengar atau melihat orang-orang di sekitarnya.Hanya ada wanita bergaun pengantin mewah nan indah itu di matanya.Wanita itu berbalik dengan takjub.Itu Tania!Itu benar-benar dia!"Tania!"Dia bergegas menghampiri seperti orang gila, mengulurkan tangan untuk meraih lengan Tania.Pak Agus yang masih berlinangan air mata melindungi putrinya di belakangnya. "Berhenti!"Banyak tokoh bisnis dan politik hadir, jadi keamanan sangatlah penting.Para pengawal yang kekar dan berotot bergegas menghampiri dan menahan Chaz.Mata semua orang tertuju padanya.Keheranan, rasa ingin tahu, gosip, jijik...Chaz meronta, tatapannya yang biasanya dingin dan acuh tak acuh memohon pada Tania. "Tania! Jangan menikah dengannya. Maafkan aku, oke?"Tania tak menyangka dia akan datang. Setelah terkejut sesaat, dia kembali tenang.Dia berkata, "Pak Chaz, kita sudah putus. Kau yang minta. Hargai dirimu sendiri, dan hargai aku juga. Jangan ganggu pernikahanku."Mata Chaz memerah.Jika dia punya so

  • Senja di Matamu   Bab 21

    Mata Tania jernih dan cerah, diwarnai sedikit kesedihan.Menatap tatapan seperti itu, Harry tak bisa berbohong.Dia berkata jujur, "Meskipun ini perjodohan bisnis antara keluarga kita, aku juga ingin menikahi seorang istri yang kukenal baik dan memuaskanku."Tania mengangkat sebelah alisnya. "Jadi, kau menyelidikiku?"Mata biru Harry berbinar bagai batu permata. "Ya, aku sangat puas denganmu, dalam segala hal."Tania merasa kata-kata 'dalam segala hal' itu sangat bermakna.Mengingat malam itu di ruang pribadi klub Malam Menawan, wajahnya langsung memerah seperti tomat.Harry tak kuasa menahan senyumnya. "Aku sudah pilihkan beberapa perhiasan untukmu dan akan dikirim besok. Gaun pengantin ini dirancang oleh desainer paling terkenal di Paris. Besok kau cobalah."Tania berkata, "Jangan terlalu boros."Ini hanyalah perjodohan, pestanya seadanya saja. Tidak perlu menghambur-hamburkan uang.Harry berkata dengan sungguh-sungguh, "Jangan khawatir! Kau hanya perlu jadi pengantin. Setelah itu,

  • Senja di Matamu   Bab 20

    Tania, putri PT. Kaito, sedang beristirahat selama dua hari di kediaman keluarganya untuk memulihkan dirinya.Dia menunggang kuda kesayangannya melintasi padang rumput, merasa segar dan penuh energi.Di lereng bukit, dia menarik kendali dan berteriak, "Baiklah! Aku siap!""Cobaan apapun, silakan!"Dia gugup. Beberapa hari ini dia tidak berani mencari informasi tunangannya. Dia tidak tahu penampilan atau riwayat hidupnya.Sekarang, dia sudah siap secara mental untuk segala hal yang tak terduga.Dia menarik napas dalam-dalam, mengeluarkan ponselnya, dan bersiap untuk memeriksa profil tunangannya.Saat itu, ponselnya berdering.Dia menghubungkan headset Bluetooth-nya.Suara Pak Agus terdengar, "Tania, baliklah! Kakakmu sudah pulang."Tania sudah tidak bertemu kakaknya lebih dari enam bulan, maka dia pun menyimpan ponselnya, memutar kudanya, dan bergegas menuruni bukit.Perjodohan itu sudah menjadi kesepakatan. Siapa pun pihak lawan, dia harus menikah!Kudanya melesat cepat, tiba di gerban

  • Senja di Matamu   Bab 19

    Chaz naik penerbangan terdekat dan tercepat ke Paris.Berdiri di lobi bandara Paris, dia merasa tersesat dan gelisah.Ini bukan wilayahnya, dia benar-benar tak tahu harus berbuat apa.Di mana dia bisa menemukan Tania?Di mana Tania?Dia telah meminta seorang teman untuk menyelidiki, tetapi belum ada jawaban.Dia tak punya pilihan selain pergi ke hotel.Penantian itu sungguh menyiksa, dia tidak tahan.Dia mengeluarkan ponselnya dan meninggalkan pesan di berbagai akun daring Tania.Tetapi semuanya telah dinonaktifkan, termasuk akun belanja dan akun membaca daringnya.Tania berusaha menghilang sepenuhnya dari dunianya!Hatinya sakit, tenggorokannya tercekat.Dia berjalan dengan lesu ke jendela, menatap gemerlap lampu Paris yang indah dan melamun.Dia menyalakan sebatang rokok, lalu menghisapnya satu per satu.Tania tak menginginkannya lagi, tak menginginkan cintanya lagi.Dia bergumam, "Tania... Aku mencintaimu. Aku bahkan nggak tahu aku begitu mencintaimu! Baliklah, baliklah padaku, oke?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status