Share

Bab 5

Author: Lulu
Chaz tidak bisa diam lagi. Dia langsung berdiri, merebut gelas anggur itu, dan berkata dengan dingin, "Kau lupa apa kata dokter? Masih berani minum!"

Suaranya begitu tegas sehingga suasana di sekitarnya tiba-tiba menjadi sunyi, dan semua orang menoleh.

Nina sedikit mabuk, dan senyumnya semakin menawan.

"Chaz, kau masih begitu berhati-hati. Jangan khawatir, aku tahu batas."

Sutradara yang sudah mabuk itu tertawa, "Pak Chaz sangat mencintaimu. Dulu, dia bahkan membuat onar di lokasi syuting saat kau syuting adegan ciuman!"

Teman mabuk lainnya juga tertawa, "Benar. Kak Chaz benar-benar romantis. Sekali dia jatuh cinta, maka itu adalah untuk selamanya dan abadi!"

Nina segera menjelaskan, "Jangan omong kosong. Maag-ku nggak bagus, dia takut lambungku berdarah."

Chaz tanpa sadar melirik Tania, lalu ke arah tatapan orang-orang di sekitarnya yang bergosip. Dia menggenggam tangan Nina dan berjalan keluar. "Kita bicara di luar saja!"

Tania merasakan kepahitan yang bercampur aduk.

Chaz lima tahun lebih tua darinya, selalu dewasa dan tenang, cuek dan pendiam, mampu menghadapi apa pun dengan tenang. Tak disangka, suatu hari dia akan kehilangan ketenangannya seperti ini, dan di depan umum!

Dia merasa semua orang diam-diam memperhatikannya dengan tatapan aneh, dia merasa gelisah.

Lalu, dia pun bangkit dan pergi ke teras.

Anginnya agak dingin.

Tidak ada lampu.

Hanya ada cahaya dari ruang tamu, menciptakan bayangan samar.

Dia menemukan kursi di sudut dan duduk. Ketika mendongak, dia melihat Chaz dan Nina berdebat sengit di dekat taman bunga.

Akhirnya, Chaz berbalik dan pergi dengan emosi.

Nina mengulurkan tangan untuk menariknya kembali.

Dia menepis tangan Nina dengan kuat, menyebabkan Nina yang memakai sepatu hak tinggi kehilangan keseimbangan. Pergelangan kakinya terkilir dan dia jatuh ke hamparan bunga.

Chaz yang mendengar suara itu bergegas menghampiri dan menariknya keluar.

Sepertinya Nina terluka parah, pergelangan kakinya terkilir.

Chaz pun menggendong Nina menuju Ferrari merah, menempatkannya di kursi penumpang, lalu melaju pergi.

Sebuah sepatu hak tinggi berwarna putih keperakan tergeletak di samping hamparan bunga.

Para tokoh utama telah pergi, semua orang di ruang perjamuan pun perlahan-lahan pergi.

Tania kembali ke ruang perjamuan, hanya tersisa makanan, musik sudah berakhir, dan kerumunan telah bubar.

Para pelayan yang membersihkan kekacauan itu meliriknya dengan tatapan simpatik dan bergosip.

Sepatu hak tinggi putih Tania menginjak kelopak mawar merah yang bertaburan di lantai saat dia perlahan keluar dari ruang perjamuan.

Chaz pergi dengan Ferrari-nya.

"Nona." Sebuah suara pria memanggil dari belakang.

Tania terkejut, suara itu terdengar familier.

Saat berbalik, dia melihat seorang pria berambut pirang, blasteran Indo dan Barat, berusia sekitar 30 tahun, dengan mata yang dalam dan hidung mancung. Dia cukup tampan.

Namun tatapan matanya, aura cabul dan menyeramkan itulah yang membuatnya gelisah.

Dia mengulurkan tangan.

"Namaku Uri, Aku orang Indo dari Georgia."

Tania tidak menjabat tangannya dan berbalik.

Uri menarik tangannya dengan canggung.

"Aku teman Chaz. Susah cari taksi di sini. Kuantar pulang saja."

Tania menolak dengan tegas, "Nggak, makasih. Klub ini ada mobil yang bisa antar."

Klub dengan iuran tahunannya yang satu miliar menawarkan fasilitas mobil antar-jemput. Tania berjalan menuju mobil yang terparkir di dekatnya.

Uri memandangi lekuk tubuh Tania yang sempurna sambil memiringkan kepalanya dan menjilat bibirnya. Senyum penuh tekad dan licik terpancar di wajahnya.

Orang yang mampu mempertahankan perhatian penuh Chaz selama tiga tahun pastilah luar biasa.

Tania merasakan sedikit kegelisahan. Saat dia menaiki mobil pribadi klub, dia melihat Uri masih berdiri di sana, menatapnya dengan ekspresi jahat.

Mengingat pembicaraan telepon Uri dengan Chaz hari itu, dia merasa mual.

Setelah memberikan alamat kepada sopir, Tania mendesak, "Ayo pergi."

Bosan di dalam mobil, Tania mengambil ponsel dan melihat berita di internet. Empat pencarian teratas semuanya tentang Chaz, Nina, dan dirinya.

[Chaz muncul di rumah sakit sambil menggendong Nina, tampak cemas, diduga Nina terluka parah dan cacat!]

[Chaz mengadakan pesta ulang tahun untuk pacar barunya. Mantan pacarnya, Nina, mengirimkan ucapan selamat. Keduanya bertemu di taman dan pergi di tengah acara!]

[Pacar baru Chaz terlihat 70% mirip Nina, sebuah drama dramatis di kehidupan nyata!]

[Bertemu kembali setelah enam tahun, apakah Nina dan Pak Chaz selama ini terus bersama, ataukah cinta lama bersemi kembali?]

Ada foto, video, dan fakta.

Di antaranya juga terdapat foto beresolusi tinggi Tania dan Nina yang berdiri berdampingan saat Tania memberi Nina kue.

Penggemar Nina membanjiri internet dengan pesan, beberapa mendoakan hubungan Nina dan Chaz, sementara yang lain mendesak pacar baru Chaz untuk bersikap cerdas dan berhenti menjadi pelakor.

Banyak penggemar menduga Tania iri dan melukai Nina untuk balas dendam. Hinaan mereka sangat mengerikan.

Hanya sedikit dari mereka yang merasa kasihan pada pacar baru Chaz.

Tania gemetar karena marah.

Mengapa mereka merilis foto-fotonya tanpa izinnya?

Di klub kelas atas seperti itu, privasi tamu adalah yang terpenting. Tanpa persetujuannya, mereka tidak berhak membocorkan informasi apapun!

Ini berarti setidaknya Chaz, sang tuan rumah, telah menyetujuinya.

Tania segera mengirimkan surat pengacara ke situs web terkait, menuntut pertanggungjawaban atas pelanggaran hak citranya.

Hanya dalam dua menit, foto dan videonya dihapus.

Namun sudah terlambat, foto dan video tersebut telah diunduh oleh ribuan orang dan terus beredar di kolom komentar dan akun pribadi.

Kemarahan Tania tidak berlangsung lama, amarahnya telah mereda saat kembali ke vila.

Ketika memasuki ruang tamu dan melihat foto mereka berdua di mana-mana, Tania merasa ironis.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Senja di Matamu   Bab 24

    Baru saat itulah dia menyadari bahwa dia telah diblokir.Siapakah orang itu?Dia dengan susah payah menghentikan mobil Chaz dan memohon, "Chaz, aku sudah dihukum. Maafkanlah aku. Kumohon!"Chaz dengan dingin berkata kepadanya, "Aku memblokirmu di industri hiburan dalam negeri, tapi aku nggak bisa menjangkau industri internasional."Setelah itu, dia menginjak pedal gas dan melesat pergi.Nina tersungkur ke tanah, ekspresinya dipenuhi kebencian, kepasrahan, dan kebingungan.Orang hebat mana lagi yang dia singgung?Dia hanya bisa memulai medianya sendiri, menghasilkan uang dengan video-video seksi dan mempromosikan produk.Namun dia sering dilaporkan, dan produk yang dia promosikan selalu bermasalah.Dia tidak ingin menjalani kehidupan biasa, jadi dia akhirnya bekerja sebagai agen sampingan untuk tetap menjalin hubungan dengan kelas atas.Chaz tidak bisa mengendalikan bisnis orang lain, dia juga tidak punya waktu.Dia menemukan seorang wanita yang sangat mirip Tania.Bukan hanya penampila

  • Senja di Matamu   Bab 23

    Nico kembali ke gereja.Chaz tetap di sana, bersandar di dinding batu dan menyalakan sebatang rokok.Saat ini, para tamu keluar dari gereja menuju ke vila untuk jamuan makan.Harry dan Tania muncul bergandengan tangan, jari-jari mereka saling bertautan.Tania merasakan kehangatan dan kekuatan tangan besarnya, hatinya pun merasa tenang.Sepertinya dia tidak marah dengan kehadiran Chaz.Chaz melihat mereka, mematikan rokoknya, dan bergegas menghampiri mereka. "Tania!"Seorang pengawal menghentikannya.Ketika Tania melihat memar di wajahnya dan darah di sudut bibirnya, hatinya tenang, tidak bergejolak dan tatapannya dingin.Harry berkata dengan tenang, "Pak Chaz, tolong jangan ganggu istriku."Kata 'istri' menusuk hati Chaz seperti pisau tajam.Kilatan dingin melintas di mata Chaz, dia mengancam, "Jika kau berani menindas atau menyakitinya, aku akan merebutnya kembali!"Harry mencibir, "Nggak akan pernah terjadi."Chaz pun meremehkan, "Belum tentu.""Chaz!" Tania menyela, nadanya dingin.

  • Senja di Matamu   Bab 22

    Chaz tak bisa mendengar atau melihat orang-orang di sekitarnya.Hanya ada wanita bergaun pengantin mewah nan indah itu di matanya.Wanita itu berbalik dengan takjub.Itu Tania!Itu benar-benar dia!"Tania!"Dia bergegas menghampiri seperti orang gila, mengulurkan tangan untuk meraih lengan Tania.Pak Agus yang masih berlinangan air mata melindungi putrinya di belakangnya. "Berhenti!"Banyak tokoh bisnis dan politik hadir, jadi keamanan sangatlah penting.Para pengawal yang kekar dan berotot bergegas menghampiri dan menahan Chaz.Mata semua orang tertuju padanya.Keheranan, rasa ingin tahu, gosip, jijik...Chaz meronta, tatapannya yang biasanya dingin dan acuh tak acuh memohon pada Tania. "Tania! Jangan menikah dengannya. Maafkan aku, oke?"Tania tak menyangka dia akan datang. Setelah terkejut sesaat, dia kembali tenang.Dia berkata, "Pak Chaz, kita sudah putus. Kau yang minta. Hargai dirimu sendiri, dan hargai aku juga. Jangan ganggu pernikahanku."Mata Chaz memerah.Jika dia punya so

  • Senja di Matamu   Bab 21

    Mata Tania jernih dan cerah, diwarnai sedikit kesedihan.Menatap tatapan seperti itu, Harry tak bisa berbohong.Dia berkata jujur, "Meskipun ini perjodohan bisnis antara keluarga kita, aku juga ingin menikahi seorang istri yang kukenal baik dan memuaskanku."Tania mengangkat sebelah alisnya. "Jadi, kau menyelidikiku?"Mata biru Harry berbinar bagai batu permata. "Ya, aku sangat puas denganmu, dalam segala hal."Tania merasa kata-kata 'dalam segala hal' itu sangat bermakna.Mengingat malam itu di ruang pribadi klub Malam Menawan, wajahnya langsung memerah seperti tomat.Harry tak kuasa menahan senyumnya. "Aku sudah pilihkan beberapa perhiasan untukmu dan akan dikirim besok. Gaun pengantin ini dirancang oleh desainer paling terkenal di Paris. Besok kau cobalah."Tania berkata, "Jangan terlalu boros."Ini hanyalah perjodohan, pestanya seadanya saja. Tidak perlu menghambur-hamburkan uang.Harry berkata dengan sungguh-sungguh, "Jangan khawatir! Kau hanya perlu jadi pengantin. Setelah itu,

  • Senja di Matamu   Bab 20

    Tania, putri PT. Kaito, sedang beristirahat selama dua hari di kediaman keluarganya untuk memulihkan dirinya.Dia menunggang kuda kesayangannya melintasi padang rumput, merasa segar dan penuh energi.Di lereng bukit, dia menarik kendali dan berteriak, "Baiklah! Aku siap!""Cobaan apapun, silakan!"Dia gugup. Beberapa hari ini dia tidak berani mencari informasi tunangannya. Dia tidak tahu penampilan atau riwayat hidupnya.Sekarang, dia sudah siap secara mental untuk segala hal yang tak terduga.Dia menarik napas dalam-dalam, mengeluarkan ponselnya, dan bersiap untuk memeriksa profil tunangannya.Saat itu, ponselnya berdering.Dia menghubungkan headset Bluetooth-nya.Suara Pak Agus terdengar, "Tania, baliklah! Kakakmu sudah pulang."Tania sudah tidak bertemu kakaknya lebih dari enam bulan, maka dia pun menyimpan ponselnya, memutar kudanya, dan bergegas menuruni bukit.Perjodohan itu sudah menjadi kesepakatan. Siapa pun pihak lawan, dia harus menikah!Kudanya melesat cepat, tiba di gerban

  • Senja di Matamu   Bab 19

    Chaz naik penerbangan terdekat dan tercepat ke Paris.Berdiri di lobi bandara Paris, dia merasa tersesat dan gelisah.Ini bukan wilayahnya, dia benar-benar tak tahu harus berbuat apa.Di mana dia bisa menemukan Tania?Di mana Tania?Dia telah meminta seorang teman untuk menyelidiki, tetapi belum ada jawaban.Dia tak punya pilihan selain pergi ke hotel.Penantian itu sungguh menyiksa, dia tidak tahan.Dia mengeluarkan ponselnya dan meninggalkan pesan di berbagai akun daring Tania.Tetapi semuanya telah dinonaktifkan, termasuk akun belanja dan akun membaca daringnya.Tania berusaha menghilang sepenuhnya dari dunianya!Hatinya sakit, tenggorokannya tercekat.Dia berjalan dengan lesu ke jendela, menatap gemerlap lampu Paris yang indah dan melamun.Dia menyalakan sebatang rokok, lalu menghisapnya satu per satu.Tania tak menginginkannya lagi, tak menginginkan cintanya lagi.Dia bergumam, "Tania... Aku mencintaimu. Aku bahkan nggak tahu aku begitu mencintaimu! Baliklah, baliklah padaku, oke?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status