Share

Bab 2

Author: Lulu
Nina: [Chaz, di mana? Kok nggak melihatmu?]

Chaz: [Aku sudah kembali ke mobil. Fans-mu terlalu banyak, nggak baik aku muncul.]

Nina: [Kalau gitu, kita ketemuan di hotel saja.]

Chaz mengirim emoji oke.

Nina: [Sudah lima tahun nggak ketemu. Aku sudah sangat rindu.]

Tania mencibir dan terus menyibukkan diri membuang barang-barang.

Saat Chaz pulang, hari belum terlalu malam.

Dia sudah minum alkohol, dan seulas senyum masih tersungging di wajahnya yang biasanya tanpa ekspresi.

Dia memegang sebuket besar mawar merah di tangannya dan berkata dengan suara baritone-nya, "Aku sudah pulang."

Tania meringkuk di sofa, mengunggah foto-foto ke situs web penjualan barang bekas. Dia berencana menjual beberapa barang berharga lalu menyumbangkan uang hasil penjualannya.

Mendengar suaranya, Tania menutup komputernya dan melihat ke arah Chaz.

Chaz menghampiri dan menyelipkan bunga itu ke dalam pelukannya. Lalu memeluk Tania bersama dengan buket bunga itu, dan mencium bibirnya.

"Kenapa? Rindu aku?"

Tania manyun dan diam, sambil melihat dan mengendus aroma mawar.

Seolah-olah disulap, Chaz mengeluarkan sebuah kotak panjang dari kertas pembungkus bunga mawar dan membukanya.

Matanya yang bulat besar dan penuh kasih sayang kini sedang menatapnya dengan saksama, terlihat begitu memikat.

Tania melirik dan menyadari bahwa itu adalah kalung berlian yang dia incar, senilai lebih dari enam miliar rupiah.

Tania hanya meliriknya sesaat beberapa hari yang lalu ketika mereka berbelanja bersama. Tak disangka, Chaz benar-benar membelinya hari ini.

Melihat Tania melongo menatap kalung itu, Chaz membungkuk dan mencium pipinya. "Begitu senangnya sampai nggak bisa bicara? Sini kupakaikan!"

Tangan ramping Tania yang putih mengelus kalung itu, dan dia berkata lembut, "Mawar dan berlian? Kukira kau sedang melamar."

Chaz berhenti sejenak dan melirik Tania.

Nadanya sedikit cuek, "Ada yang lebih baik saat aku melamar nanti."

Tania mencibir, "Harus tunggu berapa lama lagi?"

Senyum di wajah Chaz memudar, yang tersisa hanyalah tatapannya yang dingin.

Tania mengalihkan pandangan, mengulurkan tangan untuk melepas kalungnya.

Chaz meraih tangannya, mencium bibirnya, dan menekannya ke sofa.

Tubuhnya langsung menegang, dan dia memalingkan wajahnya dari bibir Chaz, menekan tangannya.

"Aku... aku sedang berhalangan."

Kata-kata Chaz terdengar mendominasi dan dingin.

"Jangan sembarangan, mens-mu baru kelar."

Kemudian, Chaz meraih tangannya.

Tania panik.

Saat itu, telepon Chaz berdering.

Tania segera mendorongnya ke samping. "Teleponmu, cepat angkat."

Chaz yang merasa sedikit kesal, mengeluarkan ponselnya dari saku.

Tania berada di bawahnya, sehingga melihat layarnya dengan jelas.

ID Penelepon: [Nina].

Chaz segera meletakkan ponselnya di sofa, dan saat melihat Tania masih berekspresi normal, Chaz berdiri dan berkata, "Kuangkat dulu."

Lalu, sambil membetulkan celananya, dia mengambil ponselnya dan naik ke atas.

Sesaat kemudian, dia turun dengan setelan jas yang dibuat khusus.

"Seorang temanku punya masalah. Aku pergi bantu. Kau tidur saja dulu."

Dia tidak menyadari bahwa banyak barang kecil yang telah hilang dari vila itu, sehingga villa tampak agak kosong.

Chaz sudah tiga hari tidak pulang.

Dia menelepon untuk memberi tahu bahwa dia sedang sibuk dengan pekerjaan.

Tania cukup tenang.

Namun Tania tidak tahan dan memeriksa akun media sosial Nina.

Nina memperbarui akunnya setiap hari.

Pada hari pertama, ada foto yang memperlihatkan dua tangan yang berdenting dengan dua gelas anggur merah, keterangan bertuliskan: [Beberapa persahabatan bagaikan anggur merah, semakin kuat seiring bertambahnya usia.]

Tangan lainnya adalah tangan seorang pria.

Tania mengenali tangan ramping itu dan cincin di jari manisnya. Itu adalah sepasang cincin pasangan yang dibuat khusus. Tania juga memiliki cincin yang sama.

Dia melepas cincin itu dan berkata dengan senyum masam, "Terlalu terbiasa memakainya, sampai lupa menjualnya."

Keesokan harinya, ada foto yang menampilkan matahari terbenam di pantai. Keterangannya berbunyi: [Seandainya bisa menua di sini.]

Tania mengenali dua pohon kelapa yang bersebelahan di foto tersebut.

Itu adalah pohon-pohon yang dia dan Chaz tanam bersama di pantai dekat vilanya, dan dihiasi dengan prakarya yang Tania buat sendiri.

Hari ketiga adalah foto yang diambil di bandara, sosok Chaz yang tinggi dan mengesankan muncul di tengah keramaian.

Para penggemar Nina menggila, bertanya apakah dia sedang pacaran.

Nina membalas: [Nggak, aku hanya kembali ke tempat yang familiar, dan merasa emosional.]

Tania menahan kepahitan di hatinya.

Dia dengan cermat mengirimkan barang-barang yang terjual kepada para pembeli dan menyumbangkan hasilnya ke yayasan amal selebritas.

Karena ada beberapa perhiasan sangat berharga sehingga tidak ada yang mau membelinya secara online, jadi dia pergi ke balai lelang.

Dia juga pergi ke universitas untuk menyelesaikan prosedur pengunduran diri dari program pascasarjana, lalu ke kantor imigrasi, ambil foto, dan sidik jari.

Seanjutnya, dia menghapus akun media sosial dan akun belanja online yang jarang digunakan, hanya menyisakan dua akun yang sering digunakan, yang akan dia hapus sebelum naik pesawat.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Setelah tengah malam, pesan-pesan ucapan selamat dan panggilan telepon terus berlanjut.

Dari orang tuanya, kakaknya, teman sekelasnya, teman-temannya, mentor dan profesornya.

Tapi tak sepatah kata pun dari Chaz.

Tania mendongak dan melihat bingkai foto di dinding.

Dia meringkuk dalam pelukan Chaz, tersenyum manis, bahagia, dan puas, seolah dia memiliki segalanya.

Namun wajah tampan Chaz tampak dingin, tatapannya dalam dan tanpa ekspresi.

Tania tertawa ironis dan menggeser kursi untuk menyingkirkan bingkai foto itu.

Tiba-tiba, pintu terbuka.

Chaz masuk.

Wajah tampannya muram, dan dia memancarkan aura dingin.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Senja di Matamu   Bab 24

    Baru saat itulah dia menyadari bahwa dia telah diblokir.Siapakah orang itu?Dia dengan susah payah menghentikan mobil Chaz dan memohon, "Chaz, aku sudah dihukum. Maafkanlah aku. Kumohon!"Chaz dengan dingin berkata kepadanya, "Aku memblokirmu di industri hiburan dalam negeri, tapi aku nggak bisa menjangkau industri internasional."Setelah itu, dia menginjak pedal gas dan melesat pergi.Nina tersungkur ke tanah, ekspresinya dipenuhi kebencian, kepasrahan, dan kebingungan.Orang hebat mana lagi yang dia singgung?Dia hanya bisa memulai medianya sendiri, menghasilkan uang dengan video-video seksi dan mempromosikan produk.Namun dia sering dilaporkan, dan produk yang dia promosikan selalu bermasalah.Dia tidak ingin menjalani kehidupan biasa, jadi dia akhirnya bekerja sebagai agen sampingan untuk tetap menjalin hubungan dengan kelas atas.Chaz tidak bisa mengendalikan bisnis orang lain, dia juga tidak punya waktu.Dia menemukan seorang wanita yang sangat mirip Tania.Bukan hanya penampila

  • Senja di Matamu   Bab 23

    Nico kembali ke gereja.Chaz tetap di sana, bersandar di dinding batu dan menyalakan sebatang rokok.Saat ini, para tamu keluar dari gereja menuju ke vila untuk jamuan makan.Harry dan Tania muncul bergandengan tangan, jari-jari mereka saling bertautan.Tania merasakan kehangatan dan kekuatan tangan besarnya, hatinya pun merasa tenang.Sepertinya dia tidak marah dengan kehadiran Chaz.Chaz melihat mereka, mematikan rokoknya, dan bergegas menghampiri mereka. "Tania!"Seorang pengawal menghentikannya.Ketika Tania melihat memar di wajahnya dan darah di sudut bibirnya, hatinya tenang, tidak bergejolak dan tatapannya dingin.Harry berkata dengan tenang, "Pak Chaz, tolong jangan ganggu istriku."Kata 'istri' menusuk hati Chaz seperti pisau tajam.Kilatan dingin melintas di mata Chaz, dia mengancam, "Jika kau berani menindas atau menyakitinya, aku akan merebutnya kembali!"Harry mencibir, "Nggak akan pernah terjadi."Chaz pun meremehkan, "Belum tentu.""Chaz!" Tania menyela, nadanya dingin.

  • Senja di Matamu   Bab 22

    Chaz tak bisa mendengar atau melihat orang-orang di sekitarnya.Hanya ada wanita bergaun pengantin mewah nan indah itu di matanya.Wanita itu berbalik dengan takjub.Itu Tania!Itu benar-benar dia!"Tania!"Dia bergegas menghampiri seperti orang gila, mengulurkan tangan untuk meraih lengan Tania.Pak Agus yang masih berlinangan air mata melindungi putrinya di belakangnya. "Berhenti!"Banyak tokoh bisnis dan politik hadir, jadi keamanan sangatlah penting.Para pengawal yang kekar dan berotot bergegas menghampiri dan menahan Chaz.Mata semua orang tertuju padanya.Keheranan, rasa ingin tahu, gosip, jijik...Chaz meronta, tatapannya yang biasanya dingin dan acuh tak acuh memohon pada Tania. "Tania! Jangan menikah dengannya. Maafkan aku, oke?"Tania tak menyangka dia akan datang. Setelah terkejut sesaat, dia kembali tenang.Dia berkata, "Pak Chaz, kita sudah putus. Kau yang minta. Hargai dirimu sendiri, dan hargai aku juga. Jangan ganggu pernikahanku."Mata Chaz memerah.Jika dia punya so

  • Senja di Matamu   Bab 21

    Mata Tania jernih dan cerah, diwarnai sedikit kesedihan.Menatap tatapan seperti itu, Harry tak bisa berbohong.Dia berkata jujur, "Meskipun ini perjodohan bisnis antara keluarga kita, aku juga ingin menikahi seorang istri yang kukenal baik dan memuaskanku."Tania mengangkat sebelah alisnya. "Jadi, kau menyelidikiku?"Mata biru Harry berbinar bagai batu permata. "Ya, aku sangat puas denganmu, dalam segala hal."Tania merasa kata-kata 'dalam segala hal' itu sangat bermakna.Mengingat malam itu di ruang pribadi klub Malam Menawan, wajahnya langsung memerah seperti tomat.Harry tak kuasa menahan senyumnya. "Aku sudah pilihkan beberapa perhiasan untukmu dan akan dikirim besok. Gaun pengantin ini dirancang oleh desainer paling terkenal di Paris. Besok kau cobalah."Tania berkata, "Jangan terlalu boros."Ini hanyalah perjodohan, pestanya seadanya saja. Tidak perlu menghambur-hamburkan uang.Harry berkata dengan sungguh-sungguh, "Jangan khawatir! Kau hanya perlu jadi pengantin. Setelah itu,

  • Senja di Matamu   Bab 20

    Tania, putri PT. Kaito, sedang beristirahat selama dua hari di kediaman keluarganya untuk memulihkan dirinya.Dia menunggang kuda kesayangannya melintasi padang rumput, merasa segar dan penuh energi.Di lereng bukit, dia menarik kendali dan berteriak, "Baiklah! Aku siap!""Cobaan apapun, silakan!"Dia gugup. Beberapa hari ini dia tidak berani mencari informasi tunangannya. Dia tidak tahu penampilan atau riwayat hidupnya.Sekarang, dia sudah siap secara mental untuk segala hal yang tak terduga.Dia menarik napas dalam-dalam, mengeluarkan ponselnya, dan bersiap untuk memeriksa profil tunangannya.Saat itu, ponselnya berdering.Dia menghubungkan headset Bluetooth-nya.Suara Pak Agus terdengar, "Tania, baliklah! Kakakmu sudah pulang."Tania sudah tidak bertemu kakaknya lebih dari enam bulan, maka dia pun menyimpan ponselnya, memutar kudanya, dan bergegas menuruni bukit.Perjodohan itu sudah menjadi kesepakatan. Siapa pun pihak lawan, dia harus menikah!Kudanya melesat cepat, tiba di gerban

  • Senja di Matamu   Bab 19

    Chaz naik penerbangan terdekat dan tercepat ke Paris.Berdiri di lobi bandara Paris, dia merasa tersesat dan gelisah.Ini bukan wilayahnya, dia benar-benar tak tahu harus berbuat apa.Di mana dia bisa menemukan Tania?Di mana Tania?Dia telah meminta seorang teman untuk menyelidiki, tetapi belum ada jawaban.Dia tak punya pilihan selain pergi ke hotel.Penantian itu sungguh menyiksa, dia tidak tahan.Dia mengeluarkan ponselnya dan meninggalkan pesan di berbagai akun daring Tania.Tetapi semuanya telah dinonaktifkan, termasuk akun belanja dan akun membaca daringnya.Tania berusaha menghilang sepenuhnya dari dunianya!Hatinya sakit, tenggorokannya tercekat.Dia berjalan dengan lesu ke jendela, menatap gemerlap lampu Paris yang indah dan melamun.Dia menyalakan sebatang rokok, lalu menghisapnya satu per satu.Tania tak menginginkannya lagi, tak menginginkan cintanya lagi.Dia bergumam, "Tania... Aku mencintaimu. Aku bahkan nggak tahu aku begitu mencintaimu! Baliklah, baliklah padaku, oke?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status