Share

Bab 26. SPSG

Author: Asri Faris
last update Last Updated: 2025-07-16 18:46:39
Keputusan yang sulit bagi Nada, tetapi harus dijalaninya dengan lapang dada. Biar bagaimana pun, keadaannya kini tak boleh diketahui orang banyak. Nada terpaksa diasingkan untuk kepentingan bersama. Agar nantinya dia juga tidak malu menghadapi dunia luar yang kadang tidak bersahabat terhadapnya.

"Kita rencananya mau ke mana, Ma, Pa?" tanya Nada pasrah. Beruntung kedua orang tuanya begitu membantu dan menerima keadaannya sekarang.

"Bali, biar kamu tidak kepikiran. Tunda dulu urusan yang lainnya, kamu butuh ketenangan, sayang."

"Nada ikut saja apa kata Mama sama Papa," ujarnya pasrah. Walaupun sebenarnya dia sayang meninggalkan studinya. Terpaksa Nada harus mengambil cuti sampai melahirkan. Setelah situasi aman, baru Nada bisa kembali melanjutkan kuliah lagi.

Di dimensi yang lain, Saga sudah kembali ke rumah padahal kondisinya masih kumat-kumatan. Pria itu tidak habis pikir dengan perlakuan kedua orang tuanya yang super tegaan. Kenapa membiarkan dia rawat jalan, padahal jelas-
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Rosyidah Ulya Arrosyid
ssiiipppp....Papa Bian tegas ......
goodnovel comment avatar
Fatiya Hasna
Sok selidiki insiden itu Pak Bian, kalau Saga yang salah walaupun mereka dijebak, misal nih ya, si Saga nyeret Nada kedalam kam*r dalam keadaan setengah sadar dia harus tanggungjawab penuh atas Nada bayi yang dikandungnya.
goodnovel comment avatar
jihandwiannisa110
pak Bian di masa lalu kelakuannya lebih parah,balas dendam pd orang yg tak bersalah sampai hamil pula..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 110. SPSG

    "Saga, kamu mau ke mana? Sudah malam kalau tidak penting tidak usah kluyuran.""Ke rumah sakit, Ma, Nada tadi pingsan makanya dilarikan ke rumah sakit.""Nada pingsan? Terus kondisinya sekarang gimana?" "Kata Mama Hira udah mendingan, kemungkinan Saga nginep di rumah sakit. Saga makan di luar sekalian Ma," kata pria itu pamit. "Ya sudah, mama jenguk besok saja ya, ini sudah malam.""Iya Ma, tidak apa-apa.""Berarti besok nggak jadi dong ke rumah. Mana Mama sudah minta tolong Pak Zaky buat urusan kamu.""Kalau Nada-nya sakit ya gimana mau ada acara. Nungguin pulang dulu aja ya Ma, nanti Saga kabari lagi.""Kamu hati-hati kalau ngomong, salah-salah tidak memperbaiki malah bubaran.""Iya Ma, Saga udah belajar sabar kok."Sejatinya pribadi hanya mau bersabar dan menurunkan egonya kepada perempuan yang benar-benar diinginkan. Pria mana pun akan bersikap lembut pada seseorang yang dia sayang. Pria itu langsung bergegas setelah pamit. Ada harapan besar untuk hubungan mereka, ya walaupun d

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 109. SPSG

    Bu Hira dan Pak Arya menunggu dengan cemas. Takut sekali terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Apalagi belakangan ini mereka sering sekali marah-marahin Nada. Perempuan paruh baya itu langsung berdiri begitu dokter selesai memeriksa Nada. Beliau menghampiri dengan penuh pertanyaan di otaknya. "Dengan orang tuanya Ibu Nada?" "Iya Dok, apakah putri saya baik-baik saja? Bagaimana dengan kehamilannya Dok? Dari tadi anak saya bolak-balik ke kamar mandi." "Putri ibu kondisinya sangat lemah, untung cepat dibawa ke sini. Diare pada ibu hamil dapat menyebabkan dehidrasi dan putri ibu mengalami dehidrasi ringan, resiko terburuknya dapat berdampak pada janin. Dehidrasi dapat mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke janin, serta meningkatkan risiko komplikasi kehamilan kalau tidak segera ditangani dengan tepat." "Terus keadaan janinnya bagaimana Dok?" tanya Bu Hira harap-harap cemas. "Alhamdulillah tidak apa-apa, lain kali kalau ibu hamil mengalami diare jangan dibiarkan sampa

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 108. SPSG

    "Makasih Kak," ucap Nada berniat langsung turun tanpa menawarkan bertamu. "Nggak usah turun, nanti kusampaikan pada mama papaku kalau Kak Saga yang nganter." "Kamu lagi ngusir aku? Setidaknya bikin alasan yang masuk akal dikit kalau tidak mau menawarkan bertamu." "Kupikir Kak Saga sibuk, mau langsung pulang." "Lama-lama kamu ngeselin, untung aku udah belajar sabar. Kalau masih kaya dulu udah pasti panas tuh bibir." "Kok bisa?" "Iya lah aku cium." "Ck, nggak sopan. Mana boleh begitu, apa-apa yang dipaksakan tuh nggak baik." "Kalau nggak maksa kamu nggak mau. Giliran dipaksa merasa terdzolimi. Aku bingung tapi aku masih sabar. Aku yakin kedua orang tuamu saat ini juga mau ketemu sama aku." "Jangan lama-lama, nggak usah drama juga." "Siap sayang, kurang lebih tiga ratus enam puluh ribu detik." "Itu mah lama, jangan menyusahkan kalau bertamu." "Biasanya juga kamu nggak nemenin. Nad, cincin pernikahan kita mana? Kalau mau pisah aturannya harus dibalikin," kata Saga

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 107. SPSG

    "Nggak usah sayang, sayangan, nggak suka dengernya," protes Nada melirik kesal. "Hmm, kalau sayang beneran gimana? Ada pertimbangan nggak buat rujuk." "Nggak usah bahas itu mulu kenapa sih. Mau nganter atau mau drama, aku males nih dengernya." "Iya iya, aku anterin sampai tujuan. Mau ke mana dulu juga boleh, mumpung aku lagi ada banyak waktu." Saat ini sebenarnya selalu ada waktu. Bahkan dia rela mengesampingkan urusannya demi waktu bersama Nada. Sekarang baru berasa sekali, beberapa hari tidak bertemu rasanya tersiksa, padahal kemarin dia enjoy saja ngadep orangnya setiap hari, orangnya malah tidak dihargai. Pantas saja Nada ngamuk, sakit hati berujung minta pisah. Mobil Saga keluar dari area kampus, lebih dulu mengantar Nada ke kosan temannya, lalu rencananya kembali ke rumah. "Jadi di sini kamu ngumpet kemarin?" tanya pria itu ikut turun di depan kosan. "Kakak tunggu di sini saja, aku cuma ambil barang." "Aku harus mastiin biar kamu nggak belok, salah-salah kabur l

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 106. SPSG

    "Masih sakit?" tanya Saga masih mengusap lembut puncak kepalanya. Beberapa hari ini tidak bertemu, bukan berarti tidak peka lagi, tetapi menahan diri untuk memberikan ruang pada Nada berpikir. Sama-sama menepi untuk kemudian saling intropeksi diri. Netra keduanya bertemu, diam beberapa detik hingga seketika Nada tersadar ada rasa yang tidak nyaman. Dia bergerak menjauh hingga membuat Saga menarik tangannya. "Nggak, cuma kaget aja." Tadinya lumayan berdenyut, hanya beberapa detik dan sekarang sudah tidak terasa sakit lagi. Nada segera menormalkan ekspresinya. Berhadapan dengan pria ini selalu membuatnya tidak nyaman. "HPnya Kak," pinta Nada setelah pria itu mengambilnya tadi. Nada harus segera turun dari mobil Saga, dia tidak ingin terjebak di sana. "Kemarin ke mana?" tanya pria itu lagi ingin tahu. Menyerahkan ponsel di tangannya yang langsung diterima. "Nenangin diri," jawab Nada jujur. Memang benar begitu, di rumah terlalu berisik, tetapi dia sadar tengah menumpang pad

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 105. SPSG

    Saga menyempatkan menutup pintu agar pembicaraan mereka tidak ada yang dengar. Dia tahu sikapnya hari ini mungkin akan menimbulkan pertanyaan banyak orang. "Lain kali mengabari, setidaknya sama orang tua kamu. Mereka cemas sampai hampir buat laporan kehilangan ke kantor polisi." Rencananya begitu kalau sampai dua kali dia puluh empat jam belum ada kabar. Saga marah seperti ini karena cemas. Sayangnya yang dikhawatirkan tidak mau tahu. "Iya nanti aku pulang, nanti aku kabari papa sama mama," jawab Nada mengalihkan tatapannya. Padahal Saga sudah mati-matian menahan diri untuk tidak meninggikan suaranya. Tetap saja dia merasa kesal dengan respon Nada yang begitu santai. Pria itu masih berdiri menatapnya, perasaannya sulit ditafsirkan. Antara kesal, marah, khawatir, dan rasa entah. Campur aduk tanpa bisa mendefinisikan. "Terus kenapa Kak Saga masih di sini? Sana keluar, main usir anak-anak lain sesukamu. Tahu ini kampus keluargamu, tapi jangan arogan. Mereka bayar juga di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status