Share

Bab 42

Sekitar dua Minggu sejak kejadian itu, pembangunan rumah pun dimulai.

Bukan hanya keluarga kecilku, tapi keluarga Mbak Andin pun diminta untuk datang ke rumah mertua.

Tak ada yang ibu pinta, selain meramaikan rumah beliau yang telah sepi selama beberapa waktu.

Dan benar saja meski wajah ibu terlihat pucat, tapi beliau selalu menampakkan senyum.

Masakan dan cemilan untuk dua pekerja telah beliau siapkan sendiri. Tentu saja aku bisa menghela napas lega, sebab setiap ada acara, biasanya dua menantu ini kebagian di dapur membantu ibu.

Mbak Andin pun ikut lega juga kurasa. Bisa duduk manis sambil mengawasi kedua bocil yang lincah bergerak ke sana ke mari.

Kini aku beralih memperhatikan dua pekerja yang sibuk menyusun batu bata dan adukan semen.

Kotak-kotak yang membagi sepetak tanah menjadi beberapa ruangan telah terlihat.

Tak ada pondasi dari batu kali seperti yang kulihat pada umumnya, hanya beberapa tumpukan bat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status