“Jadi, apa yang akan Daddy lakukan pada Kak Rebecca?”Segelas air sengaja Rowena letakkan di dekat tangan Nelson yang mengepal kencang di atas meja. Wanita itu begitu licik mencuri perhatian Nelson, seolah-olah dia sangat peduli pada Nelson yang naik darah. Padahal Rowena ingin memonopoli emosi Nelson untuk menilai bahwa hanya dirinya sosok putri perhatian dan penyayang.Dengan naifnya Nelson terpedaya. Dia sudah tersenyum hangat ketika mata berpadu dengan Rowena yang duduk di depannya. “Aku akan ke London dan menemui anak tidak tahu diri itu.”“Daddy akan ke sana?” suara Rowena setengah menghardik karena tak mempercayai.“Menurutmu aku akan diam saja melihat sikap kurang ajar kakakmu itu?”Geraham Rowena telah berpadu kasar di dalam mulutnya. Wanita itu sangat kesal mendengarkan ucapan Nelson yang dinilai begitu bodoh. Namun, dia tidak menunjukkan kekesalan dikarenakan tidak mau menilai image positif di mata Nelson.“Aku tahu Daddy akan bertindak bijak, tapi Daddy akan mendapatkan ha
Hawaii–menjadi destinasi bulan madu bagi Glenn dan Rebecca. Mereka langsung bertolak menuju bandara untuk melakukan penerbangan yang memakan waktu hampir delapan belas jam.Rebecca sendiri memilih tidur sepanjang perjalanan yang memakan waktu. Tubuhnya sangat lelah setelah melewati sederet acara pernikahan, pun kondisinya yang sedang mengandung membuat Rebecca sedikit rapuh.Apalagi Rebecca sempat diserang rasa mual yang luar biasa di tengah-tengah penerbangan. Beruntungnya Eric sudah mempersiapkan segala keperluan Rebecca dengan teliti. Sehingga Rebecca tidak khawatir saat menderita sesaat akibat rasa mual itu.Dan ketika membuka mata, Rebecca mendapati keberadaannya di atas ranjang dari sebuah private vila.Glenn pasti yang membawa Rebecca sewaktu tertidur pulas. Namun, di mana pria itu sekarang?Kamar itu sangat sepi. Sepanjang mata Rebecca meraba-raba ke sekeliling ruangan tidak ditemukan keberadaan Glenn. Bahkan ketika dia beranjak turun dari ranjang dan menelusuri ke kamar mandi
Ujung bibir Glenn menyungging sedikit ke atas melihat Rebecca bersemu merah. Pria itu tampak senang Rebecca tidak melontarkan penolakan, baik itu secara lisan maupun gestur tubuh.Hal itu menarik kesempatan bagi tangan Glenn untuk menyentuh sesuka hati. Satu tangannya merayap turun melintasi bahu–merosot lembut di sepanjang lengan yang membuat bulu-bulu Rebecca bergidik akibat rabaan tangan panas Glenn.Sementara itu di wajah Rebecca, bibir Glenn sudah bergeser dari sudut bibir Rebecca. Dia mengecup-ngecup sisi wajah Rebecca seolah terlebih dahulu menikmati menu pembuka sebelum beralih ke menu utama.Rebecca dibuat bingung oleh Glenn yang mengganggu dengan sengaja. Sejak Glenn meminta izin, Rebecca terkesiap di dalam hati mengenai pria itu. Glenn selalu bertindak sesuka hati terhadap Rebecca. Glenn yang meminta izin dinilai Rebecca sebagai sikap impulsif Glenn yang sangat mustahil ditunjukkan.Rebecca sudah berniat ingin mendorong Glenn, pun pikirannya sudah menemukan alasan terbaik u
Perkataan itu digantung begitu saja oleh Glenn yang memilih keluar dari kamar tidur pengantin di vila itu. Pria itu memutuskan untuk menggunakan kamar lainnya yang tersedia dengan membawa serta koper miliknya yang tadi ditendang oleh Rebecca.Glenn bertelanjang lalu mengguyur sekujur tubuh di bawah kedinginan air dari shower yang menyala, menjernihkan pikirannya yang kusut dari perkataan Rebecca yang memukul keras kesadarannya.Glenn juga merasa bingung. Dia tidak mengerti pada dirinya sendiri yang selalu saja tidak bisa mengontrol perasaan. Ada senyar aneh yang menghasut jiwa setiap kali berhadapan dengan Rebecca, sehingga Glenn sering bertindak impulsif yang menurunkan harga diri.Mungkin memang benar, keberadaan Rebecca mulai mempengaruhi kehidupan Glenn.“Fokuslah pada tujuanmu, Glenn,” gumamnya yang mensugesti diri sendiri.Kegiatan mandi berakhir saat Glenn merengkuh kesegaran baru pada tubuhnya. Dengan dibalut dengan handuk putih Glenn beranjak dari kamar mandi. Kopernya yang m
Mata Glenn memicing tajam pada Rebecca yang bergerak-gerak di balik gorden, rasa penasarannya semakin meningkat pada Rebecca yang tidak bersuara.“Rebecca! Apa yang kau lakukan di sana?” Glenn mengulangi pertanyaan sembari meraih gorden di mana Rebecca bersembunyi.“Berhenti!”Seketika tangan Glenn membeku atas suara Rebecca yang menghardik tegas, padahal kelima jemarinya telah berhasil meremas gorden yang ingin ditarik. Namun, Glenn mengabaikan ucapan Rebecca.Apalagi ketika Rebecca merampas balik bagian gorden yang Glenn remas, pria itu semakin ingin tahu apa yang Rebecca lakukan di sana. Glenn berakhir meraih kembali gorden itu tanpa memedulikan Rebecca.Glenn tercengang, matanya sudah melebar sementara mulutnya yang terbuka kecil tidak bisa berkata-kata atas apa yang dilihat oleh mata. Di hadapannya, Rebecca sedang mendengkus kesal menatapnya sembari menyilangkan kedua tangan–tepat di dadanya.Tetapi bukan itu yang membuat Glenn tidak bisa berkata-kata. Melainkan kemeja putih mil
Sebuah yatch telah berlayar membawa Glenn dan Rebecca hampir ke tengah lautan. Kapten yang mengemudikan akhirnya menurunkan jangkarnya di sana ketika tiba di titik yang telah ditentukan.Kondisi tubuh yang fit membuat Rebecca tidak membuang kesempatan untuk menikmati keindahan bawah laut. Dia segera mengganti pakaian menyelam. Lalu dengan ditemani oleh instruktur, Rebecca terkagum-kagum melihat keindahan laut.Sungguh, itu adalah pertama kali Rebecca bisa menikmati keindahan dan kemewahan sepanjang hidupnya. Wanita itu sudah pernah melakukan diving maupun snorkeling bersama Jolie ketika melakukan liburan singkat. Hanya saja Rebecca belum pernah melakukan hal seintens itu sampai memuaskan hati.Namun, ada sesuatu yang mengganggu pikiran di balik kebahagiaan itu.Setelah mengganti pakaian, Rebecca memilih duduk di deck kapal sembari beristirahat. Matanya tidak terlepas dari Glenn yang masih memacu adrenalin dengan mengendarai jet ski.Sejak kembali dari membeli pakaian, Glenn menunjukka
Tas yang berada di atas ranjang tidur menjadi fokus utama Rebecca yang agak tertatih keluar dari kamar mandi. Dia segera merogoh ke dalam tas, mengeluarkan handphone yang dicar-cari lalu kemudian Rebecca pergunakan untuk menghubungi dokter kandungan yang waktu itu didatangi.Suara Rebecca sedikit gemetaran ketika mengadukan semua rasa sakit yang masih mendera. Dan di dalam ketegangan itu Rebecca berusaha untuk tidak panik demi tidak salah menyampaikan informasi kondisinya saat itu.Dokter kandungan itu meminta Rebecca untuk segera datang ke rumah sakit. Wanita cantik itu pun menyetujui dan tidak menunda-nunda untuk bergegas pergi.Saat Rebecca keluar kamar, matanya langsung tertuju pada pintu kamar Glenn yang tertutup rapat. Batinnya dirasuki kebingungan yang menahannya sejenak di sana, antara ingin memanggil Glenn untuk meminta bantuan mengantarnya ke rumah sakit atau mengabaikan seperti yang sudah terjadi.Hah, sudahlah! Daripada nanti hatinya tersakiti, lebih baik Rebecca tidak per
Langkah pertama yang Glenn lakukan adalah mengecek rekaman CCTV di sekitaran penthouse. Glenn juga meminta bantuan dari pihak keamanan gedung untuk melakukan hal yang sama.Dari hasil yang terlihat di tablet PC miliknya menyatakan jika Rebecca tidak menggunakan kendaraan yang terparkir di garasi. Pihak keamanan yang melihat kepergian Rebecca telah mengadukan mengenai Rebecca yang pergi menaiki taksi.Ada yang menarik perhatian Glenn ketika melihat rekaman CCTV beserta cerita dari pihak keamanan yang mengadu sebelumnya. Jiwa pria yang memakai kaos putih bercelana joger hitam itu diserang rasa penasaran pada Rebecca yang terlihat kesakitan memegang perutnya.Lamunan Glenn teralihkan oleh kedatangan pelayan yang melaporkan berita mengenai Rebecca sudah ditemukan. Bahwa pihak keamanan yang menelepon melaporkan keberadaan Rebecca baru saja tiba di teras depan gedung dari penthouse itu.Glenn bergegas untuk pergi tanpa peduli pada penampilannya. Laporan yang menyebutkan mengenai Rebecca ber