Share

Chapter 21

Aku memacu kuda dengan berat hati setelah berpisah dengan Velian. Perasaanku menjadi carut marut seketika dengan debaran aneh yang sebelumnya pernah kurasakan meskipun tidak separah ini. Udara dingin menyapu wajahku hingga rasanya terasa beku. Uap putih berhembus seiring napasku yang teratur.

Tak lama, aku sampai di sebuah tempat di mana aku berpisah dengan Erick. Berdasarkan prosedur, aku harus menunggunya di sini, tapi tempat ini begitu sepi dan juga lembab. Aku segera mencari tempat yang sedikit kering tak jauh dari tempatku agar bisa menyalakan api sambil menunggu. Seharusnya Erick akan segera kembali.

Aku duduk termenung sambil menggosok kedua tanganku untuk memberikan rasa hangat yang tak seberapa lalu merapatkan jubah hangatku. Pikiranku kembali melayang pada Velian dan kejadian sebelum ini. Aku tidak mangharapkan waktu terulang, tapi aku juga tidak ingin melupakannya. Wajahku terasa memanas ketika memikirkannya.

Lamunanku buyar ketika mendengar ringkikkan kuda yang semakin men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status