Share

SSUM Part 22

Bismillahirrahmanirrahim.

Ya, Bu Ismi adalah pelanggan tetapku saban pagi. Anak lelakinya yang duduk di kelas satu sekolah dasar Harapan Bangsa itu hanya mau sarapan nasi uduk buatanku. Aku tersanjung dan terharu dibuatnya. Anak itu tidak mau ganti menu dengan bubur ayam atau nasi kuning layaknya bocah pada seusianya. Sarapan bervariasi maksudnya, bukan setiap hari hanya nasi uduk. Aku sangat menyesal karena telah mengecewakannya.

“Maafkan Bu Ismi, aku sangat menyesal tidak bisa memenuhi harapan Farhan.”

“Gimana sih Bu Arini, anakku sarapan pakai apa ini,” sela Bu Ismi kecewa serta cemberut.

“Gini aja, coba ibu tawarkan telur dadar buatanku. Siapa tahu mau, masih aku ini yang masak.”

“Apa tidak merepotkan?”

“Telor dadar mah gampang Bu Ismi, tidak butuh waktu lama.” Ujarku menghiburnya.

Suasana hening sejenak.

“Aku tanya anaknya dulu ya,” jawab Bu Ismi sedikit tenang.

Aku mengangguk lega, semoga Farhan mengerti. Aku beralih kepada pelanggan yang lain. Komen mereka sungguh membuatku men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status