"Lihat-lihat dong mas kalo jalan" jawab Rizki terlihat kesal karena bahunya sedikit sakit. Padahal yang menabrak Dia karena berjalan terburu-buru, sedangkan Posisi Gio sedang berdiri diam dan tidak menghalangi jalan.
"Sekali lagi maaf Tuan" ucap Gio lagi. Padahal sebenarnya Dia bukan yang salah.
"Dasar manusia rendahan" dengus Rizki kemudian pergi menuju tempat tujuan yaitu Toilet pria.
Gio melihat saputangan katun sutra di bawah lantai, Dia bertanya-tanya milik siapa itu, tetapi tampaknya bukan milik siapapun, karena tidak ada yang mencari dan mengambilnya, daripada dibuang petugas pembersih, Gio akhirnya mengambil sapu tangan yang tergeletak itu.
Gio melihat dan menelaah sapu tangan yang berukiran bo
Camelia hanya tersenyum saat melihat tingkah genit Nyonya Rizh, di meja ujung sana tampak Nyonya Abraham tidak begitu menyukai kedekatan Camelia dengan Nyonya Rizh, padahal mereka berdua pada kenyataanya berteman dalam ruang lingkup ibu-ibu sosialita, satu grup arisan juga. "Tante, Om ayo sudah waktunya kita makan siang" ajak Camelia sambil menyodorkan piring pada kedua orang tua tersebut. "Oh iya, iya, ayo semua makan, mari makan siang" jawab Tuan Rizh kemudian menerima piring dari Camelia. Setelah selesai makan, tampak terlihat Carol dan Danish menghampiri Camelia
"Apa sih? Ayo kita kejar, mau nggak?" Tanya Andi. "Kamu kan masih kerja di sini?" Gio balik bertanya. "Iya, masih ada tugas, takut dipanggil, ya udah kamu aja yang ngejar, Aku tanya-tanya infonya ntar tentang Idola kamu itu, demi kamu kawan" jawab Andi sambil menepuk pundak Gio. "Ya udah, Kamu kerja dulu, makasih yah Di, Aku ke bawah dulu" ucap Gio kemudian berjalan di belakang para Penjaga keamanan artis idolanya, Dia sangat berharap bisa bertemu dengan Artis idolanya itu hari ini juga. Sepanjang mengikuti para penjaga, Gio tak hentinya bertanya-tanya tentang gadis lavendernya yang kembali muncul terendus wanginya, jika dilihat pun yang berada di depan para penjaga itu adalah Camelia Zahra, Artis Violinist,
Semua yang hadir di Ballroom tersebut yaitu Carol, Danish, para penjaga sang artis dan para desain interior termasuk para pekerjanya untuk persiapan konser sang artis tersebut, sementara terdiam dan terpaku saat sang artis berdiri di atas panggung yang masih berantakan itu sambil mulai memainkan Biolanya. Carol tersenyum kemudian berdiri sambil menutup matanya, fokus pada suara gesekan Biola yang memilukan hati para pendengarnya. Seketika ruangan hening, hanya suara Biola melantunkan musik yang berirama lirik dari To Love You More yang dinyanyikan oleh Diva Amerika yaitu Celine Dion. Camelia mulai pada lirik pertamanya, … Take me back in the arms I love Need me like you did before Touch me once again
"Iya, Mil turun Mil cepet jangan berdiri di situ, Paman Thomas tolong segera jaga pintu, pak, pak, pak tolong yang lain tolong banget jaga pintu atau jangan sampai ada celah orang bisa masuk ruangan ini" perintah Carol sambil berteriak-teriak dengan lantang. Para penjaga mengerti jika ada kebocoran, untuk itu mereka menjaga ketat setiap celah di ruangan tersebut. Carol dan Danish nampak melihat kesana kemari, keatas dan kebawah, karena siapa tahu paparazi itu berada diatas mereka. "Kameramen di mana yah, tolong cek pak ada yang bocor, cek posisi orang tersebut dari mana ngambil videonya" perintah Carol pada seorang kameramen yang berdiri jauh di belakang kursi penonton. "Danish, please jagain adikku, Aku takut ada penguntit juga, pengawalan kita juga sedikit nih" ucap
"Kok Cafe sih? Adikmu lho lagi gawat" tanya Danish begitu kesal dan panik. "Aku tahu, tapi kita berdiri disini juga nggak aman, kalo diawasi gimana? Adikku gak mungkin bisa datangi kita kalo kita berdiri di tempat terbuka kaya gini" jawab Carol sedikit berteriak. "Oh oke kalo gitu kita ke Cafe di atas aja biar bisa sambil mantau?" Tanya Danish yang akhirnya sedikit mengerti strategi Carol. ☆☆☆☆☆ Camelia bersembunyi di dalam Toilet yang lokasinya dekat dengan Ballroom, para penggemar fanatiknya yang entah dari mana datangnya itu masih terdengar mencarinya. Setelah dirasa toilet kosong, Camelia segera keluar dari bilik toilet tersebut, Dia
"Oke, kalau begitu ayo?" Ajak Camelia. Si pria asing tersebut mengangguk lalu berjalan di samping Camelia, tampak beberapa orang melihat Camelia yang sedang berjalan menunduk tersebut. "Apa mereka mengenalku?" Tanya Camelia pada Pria disampingnya. "Siapa yang tidak mengenalmu, Aku pikir semua orang sangat mengagumimu, termasuk Aku" jawab pria asing tersebut. "Apakah penampilanku buruk?" Tanya Camelia lagi. Pria tersebut menghentikan langkahnya, kemudian membungkukkan tubuhnya, melihat penampilan Camelia dari ujung rambut hingga ujung kakinya. "Sangat cantik dan fashionable,
"Berapa semua? Aku ganti ih malu Aku, udah ditolongin, dijajanin pula" Tanya Camelia merengek. "Tidak apa-apa, kamu kan sudah bayar aku tadi" jawab Giovanni. "Ngaco, dibayar pake apaan?" Tanya Camelia. "Pake genggaman tangan kamu" jawab Gio. Membuat Camelia tersipu malu. "Tapi, semalam juga kan kamu udah nolongin Aku?" Tanya Camelia lagi. "Iya, tapi kamu juga udah bayar" jawab Gio lagi. "Bayar? Bayar pake apaan?" Tanya Camelia terlihat sangat heran. "Bayar pake kecupan" jawab Gio lagi.
"Makasih yah, udah ngertiin Aku, ngomong-ngomong tadi Kamu tahu Aku dari mana?" Tanya Mila. "Gimana gak tahu, si penguntit nulis dimana Kamu berada, lantunan musik kamu masih viral sekarang, banyak orang yang kagum, termasuk Aku" jawab Gio. Lagi-lagi Camelia dibuat tersipu malu oleh Giovanni, Mila merasa bebas dan bahagia saat bersama Gio padahal mereka baru bertemu secara langsung hari ini, tetapi Mila merasa seolah ikatan batinnya bersama Gio sudah terjalin sangat lama. "Nanti-nanti, Kalo kamu ngerasa gabut, ingat datang kesini yah, Rini bilang bakalan bikin tempat privasi buat Kamu" ucap Gio lagi. "Gabut? Apaan tuh gabut?" Tanya Mila begitu penasaran.