Home / Romansa / Suami Pengganti Sensasional / 9. Cinta Pertama Fara

Share

9. Cinta Pertama Fara

Author: 260498RSW
last update Last Updated: 2022-02-15 19:24:18

Tap Tap Tap...

Fara mengayunkan langkahnya tergesa-gesa setengah berlari. Bahkan saat menuruni tangga, kecepatannya tak ia kurangi.

"Nak, mengapa kamu berlari seperti itu di dalam rumah." tegur Farzan saat mereka berpapasan dengan Farzan yang baru saja memasuki rumah.

Fara acuh dan melewati sang ayah begitu saja hingga membuat kedua alis pria paruh baya itu saling bertaut erat.

Setibanya di luar rumah, Fara mendapati mobil yang ditumpangi Kenan baru saja akan keluar dari gerbang pekarangan. "KAK KENAN, TUNGGU!!!" teriaknya sekencang mungkin berharap yang diteriaki mendengarkan. Namun sayang itu hanya harapan semu, mobil yang ditumpangi Kenan terus saja berlalu hingga hilang dari pandangannya di ambang gerbang.

Fara tak menyerah, kecepatan langkahnya ia tingkatkan. Hingga tiba di ambang gerbang, gadis itu tertunduk lemas dengan nafas terengah-engah sambil celingak celinguk mencari ke arah mana targetnya berlalu. Namun sayang, di sejauh jarak pandangnya, ia tak menemukan jejak sang target sekalipun. Iapun terduduk lunglai tak mampu lagi berpijak.

Sang satpam yang bertugas menjaga gerbang menghampirinya "Ada apa Nona Fara?" tanyanya bingung bercampur sedikit khawatir.

Fara tak bergeming, gadis itu menunduk dengan pandangan kosong bagaikan raga tanpa jiwa.

Mendapati itu, sang satpam semakin khawatir. Ingin rasanya ia membantu nona nya untuk berdiri, namun segan. Takutnya tindakannya dinilai tak sopan.

Belum juga kebingungan sang satpam terjawab, ia dibuat semakin kebingungan dengan ketibaan Farzan beberapa saat kemudian yang juga dengan nafas terengah-engah. Ternyata sejak tadi pria paruh baya itu ikut berlari mengejar sang Putri. Namun dikarenakan faktur U, kecepatannya jelas kalah dengan kecepatan Fara yang sejatinya lebih muda dan bugar dibandingkan dengannya.

'Apakah Tuan dan Nona sedang bermain kejar-kejaran?' sang satpam meringis dengan pemikiran absurdnya.

Tanpa menghiraukan keberadaan sang satpam, Farzan segera menghampiri sang putri dan menepuk pundak gadis itu "Ada apa nak?" tanyanya mengulang pertanyaan yang juga ditanyakan oleh sang satpam tadi pada Fara.

Namun kali ini Fara bergeming. Gadis itu tersentak sesaat, lalu mendongak dan bertemu tatap dengan sang ayah. "Ayah, hiks..." gadis itu tak sanggup melanjutkan ucapannya dan mulai terisak.

Grep...

Dalam kebingungannya terhadap reaksi sang putri, Farzan langsung merengkuh gadis itu "Ayah di sini nak, ada apa?" tanyanya lagi.

"Hiks... Kak Kenan, Yah... Kak Kenan ninggalin Fara lagi." adu Fara disela isak nya.

"Lagi?" gumam Farzan begitu lirih hingga tak terdengar oleh Fara yang ada di dalam rengkuhannya. Ia benar-benar tidak mengerti maksud ucapan Fara yang menyebutkan kata 'lagi'. Bukankah ini kali pertama Kenan meninggalkan Fara? Lagi pun ini juga kali pertama pertemuan dan perpisahan mereka. Pikir Farzan kebingungan sembari mengingat-ingat. Namun tak urung ia mencoba menenangkan sang putri "Tenang nak, Kenan tidak meninggalkanmu. Dia akan kembali." ucapnya.

Dan membuahkan hasil. Fara mendongak dan sekali lagi bertemu tatap dengan Farzan "Benarkah Yah?" tanyanya memastikan.

"Iya nak. Justru dia pergi untuk mengurus pemindahan tugasnya secara permanen ke Indonesia agar bisa menetap di sini bersama kita. Apa Kenan tidak memberitahumu?" terang Farzan dan Fara hanya menggeleng sebagai jawaban 'tidak' "Hm... Mungkin dia lupa."

Fara tidak langsung percaya. Tatapannya di perdalam ke dalam netra Farzan mencoba mencari kesungguhan di sana. Dan hasilnya, meskipun tidak begitu yakin dengan sorot kesungguhan yang ia temukan, paling tidak Fara tidak menemukan adanya sorot kedustaan. Iapun memutuskan untuk percaya. "Hm.... Mungkin." jawabnya kemudian.

Akhirnya Farzan bisa bernafas lega, telah berhasil menenangkan sang putri. "Ya sudah. Kalau begitu, ayo Ayah bantu berdiri. Kita masuk ke dalam ya!" ajaknya.

"Hm." sahut Fara dan membiarkan sang ayah membantunya berdiri. Lantas mereka pun berlalu dengan Farzan memapah Fara berjalan menuju ke rumah, meninggalkan sang satpam yang hanya bisa melongo setelah menyaksikan drama live 'ku menangis' sepasang ayah dan anak itu.

Setibanya di dalam rumah, mereka singgah di ruang tamu dan Farzan mendudukkan Fara di sofa yang tersedia di sana. Lalu Farzan ikut duduk di samping sang putri. "Mau minum? Biar Ayah ambilkan." tawarnya kemudian.

Dengan cepat Fara menggeleng. Meskipun ia memang haus, ia tidak mau lagi merepotkan sang ayah. Sudah cukup ia membuat Farzan kerepotan, mulai dari mengejarnya hingga membantu memapahnya ke sini. "Tidak Yah, Fara tidak haus." bohongnya.

"Hm... Ya sudah." tanggap Farzan sekenanya, kemudian terdiam seolah tengah memikirkan sesuatu.

"Apa ada yang ingin Ayah tanyain ke Fara?" tanya Fara menebak apa yang sedang dipikirkan pria paruh baya itu.

Farzan bergeming dan menatap lurus pada sang putri "Tadi, kalau tidak salah kamu menyatakan bahwa Kenan meninggalkanmu LAGI. Apa maksudnya? Bukankah ini kali pertama pertemuan dan perpisahan kalian?" akhirnya pertanyaan yang sejak tadi mengusik rasa penasarannya terlontar juga dengan menekankan kata 'LAGI'.

"Ugh..." Fara tertegun, sepertinya tanpa sadar ia kelepasan tadi. Sebenarnya ia ingin mengelak, namun ia tak tega membohongi sang ayah. "Emmm...?" gadis itu tampak berpikir bagaimana cara menjelaskannya "Apa Ayah ingat seminggu paska kematian Ibu?" tanyanya ragu-ragu kemudian.

Sejenak Farzan terdiam menerawang ke masa itu. Kemudian dengan pasti ia mengangguk "Lumayan." jawabnya.

"Kalau begitu, Ayah pasti ingat kan sama anak didik Ayah yang sering menemani Ayah saat menjenguk Fara?"

Lagi, sejenak Farzan terdiam menerawang. Sesaat kemudian ia sedikit tersentak seolah baru saja menyadari sesuatu. "Oooh, jadi begitu. Ayah mengerti sekarang." ujarnya sambil manggut-manggut.

"Hm." sahut Fara seadanya.

Namun sepertinya Farzan tidak puas atas jawaban yang ia dapati, atau masih ada yang ingin ia tanyakan. Benar saja, setelah kembali terdiam selama beberapa saat, Farzan kembali bertanya "Lalu mengapa kamu sesedih itu ditinggalkan oleh Kenan. Perasaan, sejauh pengetahuan Ayah, semua pertemuan kalian tidak terlalu berkesan. Bahkan, kamu terkesan tidak peduli dengan keberadaannya?"

Sumpah demi apapun, kalau bisa, Fara benar-benar tidak ingin menjawab pertanyaan ini. Pertanyaan yang sejak tadi ia wanti-wanti, berharap Farzan tidak menanyakannya. Tiba-tiba saja lidahnya terasa keluh untuk sekedar berucap.

"Hmm...?" kedua alis Farzan saling bertaut mendapati Fara tak kunjung menjawab selang sekian waktu berlalu "Ada apa nak?"

Fara tidak bergeming. Gadis itu membeku seperti patung hidup, hanya matanya yang terlihat mengerjap sesekali.

Tiba-tiba sebuah gagasan absurd yang entah datang dari mana, terlintas di benak Farzan. Pria paruh baya itu pun memicingkan matanya lurus pada sang putri "Jangan-jangan___"

"A-Ayah jangan berpikir yang tidak-tidak!" selak Fara gelagapan seolah tahu lanjutan ucapan Farzan.

"Berpikir yang tidak-tidak?" Farzan semakin memicingkan matanya "Memangnya kamu tahu apa yang Ayah pikirkan?" pancingnya.

"Ugh..." sekali lagi Fara tertegun.

"Hayo, coba katakan apa yang Ayah pikirkan!" desak Farzan menggoda. Pria paruh baya itu sebisa mungkin menahan senyum, mendapati wajah sang putri mulai memerah. "Hayo, apa?"

Semakin gelagapan lah Fara dibuatnya. Tiba-tiba wajahnya terasa panas. Ia yakin saat ini wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.

Farzan geleng-geleng kepala sembari tersenyum lucu melihat gelagat sang putri "Jadi, sejak kapan?" lanjutnya bertanya saat Fara masih saja bungkam.

"Se-sejak kapan, apa?" balik tanya Fara pura-pura tak mengerti.

Sshh...

Farzan mendesis gemas. "Sejak kapan kamu JATUH CINTA pada Kenan, SUAMIMU" terangnya pada akhirnya, sengaja menekankan kata-kata 'JATUH CINTA' dan 'SUAMIMU'.

Skakmat gak tuh. Fara benar-benar dibuat tak bisa mengelak. Sekeras apapun ia berusaha, Farzan tidak akan terkecoh. Pasalnya, tanpa bibirnya berucap mengakui, ekspresinya sudah mengungkapkan bahwa tebakan Farzan memang benar adanya bahwa Fara memang mencintai Kenan, suaminya.

"Hmm... Ayo katakan! Tenang saja, Ayah akan merahasiakannya kalau kamu maunya begitu." bujuk Farzan semakin menahan senyum. Mungkin yang ia rasakan sekarang sama dengan yang dirasakan Kenan saat menggoda Fara, pertunjukan yang menghibur.

Fara menggigit bibir bawahnya cukup keras "A-Ayah janji?" tanyanya memastikan pada akhirnya.

"Iya." jawab Farzan singkat nan tegas.

"Mungkin, sejak hari ke lima pada pertemuan pertama kami." cicit Fara menunduk hampir tak terdengar oleh Farzan.

Untungnya Farzan mempunyai indera pendengaran yang masih baik, meski sudah berumur. "Selama itu?" tanyanya sedikit terkejut.

Fara hanya mengangguk sembari terus menunduk, sangat malu untuk sekedar bertemu tatap dengan Farzan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Saripah Saripah
seru juga sih tapi kenapa harus pake koin..emang gak bisa apa langsung baca gitu jadi tambah kurang minat pembacanya
goodnovel comment avatar
Fazli Avana
seru bangat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suami Pengganti Sensasional   94. Drama Salah Paham

    Ceklek..."Ah..." Fara terperangah menyaksikan pemandangan di depan matanya, tepatnya di depan pintu bilik konsultasi pasien penyakit dalam, ketika ia baru saja memasuki Dirut's Room. Bagaimana tidak? Tepat di depannya kini tampak Kenan tengah merangkul pinggang Mita dengan sebelah tangannya."Ugh..." dan Kenan segera melepaskan rangkulannya dari pinggang Mita begitu menyadari keberadaan Fara. "Sa- sayang, kamu tenang dulu! Ini gak seperti yang kamu pikirkan." ujarnya kemudian, mencoba menjelaskan dengan sedikit gelagapan."Be- benar Dokter Fara, ini tidak seperti yang anda pikirkan." timpal Mita dengan sedikit gelagapan pula ikut membantu Kenan mencoba menjelaskan."Hmm?" Fara memicingkan matanya tajam pada Kenan dan Mita "Lalu apa?""Ini___" Kenan dan Mita hendak menjelaskan secara bersamaan yang membuat keduanya menghentikan ucapan mereka bersamaan pula dan saling pandang kemu

  • Suami Pengganti Sensasional   93. Drama Morning Sickness Pertama

    Hoek hoek..."Kamu baik - baik aja sayang?" tanya Kenan khawatir nan sedikit panik sambil mengurut pangkal leher belakang Fara yang baru saja muntah di wastafel yang berada di sudut ruang makan. Beberapa saat yang lalu keduanya hendak memulai sarapan, Fara tiba - tiba merasa mual dan segera berlari ke wastafel tersebut disusul Kenan yang dengan sigap mengikuti dari belakang.Cuih...Fara meludahkan sisa muntah yang masih tertinggal di mulutnya. "Fara baik - baik aja Kak." jawabnya sedikit lemas sembari mencoba menegakkan tubuhnya."Sepertinya kamu udah mulai ngalamin morning sickness sayang." tebak Kenan menyimpulkan dari gejala mual yang baru saja Fara alami."Iya, sepertinya gitu Kak. Lagian ini juga udah masuk 2 bulan usia kehamilan Fara." Fara sependapat dengan Kenan "Dan juga gejalanya emang seperti morning sicknees. Dari bangun tidur tadi Fara ngerasa badan Fara gak enakan,

  • Suami Pengganti Sensasional   92. Ardan Yang Malang

    Keesokan harinya...Pagi ini publik digemparkan oleh berita tertangkapnya seorang dokter spesialis kesehatan kulit yang cukup ternama di Indonesia, atas dasar konspirasi percobaan pencemaran nama baik Kenan, Fara, serta NF Hospital. Siapa lagi sang tersangka kalau bukan Andre yang secara suka rela mengakui konspirasi yang dilakukannya bersama seorang jurnalis bayaran yang mengakibatkan sang jurnalis ikut tertangkap dan membekuk bersama Andre di balik jeruji.Sekali lagi Kenan membuktikan kekuasaannya yang dengan sangat mudah dapat menghancurkan para pakar - pakar ternama. Sebenarnya Kenan bisa saja membuat hukuman yang dijatuhkan pada Andre lebih berat dari yang diterimanya pada kasus ini, yakni hanya hukuman penjara selama 3 tahun. Kenan mempunyai sangat banyak kasus - kasus tindak pidana Andre dari hasil penyelidikannya.Ternyata, selama ini Andre secara diam - diam telah melakukan praktik ilegal tanpa sepengetahuan pi

  • Suami Pengganti Sensasional   91. Drama Proses Mengintrogasi Andre

    Byurr..."Uhuk uhuk..." Andre terbatuk - batuk oleh guyuran air yang memasuki hidung dan mulutnya, sekaligus menyadarkannya entah dari pingsan atau tidur. Matanya menyipit kala cahaya lampu yang cukup menyilaukan memasuki retinanya sesaat matanya baru saja terbuka. "Aku di mana?" gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur sembari mulai mengedarkan pandangannya memindai sekeliling ruangan seluas 5 × 6 meter dengan nuansa serba putih yang tampak sangat renggang karena keminiman perabot yang mengisi ruangan tersebut."Kau!?" pupil mata Andre yang tadinya masih tampak sayup seakan enggan untuk terbuka, seketika melebar sempurna kala tatapannya jatuh pada sesosok pria jangkung berbadan kekar yang berdiri tidak jauh di hadapannya sambil menenteng sebuah ember di sebelah tangannya. Ia yakin pia itu pasti adalah orang yang baru saja mengguyurnya dengan air. Mengedarkan pandangannya lebih jauh lagi, ia mendapati 3 pria lainnya den

  • Suami Pengganti Sensasional   90. Kegemparan Dalam Jumpa Pers

    Keesokan harinya... Saat ini masih pukul 9 pagi, namun pekarangan NF Hospital yang luasnya dua kali lapangan sepak bola standar internasional itu telah dipenuhi oleh lautan Manusia. Mereka bukan para pasien ataupun keluarga pasien, melainkan para pemburu berita yang ingin menyaksikan dan merekam secara langsung sesi jumpa pers yang tengah diadakan dalam rangka membahas perihal kesuksesan oeprasi ke 273 Kenan di Swiss tempo lalu. Sesi jumpa pers tersebut telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Dan kini tengah marak - maraknya Kenan dihujani oleh berbagai pertanyaan dari para jurnalis maupun wartawan. Di atas panggung utama, bukan Kenan saja yang hadir, Fara juga turut serta hadir sebagai asisten Kenan dalam bidang spesialis bedah. Dan baru saja, terjadi sedikit kegemparan kala seorang jurnalis malah mengajukan pertanyaan bukan pada Kenan, melainkan pada Fara. Yang mana sang jurnalis tersebut menanyakan, mengapa

  • Suami Pengganti Sensasional   89. Mengobrol Serasa Menaiki Rollercoaster

    "Jadi, seperti itu."Kenan baru saja menyelesaikan ceritanya, menjawab pertanyaan Mita yang menanyakan tentang hubungan diantara mereka dimasa lalu. Seperti yang diharapkan dari Kenan yang suka berterus tanpa menyembunyikan apapun, ia menceritakan semua kebenaran tentang dirinya dan Mita yang pernah tinggal bersama selama lebih 13 tahun di panti asuhan Al - Rahman hingga berpisahnya mereka karena Mita telah bertemu dengan keluarga kandungnya. Bahkan Kenan juga menyatakan fakta bahwa dirinya yang menjadi seorang dokter tidak lain dan tidak bukan karena ingin menyembuhkan Mita."Entah kamu percaya atau tidak, itulah fakta yang sebenarnya. Wajar jika kamu tak ingat, pasalnya pasca operasi pencangkokan tumor yang kamu jalani 3 tahun yang lalu membuatmu kehilangan cukup banyak ingatan dimasa lalu. Kamu tidak perlu berupaya untuk mengingatnya, karena mungkin mustahil kamu bisa melakukannya. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuatmu dapat menging

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status