Share

Suamiku Pura-Pura Mati, Bos Besar Malah Mengejarku
Suamiku Pura-Pura Mati, Bos Besar Malah Mengejarku
Author: Bree

Bab 1

Author: Bree
“John, pelan sedikit… aku sudah nggak tahan lagi….”

Suara manja bercampur dengan dentuman ranjang menghantam dinding dari kamar sebelah menusuk telinga Intan.

Tangannya mengepal erat, kuku-kukunya menancap ke telapak tangan sampai terasa perih.

Namun, rasa sakit itu tidak ada apa-apanya dibanding perih di dadanya.

Sesak yang datang bertubi-tubi membuatnya hampir tak bisa bernapas!

Padahal, seharusnya hari ini adalah hari dirinya mengakhiri hidupnya sendiri.

Empat puluh sembilan hari lalu, kabar duka datang dari Keluarga Tanata. Pesawat yang diduduki suaminya, Peter dan kakak iparnya, John Tanata mengalami kecelakaan.

Kakak iparnya selamat, tetapi suaminya malah meninggal dalam kecelakaan itu.

Malam itu, Intan menangis sampai pingsan.

Setelah berkabung selama empat puluh sembilan hari, Intan benar-benar sudah tak punya keinginan untuk hidup.

Sebulan lebih dirinya mengumpulkan obat tidur, tapi setiap kali terlintas mati di rumah yang tanpa Peter, rasanya terlalu sepi dan menyedihkan.

Karena itu, Intan berniat membawa obat tidur itu ke makam suaminya.

Namun, dia malah mendengar percakapan ibu mertuanya, Fanny Liam dengan John di taman rumah Keluarga Tanata.

“Peter, sudah sebulan lebih, perut Jane masih belum ada pergerakan? Jangan-jangan Jane juga bermasalah? Kamu sudah menyamar jadi kakakmu demi memberinya anak, tapi dia malah nggak menghasilkan?! Harus bagaimana ini? Istrimu juga susah hamil, keluarga kita benar-benar sial!”

Seketika, Intan hampir pingsan di taman. Kedua tangannya bertumpu pada tepi taman bunga, tubuhnya gemetar seakan tersambar petir, sulit untuk kembali sadar.

Pandangannya mengabur, dia menutup mulut rapat-rapat agar tak berteriak histeris.

Ternyata suaminya, si Peter tidak mati!

Yang mati adalah kakak iparnya, John. Hanya karena bertahun-tahun menikah dan kondisi tubuhnya tidak begitu baik, jadi sulit mengandung, Keluarga Tanata tega memakai cara sehina itu?

Intan tak berani percaya!

Peter yang dia kenal bukanlah orang seperti itu.

Mungkinkah ini semua perintah ibu mertuanya, supaya garis keturunan Keluarga Tanata tidak terputus?

Namun, kalimat yang keluar dari mulut Peter langsung menghancurkan semua harapannya.

“Aku sudah bawa Jane untuk periksa, dia nggak ada masalah. Hanya butuh waktu untuk hamil. Aku juga sedang berusaha.”

Berusaha? Dia memang cukup berusaha. Lebih dari sebulan ini, hampir setiap malam tanpa henti.

Awalnya, Intan mengira itu hanyalah keintiman suami istri setelah sama-sama selamat dari musibah.

Namun kini, dirinya hanya merasa sungguh menjijikkan!

Peter menambahkan lagi, “Ibu, jangan bicara begitu lagi di rumah. Kalau Jane dengar, dia pasti nggak sanggup menerimanya. Dia orangnya memang lemah dan penakut, kalau sampai tahu kakak sudah nggak ada, dia mungkin juga nggak akan bisa hidup lagi.”

Ternyata, Peter bukan dipaksa sama sekali!

Ternyata, dia sendiri juga begitu menyayangi Jane!

Intan terkulai di tepi taman bunga dan tersenyum getir. Jane tidak sanggup hidup kalau tahu kakak kecelakaan, lalu bagaimana dengan dirinya?

Lemah dan penakut, tak bisa hidup tanpa kakak?!

Alasan yang indah sekali!

Inilah sosok suami yang menemaninya lebih dari seribu malam!

Mengingat bahwa hari ini sebenarnya dirinya berniat bunuh diri di depan makam suaminya, Intan ingin menampar dirinya sendiri!

Dirinya khawatir suaminya dingin dan kesepian di bawah tanah, ternyata Peter malah khawatir kakak iparnya tak sanggup menerima kenyataan kakaknya kecelakaan. Lalu dengan tega meninggalkan istrinya, memilih jadi pengganti untuk memberi keturunan untuk kakaknya!

Air mata jatuh tanpa suara dari sudut matanya. Intan menggenggam erat botol obat tidur yang penuh itu, kenangan mesra dengan Peter berkelabat di kepalanya bagaikan potongan film.

Namun, Peter sendiri yang menekan tombol berhenti dan mengakhiri segalanya dengan kejam!

Intan diam-diam kembali ke rumah yang dulu mereka bangun bersama.

Di nakas samping ranjang, masih terpajang foto bulan madu mereka di Erop. Senyumannya begitu manis dalam foto itu, tapi kini tangisannya terasa begitu getir.

Selama sebulan lebih ini, dirinya hanya bisa tidur dengan memeluk bingkai foto itu.

Sungguh ironis!

Sungguh menyedihkan!

Intan menghantamkan bingkai foto itu hingga pecah, bersama dengan hancurnya lima tahun cinta dan tiga tahun pernikahannya dengan Peter!

Tak lama kemudian, telepon dari Keluarga Pangestu masuk.

Sejak kecelakaan itu, ibunya, Grace selalu menelepon setiap malam untuk menenangkannya, takut putrinya larut dalam duka dan melakukan hal nekat.

Begitu juga dengan malam ini.

Namun kali ini, suara Grace terdengar ragu-ragu….

“Ibu, kalau ada yang mau kamu sampaikan, katakan saja. Kita ini ibu dan anak, nggak perlu sungkan.”

Mendengar itu, akhirnya Grace pun terus terang, “Intan, Peter memang baru meninggal 49 hari. Ibu takut ucapan ini bisa membuatmu marah, tapi manusia harus tetap melangkah. Hari ini Keluarga Luwel datang dan ingin menepati janji lama.”

Keluarga Pangestu dan Keluarga Luwel memang pernah menjodohkan mereka sejak kecil.

Namun kemudian, Keluarga Pangestu jatuh miskin, tak lagi sebanding dengan Keluarga Luwel. Intan pun berpacaran bebas dan menikah dengan Peter, keluarganya pun mengerti dan tak pernah lagi menyinggung soal perjodohan itu.

Grace melanjutkan, “Haish… Ibu tahu kamu mungkin belum bisa keluar dari perasaan duka ini dalam waktu singkat. Jadi, Ibu juga nggak memaksa….”

Belum selesai Grace bicara, Intan langsung menjawab tegas, “Ibu, aku mau menikah!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Pura-Pura Mati, Bos Besar Malah Mengejarku   Bab 10

    Jane yang sudah diuntungkan, tapi masih berlagak pura-pura polos.Namun, hanya Intan yang tahu, Jane tidak mungkin bisa mengambil keuntungan apapun dari dirinya.Sedih?Apa yang perlu dirinya sedihkan?Dirinya memang sudah mau meninggalkan tempat ini.Intan hanya menghabiskan beberapa menit untuk membereskan barangnya.Dia memang bukan tipe yang gila belanja, jadi barangnya tidak banyak. Sebagian besar barang berhubungan dengan Peter dan semuanya tidak ingin dia bawa.Peter melirik barang bawaannya, satu koper ukuran 18 inci pun belum terisi penuh. Peter agak khawatir dan bertanya, “Kamu mungkin perlu tinggal di Keluarga Pangestu sementara waktu, hanya bawa barang sedikit ini saja?”Di mata Jane, tindakan Intan berarti dia tidak ingin meninggalkan Keluarga Tanata dan hanya berencana untuk tinggal di Keluarga Pangestu selama beberapa hari, lalu kembali lagi.Jane pura-pura lemah dan bersandar di bahu Peter, “John, perut bagian bawahku sakit sekali!”Peter langsung mengalihkan pandangann

  • Suamiku Pura-Pura Mati, Bos Besar Malah Mengejarku   Bab 9

    Jane mengira Intan takut.Jika dia takut, tentu saja itu bagus.Namun, berjaga-jaga itu perlu. Jane juga bukan wanita yang polos. Dia memutuskan tidak kembali ke rumah sakit, melainkan istirahat di rumah saja.Seluruh Keluarga Tanata memperlakukannya bagaikan dewi.Dengan perbandingan itu, Intan pun jadi sosok yang tak dipedulikan siapapun.Namun, Intan tidak peduli. Bagaimanapun, dirinya juga akan segera pergi dari rumah ini.Dia hanya menunggu waktu keluarganya datang menjemput.Dulu, saat menikah, ayah dan ibunya mengantarkannya dengan senyuman lebar ke Keluarga Tanata. Jadi, saat pergi pun, dirinya tentu akan pergi dengan terang-terangan.Hanya saja, kabar ini sampai juga ke telinga Peter dan dia langsung panik.Dia berkali-kali bersembunyi maupun terang-terangan mencoba bicara dengan Intan.Sejak kejadian terakhir, Intan menghindarinya seperti menghindari wabah.Di mana Peter berada, Intan tidak akan datangi.Lagipula, dirinya akan pergi sebentar lagi, Intan tidak mau membuat mas

  • Suamiku Pura-Pura Mati, Bos Besar Malah Mengejarku   Bab 8

    Baru saja Intan selesai bicara, tangisan meraung kembali terdengar dari arah Jane.Peter panik, langsung menarik Jane ke pelukannya, lalu menatap Intan dengan wajah serius, “Intan! Kenapa kamu nggak pengertian sedikit pun? Kalau memang salah, sudah seharusnya minta maaf!”Intan mengerutkan keningnya, ternyata orang yang kehabisan kata-kata, terkadang benar-benar hanya bisa tersenyum.Intan menunjuk dirinya sendiri, “Aku nggak pengertian? Aku salah? Baiklah! Baiklah! Baiklah!”Intan mengulang kata baiklah sebanyak tiga kali, kemudian memaksakan diri berkata, “Semua ini salahku, puas? Sekarang, bisakah kalian keluar dari kamarku?” Fanny tampak tidak puas, “Intan, minta maaf itu harus dengan sikap yang baik, biar perasaan Jane lebih nyaman!”Peter juga mulai gelisah.Dia tidak menyangka Jane yang seharusnya di rumah sakit, bisa tiba-tiba pulang dan malah melihat pemandangan seperti ini.Jika bayi dalam kandungannya tidak bisa dipertahankan, semua yang telah dirinya lakukan sebulan lebih

  • Suamiku Pura-Pura Mati, Bos Besar Malah Mengejarku   Bab 7

    Jeritan kaget Jane membuat Fanny dan para pelayan Keluarga Tanata bergegas berdatangan, berkerumun di depan pintu kamar.Intan dicekik dan didorong ke ranjang oleh Jane yang sedang emosi. Rasa sesak semakin menekan dadanya. Dengan putus asa, Intan menatap ke arah Peter yang terdorong cukup jauh dan masih belum bereaksi.“To… long….”Suara yang lirih seperti bisikan nyamuk itu tidak membangunkan Peter.Untungnya, Fanny datang menerobos kerumunan. Intan mengira Fanny datang untuk menyelamatkan dirinya, tetapi dia salah.Kesalahannya cukup fatal.Sambil melindungi Jane dengan begitu hati-hati, Fanny berkata dengan penuh kasih sayang, “Jane, kandungannya masih nggak stabil, jangan sampai hal sepele begini kamu sampai keguguran!”Wajah Intan sudah memerah karena dicekik dan tenggorokannya tak bisa mengeluarkan suara apapun.Fanny hanya melindungi perut Jane dan menjaganya dengan sangat hati-hati, sama sekali tidak peduli dengan hidup mati Intan.Rasa sedih dan putus asa membanjiri hatinya.

  • Suamiku Pura-Pura Mati, Bos Besar Malah Mengejarku   Bab 6

    Sejak tahu bahwa Jane hamil, Peter begitu semangat sampai-sampai tak bisa tidur.Bagus!Bagus sekali!Sekarang, dia sudah meninggalkan keturunan untuk kakaknya, akhirnya dirinya bisa kembali ke sisi Intan!Karena khawatir dengan kondisi kandungan Jane, Fanny bersikeras menyuruh Jane tinggal di rumah sakit agar jika ada masalah bisa langsung mencari dokter.Jelas terlihat betapa Fanny sangat menantikan kelahiran anak dalam kandungan Jane.Rasa senang berlebihan terkadang membuat orang menjadi sombong. Hampir setiap hari di meja makan, Fanny bercerita dengan para pelayan, “Masakan ini buat lebih asam sedikit. Katanya kalau doyan asam berarti anak laki-laki, kalau doyan pedas berarti anak perempuan. Menantuku ini pasti mengandung anak laki-laki, soalnya selalu minta yang asam setiap hari. Nanti biar kubawakan ikan asam pedas ini untuknya.”Nyeri datang bulan Intan sangat parah. Belum makan banyak, perutnya sudah kembali sakit.Dia pun meletakkan sendoknya, “Kalian lanjut saja, aku nggak m

  • Suamiku Pura-Pura Mati, Bos Besar Malah Mengejarku   Bab 5

    Intan berjalan keluar dari kamar rawat Jane dengan menahan rasa sakit di perutnya.Begitu membuka pintu, dia langsung berpapasan dengan Peter yang berhati-hati membawa semangkuk sarang burung walet.Fanny juga mengikuti di belakang, di tangannya ada buah aprikot asam yang Jane minta.Mata Peter hanya tertuju pada Jane. Saat bergegas melewati Intan, Peter malah mendorongnya ke samping pintu.Dengan penuh perhatian, Peter melangkah ke arah Jane sambil berkata, “Makan dulu sarang burung walet ini, minggu depan aku suruh asisten ke Estia untuk beli lagi.”Jane yang tadinya marah, seketika menyingkirkan ekspresi kesalnya dan tersenyum manis pada Peter, “Sayang, kamu semakin baik padaku, aku bisa jadi terlalu manja nanti.”Peter duduk di samping ranjang, mengusap lembut kening Jane dengan tatapan penuh kasih, “Bodoh, kamu sedang hamil sekarang. Kalau aku nggak baik padamu, lalu siapa lagi?”Fanny melirik Intan dengan tidak senang dan berkata, “Intan, wajah apa itu? Kakak iparmu sedang hamil,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status