Musim dingin belum mencapai puncaknya, namun hawa dingin menusuk tulang sudah sangat terasa oleh Clara.
Ia merapatkan jaket tebalnya semakin erat. Walaupun ia sudah mengenakan hot pack di tubuhnya, semua tetap terasa dingin.
Mungkin karena ia belum terlalu banyak bergerak. Pasalnya ia baru saja keluar rumah.
Hot pack akan terasa panas apa bila pemakainya sudah banyak bergerak. Karena itu hot pack miliknya belum terasa panas karena memang ia baru saja mengenakannya dan ia belum terlalu lama bergerak.
Clara menatap ke belakang. Mark belum juga keluar dari pintu utama Apartemen. padahal ini hari pertamanya masuk kuliah.
Ia meraih ponselnya lalu mencoba menghubungi Mark.
Tak terlalu lama nada dering menemani, suara Mark langsung terdengar.
"Aku terlambat!" ucap Clara cepat dan kembali mematikan ponselnya.
"Kau bisa menelpon dengan baik?" suara tebal Mark mengintrupsi di belakang Clara.
Clara terkejut
Clara sampai di kampusnya. Ia masih merasa linglung dengan kejadian yang baru saja ia alami. Bagian bawahnya masih terasa ngilu dan basah. Dan tentu saja ini semua karena ulah daddy tirinya itu.Secara perlahan Clara memutar tubuhnya ke belakang dan menatap Mobil Mark yang masih ada di sana. Tak selang berapa lama, Mark turun dari mobil dengan penampilan yang begitu sempurna.Seketika otak Clara kembali mengingat apa yang terjadi dengannya tadi di mobil.******"Mendesahlah Kitty.." bisik Mark lembut.Clara menutup mulutnya kewalahan menahan desahan saat jemari Mark menggelitik bagian bawahnya. Bahkan Mark dengan gampangnya menurunkan sedikit celana jeans yang Clara kenakan untuk akses tangannya masuk."Kau sudah sangat basah.."Clara menggeleng kuat. Tubuhnya berkhianat padanya. Harusnya ia berontak karena Mark adalah daddynya. Suami dari maminya, tapi... Tapi kenapa tubuhnya jadi penghianat seperti ini.Mark kembali pad
"Clara.. Akhirnya aku bertemu denganmu lagi.."Clara menatap Harry yang duduk di sebelahnya. Siang ini Clara baru saja mendapatkan tugas dari salah satu dosen bernama Lucia. Ia diminta untuk membuat salah satu makanan terkenal di Indonesia.Sebenarnya bukan dirinya saja yang mendapatkan tugas tersebut, melainkan semua mahasiswa di kelas yang berjumlah lima belas orang.Jangan tanyakan kenapa jumlahnya sangat sedikit. Kampus tempat ia belajar sekarang memang tak menerima banyak mahasiswa. Pasalnya mereka ingin melahirkan chef chef terhandal bukan orang yang ahli dalam teori.Dan untuk kelasnya, ada sekitar dua belas orang yang berasal dari luar Amerika.Ada Jepang, Korea, Singapura, LA dan lain-lainnya. Bahkan dari Afrika juga ada. Karena itu Lucia memutuskan untuk memberi mereka tugas yaitu membuat makanan ternama atau makanan khas dari masing-masing negara.Dan Clara masi
Clara kini sudah berdiri di depan jurusan Seni. Ia baru saja diantar oleh Harry dan kini pria itu sudah menghilang dari hadapannya."Clara Aku ada urusan, dan mungkin akan makan waktu cukup lama. Tugasku sampai di sini mengantarkanmu dan kau harus berjuang sendiri mencari Jun.."itulah pesan Harry pada Clara saat Gadis itu ditinggalkan di depan gedung seni rupa.Pantas saja Clara tak tahu jika kampus tersebut mempunyai bidang lain, ternyata alasannya adalah karena bidang masak-memasak terletak cukup jauh dari gedung jurusan yang lain.Entah apa alasan arsitekturnya memposisikan seperti ini, yang jelas ini terlihat cukup aneh di mata Clara.Tapi ya sudahlah. Ia juga tak mau ambil pusing.Lagian kehadirannya di sini juga hanya untuk meminta maaf secara langsung pada Jun. Ia merasa bersalah pada pria tersebut.Dengan mer
"Ha...hai..kau masih ingat aku?" Clara berjongkok di samping Jun.Dengas serius Jun menatap Clara. Ia mencoba mengingat siapa gadis yang saat ini sedang ada bersamanya.Namun saat Jun sudah ingat, ia seketika berdecak malas."Kau lagi.." ucapnya dan kembali tidur.Melihat respon Jun padanya, Clara hanya bisa tersenyum."Aku kesini hanya untuk minta maaf soal kejadian beberapa hari yang lalu. Aku tak sengaja menabrakmu. Dan aku juga menyesal."Jun membuka matanya kembali. Namun masih belum mau melihat Clara."Dari mana kau tahu aku di sini?" tanya Jun dingin.Clara menggigit bibir bawahnya, "Aku... Aku tahu dari...""Harry?" tebak Jun sendiri.Clara mengangguk cepat…Lagi-lagi Jun berdecak. Kali ini jenis decakannya adalah decakan kesal. Ia tak menyangka Harry dalang dari semua
Aku pikir aku kuat menahan rasa nikmat yang Mark berikan padaku lewat alat kecil itu. Namun ternyata aku kalah. Aku mengaku kalah.Rasa nikmat itu sulit ku cegah saat kecepatan getaran ditambah oleh pria ini.Aku menggenggam dasi yang Mark ikatkan pada tanganku. Sungguh rasa geli ini tak bisa ku tahan. Apalagi selain benda kecil itu yang masuk ke bawahku, jemari Mark juga ikut menggelitiki daging kenyal di sana.Mark terhenti. Ku buka mataku dan melihat pria itu berdiri dari duduknya.Ia berjalan menuju lemari Pakaiannya yang ada di sudut kamar. Mark membuka lemari tersebut Lalu mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam sana.Awalnya aku tak tahu kenapa pria itu mengeluarkan benda tersebut, namun setelah beberapa detik berikutnya aku pun dibuat terkejut Bukan main saat Mark merekam keadaanku yang sedang dalam keadaan tak mengenakan apapun dengan kemaluan yang dimasuki vibrator.
Cinta ini memang gila. Hari ini Clara menonton sebuah youtube channel, di mana pemilik akun sedang menceritakan tentang seorang anak bercinta dengan ayah tirinya sendiri.Dan itu sama dengan yang Clara alami. Bercinta dengan Mark yang notabennya adalah ayah tirinya sendiri.Dan ia menikmati itu. Awalnya ia merasa takut, namun lama-lama semua menjadi sebuah tantangan.Disentuh oleh Mark membuat Clara melayang. Dan ditengah keputusannya menjadi pemuas nafsu sang Daddy, ia juga berusaha mencari kebahagiaannya di luaran sana.Namun saat ini, hatinya sedang merasa panas. Panas karena melihat maminya datang ke Amerika dan kalian tahu lah, apa yang akan dilakukan sepasang suami istri jika sudah lama terpisah. Tentu saja bercinta.Bahkan Clara bisa mendengar desahan Lauren maminya. Ia bahkan merasakan hatinya memanas. Harusnya di posisi itu adalah dirinya.Bolehkah ia egois? Ia tak mau Mark memasuki maminya, ia ingin Mark hanya
"Kau mau minum?" Harry menawarkan sebotol wine pada Clara. Dengan cepat Clara menggeleng, "Tidak terima kasih.." "Okey.." Harry kembali meletakkan botol tersebut.Ia berdiri lalu berjalan menuju sebuah lemari pendingin dan mengeluarkan sekaleng minuman jeruk di sana. Ia kembali mendekati Clara, "Ini..tenang, kau tak akan menemukan alkohol di sana.." Clara tersenyum lalu mengambilnya, "Thank's.." jawabnya. Ia membuka minuman tersebut dan meminumnya seteguk. "Kau biasa ke tempat seperti ini?" Harry menggeleng. "Lalu kenapa kau katakan ini tempat favoritmu?" Harry tersedak saat minum. Ia menatap Clara sambil terkekeh, "aku membohongimu. Aku ingin menyelidiki seseorang.." Clara mendadak bingung, "Maksudmu? Kau..." "Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang.." "Siapa?" Harry tersenyum manis. Ia lalu mengacak poni Clara, "Nanti kau juga akan kukenalkan.."
Clara berjalan beriringan ke dalam dengan Jun. Dan saat ia baru saja sampai di pintu masuk, Clara seketika dikejutkan dengan keberadaan George, pria yang tadi dengan beraninya mengatainya pelacur."Oh, kau lagi.." ucap George dengan keadaan sedikit mabuk.Clara menatap George kesal."Kau hanya seorang pelacur, tapi kenapa mereka membelamu seolah-olah kau putri raja?""Kau hanya pelacur..""Pelacur kecil yang cantik.."George kembali melanjutkan jalannya walaupun sempoyongan.Clara sudah memerah padam karena emosi. Tak ada yang mengatainya pelacur dan hanya pria gila itu yang mengatainya pelacur."Clara,..." panggil Jun. Namun Clara hanya diam. Ia masih fokus melihat George.Dengan emosi yang meletup-letup, Clara berjalan mendekati George sambil melepaskan sendalnya."Clara!!" panggil Jun cepat. Namun lagi-lagi Clara tak menghiraukannya.Clara justru semakin berlari kencang mendekati George