Share

TAKDIR MANTAN
TAKDIR MANTAN
Penulis: Eva _uchiha

Chapter 1

Uhuk

Uhuk

Seorang gadis yang sedang bersantai sambil minum teh di depan rumahnya seketika tersedak saat mendengar perkataan ibunya. 

"Kalo minum pelan-pelan Laura!" peringat ibu Laura.

"Maksud ibu tadi, apa?" tanya Laura menatap ibunya. 

Ibu Laura tersenyum pada Laura. "Diana sepupu kamu, kamu harus mau bantuin dia, ini juga demi nama baik keluarga besar kita."

"Tapi kenapa harus, Laura? Itu kan salah dia, jadi dia yang harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Ngapain bawa-bawa Laura!" ujar Laura. 

"Ayolah nak, kali ini aja kamu bantuin dia. Ibu tau kamu masih sakit hati sama dia, ibu nggak pernah lho ngajarin kamu buat jadi orang pendendam," pinta ibu Laura. 

"Tapi masalahnya, ini menyangkut masa depan Laura juga," ujar Laura. 

"Ya udah kamu pikirkan dulu aja, ibu harap kamu mau ya. Demi nama baik keluarga besar Varellie. Ibu harap kamu mau," ujar ibu Laura kemudian masuk ke dalam rumah. 

"Dia yang bikin masalah, gue yang harus tanggung!" gumam Laura kemudian masuk ke dalam rumah. 

Laura menaruh gelas bekas teh tadi ke dapur, setelah menaruh gelas dia pergi ke kamarnya. 

Laura duduk di atas tempat tidurnya. "Haruskah Laura menuruti kata ibu? Tapi balikan sama mantan itu nggak keren banget!" Laura mengusap wajahnya kasar. 

Terdengar suara bunyi telefon, Laura mencari-cari handphonenya dan akhirnya ketemu. 

"Ada, apa?" tanya Laura to the point. 

"Aku mau kita ketemuan sekarang, di caffe kayak biasa," ucap si penelepon. 

"Oke," jawab Laura kemudian menutup telfonnya. 

Tak menunggu lama, Laura langsung mengambil tas selempangnya dan pergi keluar. 

Sesampainya di caffe, Laura mencari kekasihnya. Ya, yang tadi telfon itu pacarnya Laura. 

"Maaf lama," ucap Laura sambil duduk di kursi yang berhadapan dengan kekasihnya. 

"Iyah, nggak pa-pa," ujar kekasihnya sambil tersenyum. 

"Udah pesen, minum?" tanya Laura yang di angguki oleh Rendy--kekasih Laura. 

"Laura," panggil Rendy 

"Iyah, kenapa?" sahut Laura. 

"Aku-" ucap Rendy terpotong oleh pelayan caffe yang mengantarkan pesanan mereka. 

"Permisi mas, mbak, ini pesanannya," ucap sang pelayan lalu menaruh pesanan tersebut ke meja. 

"Iyah, makasih." ucap Laura yang dibalas senyuman ramah oleh mbak pelayan tersebut. 

"Tadi kamu mau ngomong, apa?" tanya Laura pada Rendy. 

"Nanti aja, kita minum dulu," titah Rendy. Laura pun meminum minuman cokelat panas kesukaannya. 

"Ra, kalo misalkan kita nggak berjodoh, gimana?" tanya Rendy. 

"Kok, kamu ngomong gitu, sih?" tanya balik Laura. 

"Maaf, tapi kayaknya, kita udah nggak bisa bareng lagi," ucap Rendy. 

Laura menatap dalam Rendy. "Maksudnya, gimana?!"

"Maaf, tapi kayaknya kita emang nggak berjodoh." Rendy menundukkan kepalanya. 

"Kamu kenapa, sih? Kalo ada masalah kita selsaikan baik-baik! Nggak gini caranya!" ujar Laura. 

"Maaf, aku pergi ya. Semoga kamu dapat lelaki yang lebih baik dari aku," ucapnya kemudian pergi. Sementara Laura terdiam membisu di tempat. 

Tes

Satu bulir air mata jatuh membasahi pipinya. Dia sungguh tidak mengerti, apa yang terjadi, kenapa semuanya jadi begini. 

Laura mengusap air matanya kemudian keluar dari caffe tersebut. Sesampainya di rumah dia langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya lalu menangis sejadi-jadinya. 

"Kenapa semuanya jadi begini, sih?"

"Apa salah, gue?" tanyanya pada dirinya sendiri. 

"Laura kamu nggak pa-pa, nak?" tanya ibu Laura yang khawatir mendengar Laura menangis di dalam kamarnya. 

Laura tidak menyahut dan masih terisak dalam tangisnya. 

Setelah puas menangis, Laura keluar dari kamarnya karena rasa lapar. Dia makan siang dengan tenang dan sendirian, mungkin ibunya sedang tidur di kamar. 

"Kamu tadi kenapa, nangis?" tanya ibu Laura yang baru saja duduk di meja makan. 

Laura hanya menggelengkan kepalanya dan terus melanjutkan makannya. 

"Nanti malam kita di undang makan malam di luar sama keluarga Rafardhan," ujar ibu Laura. Laura tak hanya diam. Dia malas mendengar nama marga Rafardhan, keluarga yang pernah menghinanya dulu. Seandainya ibunya tau hal itu, pasti ibunya tidak akan memaksanya. 

19:40 WIB. Laura sudah siap karena ibunya menyuruhnya untuk cepat-cepat agar tidak terlambat. 

Setelah semua siap mereka berangkat menggunakan mobil pribadi milik ayahnya. Laura duduk di belakang dan orang tuanya di depan. 

"Ayah, bang Dirga kapan, pulang?" tanya Laura pada Ayahnya yang sedang menyetir. 

"Dirga lagi sibuk sama keluarganya, biarin aja dia bahagia sama keluarganya," jawab ayah Laura. 

"Kerjaan kamu, gimana?" tanya ayah Laura. 

"Ya, gitu," jawab Laura. Laura adalah fashion designer dan pemilik 3 butik yang mempunyai banyak pelanggan setia. Dia juga memiliki 1 restauran mewah yang memiliki banyak pengunjung setiap harinya. 

"Kamu beneran mau, menggantikan Diana?" tanya Ayah Laura. 

"Laura ikhlas kalo demi menjaga nama baik marga Varellie," jawab Laura. 

"Ibu bangga punya anak kayak kamu sayang," ujar ibu Laura sambil tersenyum pada Laura.

Setelah sampai di restauran yang telah diberitahu oleh keluarga Rafardhan. 

Saat berjalan masuk ke dalam restauran, mata Laura tak sengaja bertemu dengan sepasang mata seseorang. Orang yang sudah lima tahun tidak bertemu dan berkomunikasi dengannya. 

Haii, makasih yang udah mampir dan baca^^ salam kenal yah•^• jangan  lupa tinggalkan jejak yah>^<

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status