Share

Chapter 2

Laura masih tidak percaya bahwa dia akan bertemu lagi dengan mantannya yang bernama Kenzo. padahal dia sudah susah payah melupakannya, tapi takdir berkata lain.

Laura tidak tau harus senang atau sedih, karena dia sebenarnya masih ada sedikit rasa pada Kenzo, tapi di sisi lain dia juga masih sakit hati. 

"Ehh, bu kirana, silahkan duduk." sambut mama Kenzo. 

"Iyah, makasih," ucap ibu Laura sambil tersenyum. Mereka pun duduk saling berhadapan, Laura dan Kenzo berada di tengah-tengah kedua orang tuanya. 

"Kita makan dulu saja, soal acara pernikahan nanti kita bicarakan setelah makan," ujar papa Kenzo. 

Saat makan, Kenzo terus memperhatikan Laura, membuat Laura sedikit risih. Setelah selsai makan mereka mulai membicarakan acara pernikahan Laura dan Kenzo. 

"Saya masih nggak nyangka lho, kalo bu Kirana ternyata ibunya Laura." ujar mama Kenzo. 

"Iyah, saya juga tidak menyangka kalo sebentar lagi kita bakal besanan," kata ibu Laura dambil tersenyum. 

"Oke, kita langsung ke intinya aja. Jadi akad dan pesta pernikahan Kenzo dan Laura akan diadakan dua hari lagi," jelas papa Kenzo. 

"What? Bukannya masih dua minggu lagi yah?" tanya Laura tak percaya. 

"Apa kamu tidak lihat tanggal di dalam undangannya? Dan acara ini tidak bisa diundur atau dibatalkan karena undangannya sudah terlanjur disebarkan, dan kalau dibatalkan itu akan membuat malu nama baik saya sebagai CEO," ucap Kenzo panjang lebar. 

"Cih! Dasar egois, hanya memikirkan dirinya sendiri. Kalo bukan untuk menjaga nama baik keluarga Varellie, nggak mau gue nikah sama dia." batin Laura. 

"Semuanya sudah dipersiapkan, tinggal mencari gaun pengantin yang tepat untuk Laura," ujar papa Kenzo. 

"Emang Diana dan Kenzo waktu itu belum memilih baju pengantin, kah?" tanya Laura.

"Jangan sebut nama dia di depan saya lagi!" bentak Kenzo membuat Laura tersentak. 

"Kenzo! Papa sudah bilang, jangan membentak perempuan!" tegur papa Kenzo. 

"Iyah, maaf," lirih Kenzo mengalihkan pandangannya kebawah 

"Jadi, apa Laura bisa dan mau?" tanya mama Kenzo. 

"Aduh gimana, yah? Gue kan dua hari lagi juga mau ketemu sama klien penting," batin Laura. 

"Gimana, sayang? Kamu bisa, kan?" tanya ibu Laura. 

"Tapi bu, aku ada meeting sama klien dan meetingnya dua hari lagi," jawab Laura. 

"Kan itu bisa diserahkan ke bawahan kamu," saran ayah Laura. 

"Yaudah ... Nanti aku coba tanya dulu deh," jawab Laura. 

"Laura, saya dengar kamu punya restauran dan butik sendiri, yah?" tanya mama Kenzo. 

"Ehh? Tante, tau?" tanya Laura. 

"Iyah dong, restauran dan butik kamu kan terkenal, kamu tuh hebat yah," puji mama Kenzo.

"Nggak terlalu terkenal juga sih, menurut Laura." Laura menyengir salah tingkah. 

"Berhubung ini sudah malam, kita sudahi pertemuanya. Terimakasih sudah datang kesini, dan untuk Laura terimakasih banyak karena mau membantu kami." ucap papa Kenzo. 

"Iyah, terimakasih kembali. Kami juga mewakili Diana dan keluarganya untuk meminta maaf, semoga kalian mau memaafkannya," ucap ayah Laura. 

"Kalian tidak perlu meminta maaf, karena kalian tidak salah," ujar Kenzo. 

"Ya sudah kalo begitu, kami duluan." pamit ayah Laura. Laura dan kedua orang tuanya pun keluar dari restauran tersebut dan pulang. 

Sesampainya di rumah Laura langsung masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. 

"Anak yang ada di kandungan Diana, emang anak siapa, sih?" tanya Laura pada dirinya sendiri. 

"Padahal Kenzo itu orangnya sayang banget sama kekasihnya, bisa-bisanya dia dua in Kenzo." lanjut Laura. 

Laura mangambil handphonenya yang masih berada di dalam tas selempangnya, lalu menyalakan handphone dan menyalakan data selulernya kemudian membuka aplikasi w******p.

Laura menelpon kontak w******p yang dia beri nama 'Rere kekasihnya Alam semesta'

"Ada apa, Ra?" tanya Rere yang suaranya muncul dari telpon itu. 

"Yang meeting sama klien yang katanya penting itu, bisa nggak di undur? Soalnya tanggal lima gue sibuk," ujar Laura. 

"Lahh? Kan ketemu sama klien itu tanggal lima belas, lo lupa?" tanya Rere. 

"Emang iyah? Gue salah baca kayaknya, yaudah kalo gitu, makasih," ucap Laura lalu menutup telponnya. 

Sekedar info, Rere adalah orang yang membantu Laura dan juga dia adalah sahabat Laura dari jaman SMA. 

Selsai menelpon Rere, Laura membuka room chatnya dengan Rendy. Dia terkejut karena Rendy memblokir nomor whatsappnya. 

"Kenapa sih Ren? Padahal lo udah janji bakal bareng gue sampe tua nanti. Kenapa perasaan gue selalu dipermainkan gini, sih?" ujar Laura bermenolog. 

Karena lelah, Laura memilih untuk membersihkan diri dan mengganti bajunya lalu tidur karena besok masih ada hari yang harus dia jalani.

***

"Laura, lo tuh jelek! Gak pantes jadi pacar Kenzo!"

"Tau lo! Cewek cupu kayak lo itu nggak cocok jadi pasangan Kenzo!"

"Kenzo itu cuma kasian sama lo! Dia nggak cinta sama lo, sadar diri dong lo!" 

"Nggak usah sok cantik di depan Kenzo! Lo nggak secantik Diana!"

"Pasti lo pake pelet yah?! Makanya Kenzo mau sama lo!"

"Nggak!" teriak Laura lalu terbangun dari tidurnya dan sadar bahwa tadi hanya mimpi. 

"Otak gue kebanyakan nostalgia kayaknya, " gumam Laura kemudian turun dari tempat tidurnya. 

"Sholat subuh dulu deh," ucap Laura kemudian pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. 

Setelah selsai sholat, Laura berniat membuat nasi goreng spesial untuk sarapan. 

"Ehh kamu udah, bangun?" tanya ibu Laura yang baru saja memasuki dapur. 

"Belum bu, ini masih tidur!" canda Laura.

"Bisa aja kamu becandanya. Oh iyah, hari ini kamu nggak usah kerja yah!" ucap ibu Laura. 

"Kenapa?" tanya Laura sambil mengaduk-aduk nasi goreng yang masih diwajan. 

"Kamu sama Kenzo hari ini fitting baju pengantin ya," jawab ibu Laura yang di angguki oleh Laura. 

Setelah selsai menyajikan nasi goreng di meja makan, Laura berniat untuk mandi terlebih dahulu sebelum sarapan. 

"Ibu sama ayah sarapan duluan aja, Laura mau mandi dulu," ucap Laura yang diiyakan oleh ibunya. 

Ibu Laura tersenyum bahagia melihat anak perempuannha yang sudah besar dan sebentar lagi akan menikah, walaupun dia agak ragu dengan pernikahan Laura dan Kenzo tapi dia berusaha untuk meyakinkan hatinya. 

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status