Home / Romansa / TAKDIRKU ADALAH KAMU / Jadilah Menantuku

Share

Jadilah Menantuku

Author: Senja Kelabu
last update Last Updated: 2021-06-28 13:57:38

🌹🌹🌹

Saat ini Naira sedang memeriksa keadaan Ayah Andika. Dan kebetulan saat ini dalam ruangan itu tidak banyak yang menemani.

"Sudah dimakan buburnya, Tuan?" tanya Naira lembut.

"Belum, Dok!" jawab Ayah Andika. 

Naira lalu duduk di samping pria paruh baya itu.

"Kenapa tidak dimakan, Tuan, nanti Tuan akan lama sembuhnya!" jelas Naira pelan.

"Baiklah dok, sudah memperhatikan saya!" 

Naira mengangguk, lalu berpamitan untuk melihat pasien yang lain lagi.

"Dokter muda, tunggu! Siapa namamu?" panggil Husen mencegah kepergian dokter muda itu.

Naira tersenyum lalu balik ke tempat pembaringan ayah Andika. 

"Naira, Tuan! Nama saya Naira!" sahutnya Lembut.

"Nama yang cantik, maukah kau menjadi menantuku?!" Husen sudah terpikat pada kelembutan sikap Naira hingga berniat menjodohkannya dengan Andika. Naira tersenyum kikuk. Mohon diri untuk melanjutkan kewajibannya sebagai dokter. 

Saat membuka pintu seseorang menabraknya dan hampir membuat terjatuh namun ia masih sanggup berpegang pada daun pintu itu. 

"Kamu ...." tunjuk Meli saat menyadari siapa dokter yang hampir ditabrak oleh Andika.

Andika terpana melihat dokter di hadapannya itu. 

"Apa yang kau lakukan di sini?! Jangan-jangan kau akan menyakiti Ayah Andika!" bentak Meli.

"Bagaimana mungkin rumah sakit mewah ini bisa kemasukan dokter gadungan sepertinya?!" cetus Meli lagi.

"Sudahlah Mel, mungkin memang dia dokter di rumah sakit ini!" bela Andika. Saat melihat Naira hanya diam saja.

"Tidak mungkin, And! Dia itu orang paling miskin di daerah ini. Tidak mungkin mampu sekolah hingga mendapat gelar Dokter!" ketus Meli. 

Kata-kata itu begitu menyakiti hati Naira, tanpa dapat ditahan air matanya jatuh mengalir di pipi manisnya. Ia segera berlari meninggalkan Meli dan Andika. 

"Kenapa bicaramu tidaklah sopan, Mel?" dengus Andika kesal.

 Mendengar perkataan Meli yang begitu menyakiti hati Naira.

"Jadi kau membelanya, And?!" tukas Meli melototkan matanya pada Andika. 

Gadis itu begitu kesal melihat pembelaan Andika buat Naira

*** 

Saat Naira berlari seseorang menatapnya masih tak percaya.

"Naira ... Benarkah dia?!" tanyanya pelan. 

"Ada apa, Sya?!" 

Gadis itu menggelengkan kepalanya. Lalu tersenyum dan segera mengikuti langkah Bisma untuk ke kamar rawat ayah Andika.

Lagi-lagi Meli di buat kesal karena kedatangan Bisma bersama Tasya. Sedari dulu gadis itu sangat membenci kedua sahabat itu. Kini kebenciannya makin bertambah saat melihat Naira beberapa menit yang lalu. 

"Aku ingin pulang saja, di sini sangatlah panas" ucap Tasya tanpa sadar.

 Semua mata memandangnya. Bisma tersenyum begitupun Andika dan ayahnya. Hanya Melilah yang memberi tatapan tak suka. 

"Pulanglah ... Kami tak butuh kau di sini!" sungut Meli. 

Langsung saja mendapatkan tatapan tak suka dari Bisma dan Andika.

"Melii ...." Bisma mengepalkan tangannya.

"Baiklah aku saja yang pergi dari sini!" setelah berkata begitu Meli segera meninggalkan ruangan tersebut.

"Maafkan sikap gadis itu, Sya! Meli memang seperti itu!" ucap Andika.

 Tasya mengangguk.

"Aku tahu, And! Tapi kamu bisa ya, menjalin hubungan dengan gadis sesombong Meli!" tekan Tasya. 

Semua mata memandang bingung. Terutama ayah Andika. Mencari jawaban di wajah anaknya. Andika segera menggelengkan kepalanya.

Pria setengah baya itu menarik nafas lega. Ia takut Andika hanya akan menjadi boneka untuk Meli. Ia harus bertindak cepat untuk menjodohkan anaknya dengan dokter muda tadi. 

"Semoga Allah meridhoi, kau dan Naira akan berjodoh, Nak!" bisiknya dalam hati. 

Bersambung.....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Kebencian Meli

    🌹🌹🌹 Dan malam ini Andika benar-benar menepati janjinya. Ia membawa Naira untuk ke rumah Meli guna menjelaskan hubungan mereka. Karena telah berjanji pada dirinya tak akan melepaskan Naira lagi dari hidupnya. Tanpa perjodohan itu Andika memang mencintai Naira sejak dulu. "Kamu yakin, And! Kita akan bisa membuat Meli mengerti." tanya Naira ragu. Ia khawatir pada kemarahan Meli, apa lagi bila ia mengingat ancaman gadis itu padanya beberapa hari lalu. Naira semakin yakin Meli tak akan mungkin bisa menerima hubungannya dengan Andika. "Kita akan berusaha." jawab Andika meyakinkan dan begitu mantap. Merekapun tiba di rumah Meli. Dan gadis itu menatap sinis pada kedua tamunya karena ancamannya tak berpengaruh bagi mereka. "Mau apa kalian menemuiku. Mau bilang kalau kalian tidak bisa dipisahkan, begitu" sungut Meli tak dapat lagi menahan amarahnya. "Mel ... Maafkan kami, aku memang tak bisa mengabulkan permintaanmu karena kamup

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Menghindar

    🌹🌹🌹 Naira memutuskan untuk melepaskan Andika setelah yakin dan penjelasan ibunya yang membuat ia berpikir. "Percayalah, Nai! Jika kalian memang berjodoh, Tuhan akan mempertemukan kalian kembali, bagaimanapun caranya!" Sulastri mengelus punggung tangan Naira. Naira semakin terdiam hanyut dalam perasaannya. "Hari sudah siang, kamu kok, belum siap-siap!" celetuk Sulastri lagi. "Aku lagi malas, Bu! Perasaanku lagi tidak baik!" kilah Naira "Jangan karena masalah ini, lalu kamu mengabaikan tugasmu! Ingat kamu digaji bukan untuk bersantai!" "Tapi, Bu!" Sulastri memberikan tatapan tajam. Ia tak ingin anaknya melalaikan tugas dan apa yang akan terjadi jika Naira tak masuk kerja. Yang ada, gadis itu hanya akan melamun sepanjang hari. "Baiklah ...." ucap Naira dengan malas. Gadis itupun segera melangkah ke kamar mandi. "Ibu selalu saja bisa untuk memak

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Kemarahan Meli

    🌹🌹🌹Meli diam saja saat diantar pulang Andika. Wajah sinisnya benar-benar terpancar dan kebenciannya semakin nampak.Andika hanya mampu mendesah pelan. Ingin ia menjelaskan bahwa dia dan Naira telah dijodohkan, tapi pria itu takut Meli akan bertambah marah padanya, hingga menghukum dirinya sendiri lagi."Ayolah Mel ... Jangan seperti anak kecil!" bujuk Andika mencairkan suasana yang begitu hening."Kau mengingkari janjimu, And. Aku benci kamu ... Sangat membencimu! Bila kau tak bisa menjauhi Naira. Jangan halangi aku untuk berbuat kejam pada wanita itu." ancam Meli berapi-api dengan bibir yang dilantunkan.Andika menarik nafas dalam, ia benci dengan keegoisan gadis di depannya ini. Pria itu bingung harus bagaimana lagi untuk menjelaskan semuanya. Meli tak pernah sedikitpun mau mengerti, perhatiannya selama ini disalah artikan oleh gadis itu. Andika hanya melindungi Meli sebagai adik perempuannya saja namun Meli beranggapan lain. Andai wakt

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Dansa berdua

    🌹🌹🌹 Di tempat Andika nampak terlihat banyak tamu berlalu lalang. Setelah keluar dari rumah sakit seminggu lalu ayah Andika terlihat semakin sehat. Selain untuk memperingati hari lahir ayah Andika juga untuk mengucap syukur atas kesembuhan pria itu. "Andika ...." panggil ayahnya dan pria itu segera mendekati ayahnya. "Tidakkah kau mengundang Naira! Ayah merindukannya." ucap ayah Andika Andika terdiam, Andika lupa untuk mengundang gadis itu, ia bingung sedang saat ini ia masih dalam ancaman Meli. Ia harus bisa memberi alasan yang membuat ayahnya yakin. "Dia akan datang, Ayah. Percayalah!" sahut Andika sekenanya takut ayahnya merasa tersakiti karena keteledoran Andika tidak mengundang Naira. Ayah Andika mengangguk dan membiarkan Andika kembali menyapa tamu-tamu yang hadir. "Selamat malam, Paman! Selamat ulang tahun." sapa satu suara yang membuat Husen menoleh ke arah sumber suara itu. "Bisma ... Syuk

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Kejutan

    🌹🌹🌹Naira belum sanggup untuk menghadapi kenyataan ini dimana ayahnya adalah ayah Meli juga. Ia belum mampu menata hatinya yang kini benar-benar retak. Ingin menyalahkan takdir tapi semua sudah kehendak Yang Maha Kuasa, dan itu sudah digariskan untuknya."Aku harus kuat, aku pasti bisa! Aku sudah terbiasa dengan hal yang semacam ini!" ucap Naira memberi semangat pada dirinya. "Ini jadwalku untuk memeriksa ayah! Aku harus menemuinya, dan semoga kesehatannya lebih membaik lagi." tambah Naira lagi dan iapun segera keluar untuk memeriksa ayahnya.Gawai Naira berdering melihat nama siapa yang tertera membuat gadis itu tersenyum."Ya hallo""....""Malam ini?" kening Naira berkerut mendengar ajakan sang penelfon."...""Aku tak bisa berjanji, Sya! Tapi aku akan usahakan untuk datang." Naira segera menutup telfonnya. Dan masuk ke ruangan ayahnya."Selamat sore, Tuan! Bagaimana keadaan tu

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Kenyataan pahit

    🌹🌹🌹Meli yang mendapat kabar tentang ayahnya yang sempat pingsan di jalan dan kini di rawat di rumah sakit ini langsung panik dan segera ingin mencari keberadaan ayahnya yang di rawat."Aku akan mengantarmu, jangan terburu-buru seperti itu, nanti selang infusnya lepas dari tanganmu." cetus Andika. Pria ini selalu setia mendampingi Meli dari seminggu yang lalu. Namun keadaan Meli bekum pulih benar dan masih mengharuskan gadis ini untuk di rawat lebih lanjut.Meli menatap Andika dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Pria ini benar-benar menuruti permintaannya untuk tidak mendekati Naira lagi. Gadis itu bangga dengan keberhasilannya ini."Apa aku tidak merepotkanmu, And!" tanyanya dengan nada manja.Andika hanya menggeleng dan segera menuntun Meli untuk ke ruangan ayahnya berada. Dengan bergelayut mesra di lengan pria itu Meli mengikuti langkah Andika."Aku yakin kamu tak akan tega meninggalkan aku!" kekeh Meli da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status