Share

Bab 9

Jam tujuh malam, aku membawa ibu ke meja makan. Sebelum pulang, aku tadi sengaja mampir membeli beberapa lauk untuk makan malam.

“Kamu kenapa, Mbak?” tanyaku saat melihat gelagat aneh Lilik. Di meja makan ia menutup mulut seperti hendak muntah saat aku membuka tutup penanak nasi.

“Bau nasinya bikin mual.” Dia menjawab dengan ragu.

Aku dan ibu saling pandang. Aku mengerutkan kening, tapi tidak dengan ibu. Wajah yang semua cerah kini menjadi keruh. Aku tak tahu sebabnya.

“Sejak kapan kamu mual melihat nasi, Lik?” Dari atas kursi roda, ibu menatap menantunya penuh selidik. Ah, calon mantan menantu tepatnya. Karena Kak Fikri sudah sepakat dengan aku, akan menceraikan istrinya jika kondisi ibu sudah benar-benar pulih. Sementara waktu, kami akan bersikap biasa dulu.

Dia menggelengkan kepalanya, ambigu.

“Coba ambilkan nasi untuk Mbakmu, Mir.” Ibu menyuruhku. Meskipun enggan aku menurut, demi akting. Aku tak mau ibu curiga bila sikapku mendadak berubah pada Lilik, sang pelakor.

Tangan ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Siti Hasanah
singkirkan para pengkhianat,jangan mau dibujuk....
goodnovel comment avatar
rissia
apaan sih...ga usah pengen tau rencana apa, inget aja tuh tama udah hamilin lilik... aneh bgt msh kepo sm ada rencana apa..ck..
goodnovel comment avatar
for you
ga usah cerai kelonin aja suami laknat mu dan mertua ipar iblis mu,kenyataan busuk udah kebongkar kok masih mikir mereka punya rencana apa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status