Share

Bab 33

Satu minggu bersama Mas Arfan dengan sikap barunya, membuatku hidupku layaknya di penjara. Aku dibuat tidak mengenali suamiku sendiri, karena dia yang memberi jarak.

Seperti ada tirai penghalang antara aku dan suamiku. Meskipun tipis, tapi menjadi pemisah di antara kita.

“Mas, kopinya,” ucapku seraya menyimpan gelas di samping laptop yang tengah ia perhatikan.

Setelah matanya kembali melihat, Mas Arfan mulai aktif kembali bekerja. Hari-harinya dia habiskan di depan layar dari sepulang kerja sampai malam datang.

“Istirahat dulu, ini sudah larut,” ucapku lagi saat tidak ada respon dari Mas Arfan.

“Hmm.”

Sudah biasa. Gumaman selalu jadi jawaban dari kebisuan Mas Arfan.

Kalau sudah seperti itu, aku bisa apa?

Pergi meninggalkan dia seorang diri.

Aku pun membiarkan Mas Arfan dengan pekerjaannya. Memilih pergi ke ruang tv melihat acara televisi yang sama sekali tidak bisa menghiburku.

Malam semakin larut hingga kurasakan hawa dingin menusuk kulitku. Kueratkan sweater agar ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status