Puri Milano kembali ceria dengan tawa Angela Camorra, debat kecil antara Alexandra dan sang mafia. Satu minggu sudah sang putri kecil pun merengek lagi, ia ingin tidur di kamarnya yang lebih cantik di Napoli.
Zio Anthony menyanggupi menjemputnya di kantor Gabriel sekaligus memeriksa keadaan di sana. Alexandra bekerja lagi sebagai partner perusahaan, bukan lagi assistant pribadi Gabriel Nostra. Semua begitu cepat berubah, mereka lebih dewasa dari sebelumnya.
"Morning, Gabriel!"
"Hai Zio Anthony, maafkan aku jika kau yang harus menjemput Angela ke Milan."
"No problem! Aku juga ada keperluan bertemu client di sini. Bagaimana keadaan kalian selama di Puri Milano, apa kedua keponakanku menyusahkanmu lagi?"
"Sedikit, tapi aku senang Angela datang merepotkanku dengan begitu aku sering berada di rumah, tidak berkeliaran lagi. Mereka tiba sebentar lagi, tadi aku ke kantor lebih dulu untuk menyiapkan pertemuan client"
"Sebaiknya kau segera menikah, Ga
Pertemuan client tadi pagi berjalan sukses dan lancar. Namun tak sesuai dengan pikiran dan hati Alexandra. Kembali sore ke Puri Milano, dia begitu kesal terus mendiamkan Gabriel yang terus mengajaknya berbicara. Satu client seorang wanita muda, lajang dan berpenampilan glamour datang bekerja sama perusahaan mereka. Maria Novella gadis cantik keturunan keluarga kaya berasal dari Venesia. Tak cuma Gabriel menahan saliva, clients pria lain pun menaruh minat sama ke wanita yang terlihat lebih segalanya dari Alexandra Camorra. Gabriel keparat-! Dia menerima ajakan makan siang bersama Maria, meninggalkan sendirian di ruang kerjanya. Saat sang mafia datang mengambil berkas dan mengajaknya pulang, dia tak ingin berbicara banyak. Bagaimana bisa Gabriel tadi pagi memintanya menikah, namun belum satu jam pria brengsek itu sudah menggandeng wanita lain di depan matanya. Maria Novella begitu senang diperlakukan sangat manis romantis seusai pertemuan kerja. Dia tak menyangka sang mafia tampan
Bersama Romano dan Alano masuk ke dalam lift, melihat sang mafia pergi bersama Maria Novella. Seketika Alexandra langsung merasakan patah hati karenanya. Kedua pengawal tak memberikan komentar apapun. Mereka sangat menghargai perasaan keponakan Anthony Marriot. Gabriel Nostra bertingkah aneh, setelah bertemu teman bisnis baru. Sungguh mencurigakan! Alexandra berpikiran sama, kecantikan Maria menghipnotis Gabriel begitu saja. Saat Romano dan Alano mengantarkan sampai ke kantor sang mafia, tiba-tiba gadis itu memberi perintah. "Tolong carikan profile tentang wanita bersama Gabriel saat ini. Aku harap pria keparat itu tak terperdaya menghancurkan perusahaan kita. Aset ayahku lebih berharga daripada kerjasama mereka berdua!" "Ide bagus Camorra, aku pikir kau cemburu karena Gabriel terus bersamanya. Tapi lebih baik waspada, kami akan carikan data tentangnya." "You fucking shit, Alano!" Pendapat pengawalnya menyebalkan, mereka di suruh bekerja bukan berkomentar. Alexandra meletakkan t
Seminggu kemudian Gabriel memberi tahu Alexandra dan kedua pengawal, dia akan pergi ke Venesia sendiri saja. Siapa lagi yang dikunjungi, kalau bukan wanita brengsek itu! Mungkin bercengkrama di atas perahu gondola lebih romantis baginya daripada di kota Milan dengan Alexandra. Gadis itu tidak mau membicarakan lagi tentang keduanya. Hari pertama Gabriel berangkat ke bandara Malpensa, sudah tak ada tegur sapa antar mereka meskipun berjanji kembali dalam secepatnya. Tapi di hari ketiga, pria itu belum pulang juga. Romano dan Alano mendesaknya menghubungi Gabriel di Venesia. Mereka bertugas untuk mengawal putra Frank Nostra, bukan duduk diam di kantor. Tapi gawainya tak dapat di hubungi, sungguh mencurigakan! "Keparat Gabriel! Kenapa tidak memberi kabar dan harus berlama-lama di sana. Jika memang ingin berlibur seharusnya dari awal saja, lalu mengapa kau tidak ikut dengannya, Camorra?" "Aku rasa ini bukan masalah pekerjaan tapi kepentingan pribadi Gabriel, tidak pantas bagiku mencam
Ting! Sebuah pesan masuk di gawai Alexandra saat baru saja selesai makan malam, kembali ke kamarnya. Dia ingin tidur cepat melupakan kejadian sore tadi. Unknown number! Kemudian melihat isi pesannya, betapa terkejut gadis itu mengernyitkan dahi. Beberapa photo dikirimkan padanya. Tubuh sexy Maria memeluk Gabriel menikmati suasana Venesia, dan lebih mengerikan bagi Alexandra Camorra harus melihat mereka berdua sedang tidur bersama di ranjang mewah. Pengkhianatan terbesar dilakukan pria itu di waktu yang sama ingin menikahinya. Dasar kau manusia terkutuk, Gabriel Nostra-! Gawainya dilempar begitu saja, dan menangis diam-diam di bawah selimutnya. Kekecewaan begitu besar, tak ada yang perlu diselamatkan lagi dalam hubungan mereka. Hatinya terus mengumpat. Persetan dengan perusahaan, pekerjaan kantor! Setengah jam terisak membuatnya lelah, tapi pikirannya terus memutar tampilan photo sexy mereka. Pntu kamarnya tiba-tiba terbuka tanpa ada ketukan. Gabriel sudah pulang, melihat raut
KNOCK KNOCK! Ketukan keras di luar pintunya cukup mengganggu, tak sabar membukanya. "Camorra, apa yang kau lakukan di sini?" serunya terkejut. Alexandra memohon padanya. "Sorry Julian, aku butuh bantuanmu lagi!" Belum usai berbicara, seorang wanita datang menghampiri mereka. Damn it! Ternyata Julian tidak sendirian malam ini tapi sedang berkencan, benar-benar berada di salah ruang dan waktu. "Maafkan aku, Julian! Aku rasa lebih baik mencari tempat lainnya, lain waktu kita bertemu lagi!" Dengan sigap Julian menangkap tangannya. "No Way! Masuk dan beristirahatlah di kamarku yang lain. Apartemen ini cukup menampung dirimu!" Dokter Julian mengajak ke dalam, matanya menoleh ke teman kencannya agar diam, walau wanita itu curiga dan cemburu pada Alexandra. Wanita yang hanya memakai selimut dan tak mengenakan apa-apa dibaliknya, langsung kembali ke kamarnya lagi. Julian menyusul secepatnya, setelah berbicara dengan Camorra terlebih dahulu untuk tidak pergi kemana-mana lagi karena hari s
Pukul tujuh pagi. Alexandra belum keluar dari kamar. Julian mengetuk pintunya pelan mengingatkan sarapan dengannya. Wajah gadis itu sangat berantakan saat membukanya. "Kau tak bisa tidur semalaman sibuk mendengarkan kami sedang bercumbu huh!" kata Julian bercanda. Gadis itu merengut. "Grrr-- aku cuma mendengar dengkuran kerasmu!" Julian tertawa. Alexandra menatap sebal ketika dibangunkan hanya untuk makan pagi. Dia tidak ingin apa-apa, kecuali kembali ke kamarnya. Pria itu menyeretnya lagi ke meja makan, duduk manis sementara kopinya telah dituangkan olehnya. "Siapa yang memasak ini, Julian? Di mana kekasihmu?" "Carina menyiapkan semua, kemudian pulang mengambil pakaian dinas." "Dia juga bekerja bersamamu di rumah sakit?" "Yeah, mendampingiku sebagai asisten pribadi." Alexandra mengangguk lalu menyesap kopinya, berharap kekasih Julian tidak marah dengan dirinya karena telah mengganggu kemesraan mereka semalam. Sarapannya enak tapi pria itu mulai berbicara lagi tentang sahaba
Alexandra Camorra kini benar-benar membencinya. Seharian tak keluar dari kamar, membiarkan Gabriel sendirian di luar kebingungan. Mencoba mengetuk pintunya tapi tetap dia tak mau keluar dari sana. Jika saja ini Puri Milano sudah didobrak pintu kamar itu agar berbicara langsung dengannya. Tapi lagi-lagi gadis itu menutup diri darinya. Terpaksa Gabriel akhirnya bekerja di apartemen Julian. Pengawal Romano dan Alano ikut sibuk, datang membawakan semua kebutuhannya. Malam hari Julian pulang malam terheran-heran saat sahabatnya masih duduk di sofa, tak bergerak sejak ditinggalkan pagi tadi. "Camorra tak mau keluar dari kamar?" "Yeah mengesalkan, dia tidak mau makan siang atau malam ini. Aku sangat mengkhawatirkan kesehatannya." "Semua gara-gara ulahmu sendiri! Kau memancing cemburu lewat wanita jalang itu. Kenapa kau tega mengusik gadis itu lagi? Jika ingin menikahinya, kau harus berubah, Gabriel!" "Seseorang menjebakku, aku di Venesia hanya beberapa jam kemudian ke kota lain menemu
Gabriel marah merampas cangkir teh milik Alexandra, meletakkan di atas meja. Tangan gadis itu diseret agar mereka duduk bersama dan berbicara di sofa. "Kau boleh tidak mempercayai aku! Tapi tidak mungkin membohongi keluarga ibuku, karena mereka menerima kehadiranku di sana." "Mereka bisa saja berbohong untukmu!" "Yeah tapi itu membuang waktu, mereka ingin datang saat pernikahan kita melanjutkan generasi Frank Nostra dan Daniel Camorra, bukankah itu tujuan masa depan kita berdua?" "Bagaimana dengan Maria Novella?" "Wanita brengsek itu hanya memanipulasi diriku. Sama seperti profile yang telah kau baca, putri dari seorang mafia yang tertarik pada harta dan kekuasaanku semata. Sebastian di balik semua ini, menjebakku seolah-olah memilki hubungan dengannya." "Sulit di percaya, jika bajingan itu malah mengumpankan kekasihnya padamu. Kau menyukai juga, buktinya setelah pertemuan di kantor, kau terus sibuk dengannya!" "Agar kau cemburu, Camorra!" "Yeah, kau sukses membuatku tambah ben