Share

TRAPEZOID
TRAPEZOID
Penulis: iamorennpurple

1. Abil

“ini semua gak masuk akal. Kenapa dunia ini terlalu pilih kasih? Demi tuhan Abil meresa didiskriminasikan. Pertama, kenapa kalau laki-laki yang ngomong kasar dianggap biasa aja, beda sama Abil sebagai perempuan. Semua orang biasanya bakal menanggap kalau perempuan yang suka ngomong kasar gak punya attitude, kenapa? Dua, laki-laki nongkrong gak pernah tuh digunjingin tetangga, coba perempuan yang nongkrong. Ketiga, kalian semua kaum adam akan seperti pada umunya kalo ngeroko bahkan minum-minuman keras pun. Kalau kita dianggap wanita gak berpendidikan, dipandang sebelah mata, bahkan disebut gak ada harga dirinya, WHY?” Gravity menghela nafas lelah melihat gadis didepannya ini, sudah sejak 30 menit yang lalu ia terus mengeluh mengenai kesetaraan gender

“kita itu sama, satu spesies, bedanya Abil perempuan dan Gravity laki-laki” Abil melanjutkan ocehannya sambil menyilangkan kedua tangannya didada

            Grvaity mengerti keresahan Abil sebagai perempuan yang sangat mengutamakan kesetaraan gender, tapi tidak semua orang paham hal tersebut. Apalagi mereka bukan tinggal diperkotaan yang notabenya masyarakat sudah jauh lebih didepan dibandingkan orang-orang disekitar mereka. Gravity juga tidak tahu bagaimana asal usulnya sehingga Abil mengoceh panjang lebar seperti ini.

“coba ceritain dulu detail nya, gue dari tadi dengernya gak paham. Sini duduk dulu” Gravity menepuk-nepuk tempat disebelahnya mengisyaratkan Abil untuk duduk disebelahnya

            Abil memanyunkan bibirnya kesal, kalau sudah gini pasti Abil akan dinasihati lagi. Memangya laki-laki disekeliling Abil itu tidak pernah membela Abil, baik Papahnya, Abangnya maupun Gravitynya. Menyebalkan, namun Abil tetap menuruti permintaan Gravity untuk duduk.

“Galaksi, semuanya gara-gara Galaksi” raut wajah Gravity langsung berubah dingin mendengar nama tersebut keluar dari mulut Abil

“kan gue udah bilang jagan berurusan sama Marven Abil” suara Gravity yang berubah menjadi dingin membuat semua amarah Abil seketika menghilang

“enggak gitu Grav, awalya Abil juga gak mau berurusan sama Galaksi, cuma dianya yang mulai duluan. Dia buat Abil jatuh. Liaat” Abil menunjukan luka dilututnya  yang memerah “jadi Abil kelepasan ngebentak dia” karena tak kunjung mendapat jawaban Abil melanjutkan ucapannya yang dibalas Gravity hanya dengan anggukan kepala

“iya, iya, iya. Abil kelepasannya banyak, ngomong kasar juga. Udah Abil ngaku” finall, Abil menundukan kepalanya

“terus?” pertanyaan Gravity membuat Abil mengerutkan keningnya bingung “iya terus apa yang si Marven bilang sampe lo ngoceh-ngoceh begini” seakan mengerti apa yang Abil pikirkan Gravity membuat pertanyaannya lebih jelas

“pokoknya ada deh, Gravity gak perlu tau” Abil membuang mukanya

“drama lagi” Abil melotot tak percaya mendengar penuturan dari temannya ini

            Gravity mengangkat bahunya tak peduli, nanti Abil akan bercerita dengan sendirinya. Anak itu tidak akan tahan memendam semuanya sendirian, mari kita lihat sampai mana Abil akan diam seperti sekarang. Kalaupun Abil betah menyimpannya sendirian, ia pasti akan uring-uringan semalaman paling tidak sedikitnya akan menyebabkan kegaduhan dirumah yang sangat damai ini, damai kalau tidak adak Abil tentunya.

            Abil menatap Gravity dengan tatapan horor, berurusan dengan seorang Marven Galaksi Prakasa selalu bisa membuat sisi lain dari Gravity keluar. Ya Abil mengaku, sesekali Abil memang senang menjahili Galaksi. Tapi Abil berani bersumpah sekarang, kalau kejadian ini tanpa rekayasa, Abil sama sekali tidak berniat untuk berusuan dengan Galaksi. Ini murni karena ulah Galaksi yang membuat lututnya terluka.

“Galaksi bilang gak ada cowo yang mau sama cewe tukang ngomong kasar kaya Abil, puas” menekan rasa takutnya Abil melotot guna membuat Gravity merasa tertikam

            Gravity menghela nafas, padahal sudah berapa kali ia peringatkan untuk tidak mengusik orang-orang disekitarnya terutama Abil. Tapi tetap saja anak itu masih menganggu Abil, walau terkadang Abil juga terlihat meladeni Galaksi. Menjalani hidup bersama Abil selama kurang lebih 9 tahun membuat Gravity atau pun Galaksi sudah pasti mengenal bagaimana karakter Abil, membuat Galaksi lebih mudah untuk menyulut emosi gadis ini.

“sini, gue peluk dulu” Gravity merentangkan tangannya memberi kode supaya Abil datang kepelukannya

            Abil yang mengerti arti dari kode tersebut langsung menghambur ke pelukan Gravity. Abil memanyunkan bibirnya karena satu kali lagi ia kalah dari Gravity. Memang kalau sudah seorang Gravity Rajata Prakasa yang bertindak, sesulit apapun itu Abil pasti dibuat luluh. Katakan saja Abil lebay, setiap apapun urusan yang ada dalam hidup Abil, sudah dapat dipastikan Graviy akan berperan penting disana.

            Mereka hanya sebatas teman, tidak lebih. Tidak, mungkin ini lebih karena Gravity sudah seperti anak kandung sendiri bagi Papah Abil. Gravity banyak menghabiskan waktu bersama dengan keluarga Abil. Gravity sangat akrab dengan Sagara, Abangnya Abil. Bahkan tak jarang Gravity diajak untuk datang ke acara keluarga Daniel, Papah Abil.

*****

            Jam ditangan Gravity menunjukan kalau ini sudah pukul 10 malam lewat 30 menit, tapi Gravity baru sampai dirumahnya. Lampu utama diiarkan menyala tapi kamar dilantai dua milik Galaksi sudah mati, sepertinya Galaksi sudah tidur. Gravity bisa menghela nafas lega, setidaknya ia tidak perlu melemparkan kata-kata sinis kepada adiknya tersebut.

“Gravity” sial, padahal Gravity baru saja menaiki beberapa anak tangga tapi suara Mamahnya mengharusnyakannya berbalik

“habis dari mana kamu? Balapan lagi?” pertanyaan dari sang mamah mengharuskan Gravity membalikan badannya menghadap, ia bisa melihat dengan jelas kalau sang mamah menatapnya dengan dingin

“hmm, udah kan? Gravity cape mah, mau istriahat” Gravity kembali melangkah kakinya menuju kamarnya dilantai dua

“Gravity, kamu tahu kan kalau kamu masih tinggal dirumah mamah? Jadi tolong ikuti aturan mamah dan berhenti ikut balapan, guru kamu terus menghubungi mamah” Earh, mamahnya Gravity mengeluarkan semua yang ada dipikirannya. “dan jangan bikin mamah malu”

            Gravity mengabaikan peringatan dari sang mamah, ia melanjutkan kembali langkahnya menuju kamar walaupun mamahnya beberapa kali menyeruakan namanya. Gravity cukup tahu diri, seperti yang mamahnya katakan, ia masih menumpang dirumah mamahnya walaupun Gravity sudah tidak memakai uang yang diberikan mamahnya untuk sekolah karena Gravity membiayai sekolahnya sendiri.

            Gravity sangat paham kenapa mamahnya bersikap dingin seperti ini terhadapnya, mamahnya masih belum bisa berdamai dengan keadaan, dan terjebak dalam kesedihannya selama ini. Gravity mengerti akan hal tersebut, mamah dan adiknya masih diselimuti rasa sesaknya. Bukannya Gravity tidak merasa sesak, sedih, hanya saja dGravity sedang mencoba berdamai dengan keadaan dan ia sungguh sangat berharap kalah mamah dan adiknya akan berdamai dengan keadaan yang ada. Gravity kesepian selama ini, ia berjuang sendirian melawan rasa sunyinya.

            Semenjak ayahnya meninggal 10 tahun yang lalu, bukan hanya sikap Galaksi yang menjadi lebih dingin. Perkataan yang terlontar dari mulut sang mamah semakin hari semakin sinis dan tajam terhadapnya. Semua orang seakan mengutuk Gravity ata skepergiaan ayahnya, mungkin ini hukuman yang harus Gravity karena terlalu serakah. Gravity bahkan tidak pernah mengharapkan ada kebahagiaan tersisa dihidupnya, Gravity sadar akan tempatnya.

            Gravity mendesah kesal saat handphonenya tidak berhenti berbunyi, ini pasti ulah teman-teman sekelasnya. Mereka tidak bisa apa kalau idak membuat gaduh di group chat barang sehari saja? Padahal Gravity sebagai ketua murid sudah memperingatkan agar tidak membahas sesuatu diluar topik sekolah, mungkin gosip sekolahan masih bisa di acc, tapi tman-tamannya sungguh sangat random dalam menentukan topik

*SUPER OTOMOTIF SQUAD*

[ Dede Arnold ] Fiks, drama Korea yang Goblin sungguh sangat rekomendid

[ Abil-chan ] Huaa bener bangeeeet. Episode 1 aja Abil udah nangis termehek-mehek

[ Pangeran Danish ]  Laki-laki pendrama dan perempuan pendrama

[ Dede Arnold ] Abiiil, lo udah nonton ternyata. Episode satu pas emaknya mati kan?

[ Ramadan baik hati ] Meninggal anjir, gada sopan-sopannya lo

[ Abil-chan ] Eh iya bener pas mati itu, kasian anjir jadi piatu

[ Arnold bukan dede ] Ini lu pada bahas apa si?

[ Angga handsome ] 2in deh, gue kaga paham

[ Pangeran Danish ] Ini anak dua lagi bahas drama Korea

[ Ramadan baik hati ] JADI GRPUP KELAS DIPAKE BUAT BAHAS DRAKOR?

[ Abil-chan ] pokonya Abil mewek termehek-mehek pas si ibunya mati terus si Ji Eun Tak jadi piatu. ditambah pas adegan Ajushi nya musnah jadi abu

[ Dede Arnold ] Anjir gue juga sama. Si malaikat pencabut nyawa juga tragis

[ Ramadan baik hati ] Anjir gue udah pake capslock masih aja di kacangin

[ Pangeran Danish ] Lo berdua gak tau fitur personal chat ya?

Dede Arnold mengeluarkan Pangeran Danish dari group

[ Arnold bukan dede ] Anjir Dede, di tampol si Danish mampus lo

            Gravity menyirit bingung membaca semua username yang ada di layar handphonenya, apa-apaan ini? Ramadan baik hati? Angga handsome? Pangeran Danish? Heel, kalau Arnold bukan dede itu memang murni Gravity yang memberi nama, tapi kalau untuk yang lain? Kalimat yang menyatakan tidak ada sopan santun antara teman adalah benar, tidak ada lagi ruang privasi di handphone Gravity sekarang.

God damn it I like it

Pretty good cant be shaken

I don’t need you need you need you

Gimme a shot to over everything, God damn it I like it

            “Bagas” Gravity menghela nafas lagi dan lagi. Tidak bisakah ia beristirahat, berada seharian disekolah, menghadapi Abil dalam mode bad mood, dan juga balapan kali ini tidak berjalan sesuai harapan Gravity padahal ia sedang membutuhkan uang yang cukup besar. Mamahnya yang memperingati Gravity untuk berhenti balapan dan sekarang Bagas? Apa memang semendesak itu sampai tidak bisa menunggu esok pagi?

“kenapa?”

“lo yang kenapa” Gravity menyirit tak mengerti

“kalo lo niat mau mati, jangan depan mata gue”

            Gravity memejamkan matanya melihat layar ponselnya hitam, Bagas mematikan panggilannya secara sepihak tanpa memberi kesempatan bagi Gravity menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Bagas memang sering bertemu Gravity diarena balapan, dia sama seperty Gravity, mencari uang dengan cara yang sama. Bahkan sudah beberapa kali mereka berselisih diatas trek.

*****

            Seorang wanita paruh baya keluar dari sedan putih yang terparkir dihalaman rumah Abil, ia terlihat membawa dua koper berukuran sedang memandangi pintu utama rumah. Tanpa berpikir dua kali ia membuka pintu tersebut dan memasuki rumah kediaman Abil, melihat seisi rumah masih sepi padahal ini sudah hampir pukul 7 pagi, seharusnya Abil sudah bersiap pergi ke sekolah.

“Ibu? Ibu kapan sampai? Kenapa gak bilang kalau mau kesini, au gitu biar daniel jemput”

            Sang wanita yang dipanggil Ibu oleh daniel ini memandang daniel dengan tatapan heran. Pasalnya sekarang daniel berdiri diujung anak tangga dan sedang menggendong cucunya yang masih menggunakan pakaian tidur?

“Ibu gak lumpuh, kamu urus aja anak kamu itu. Sudah besar kok masih di gending sama Papahnya. Gak tau malu banget” Kalia, Ibunya daniel sekaligus omanya Abil meninggalkan daniel menuju meja makan.

“biar saya saja yang lanjutkan, kamu tolong bereskan barang-barang saya terlebih dahulu” Kalia menunjukan dua koper yang masih berada didekat pintu kepada Ina yang langsung dituruti perempuan tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status