Home / Young Adult / TRAPEZOID / 3. Masih tentang Gambar

Share

3. Masih tentang Gambar

last update Huling Na-update: 2021-07-29 13:37:32

            Abil mengintip dibalik kaca ruangan guru BK, ia melihat dengan jelas kalau Tante Erath, Mamahnya Galaksi dan Gravity sedang berusaha keras kepada wali kelas Abil, guru BK dan guru mata pelajaran yang saat itu memisahkan perkelahiannya. Abil tidak tahu pasti apa yang dibicarakan oleh Tante Earth. Tapi kalau Abil bisa menebak, Tante Earth pasti minta Gravity dan teman-temannya di skors karena mengeroyok putra mahkota seperti Galaksi. Aish klasik sekali, membuat Abil makin kesal saja.

“kalau lo penasaran masuk, jangan ngintip kaya orang mau maling” Abil mengubah raut wajahnya menjadi dingin sebelum menatap Galaksi dengan pasti

            Abil menaikan sebelah alisnya dan memandang Galaksi dingin. Abil masih marah sama Galaksi, kalau Abil mau ngadu. Sudah apat di pastikan Galaksi merugi, diam-diam abagnya itu mematikan. Galaksi memandang Abil tanpa dosa, ia melihat hari ini Abil mengenakan bando berwarna ungu.

“Pas, warnanya cocok sama bando lo” Galaksi mengambil lengan abl dan memakaikan paksa cincin plastik berwarna ungu dijari manisnya

“woaah Abil di lamar?” ucap Abil dengan suara kaget juga matanya yang meloto, gadis itu senyum-senyum malu. Padahal beberapa detik yang lalu gadis itu bilang kaau dia marah tehadap Galaksi

            Galaksi memukul pelan jari Abil. Apaan sekali pikiran dan mood gadis itu, bukankah sebelumnya ia menatap Galaksi dengan dingin dan sekarang tatapannya sudah berubah lagi. Menyeramkan sekali kalau harus menghadapi gadis dengan mood berubah-ubah seperti ini.

“Abil, eh maksudnya gue masih marah. Lagian Abil, enggak maksudnya gue gak suka cincin plastik kaya gitu, gue sukanya diamond” Galaksi melotot melihat Abil membuang cincin pemberiannya dan berjalan meninggalkannya mematung sendirian.

How dare you! Galaksi bermonolog didalam hatinya

           

*****

            Abil menengok keblakang memastikan kalau Galaksi tidak mengikutinya. Abil kesal dengan dirinya sendiri, kenapa ia gampang sekali luluh hanya karena sesuatu berwarna ungu. Tapi jujur saja Abil masih dongkol karena perlakuan Galaksi, apalagi tamparannya. Abil sampai harus ke UKS dan memakai penutup luka, alasan apa coba nanti kepada Papahnya, apalagi di rumah ada Omah.

“Abil”

Abil melotot mendengar panggilan horor dari suara yang sangat ia kenal. Ia celingak-celinguk mencari tempat bersembunyi dan ia menemukan tong sampah tak jauh didepanya, ia bersembunyi dibaliknya.

Pak Irfan, guru pelajaran Gambar Teknik yang membuat Abil selalu lari dan was-was menggelengkan kepala melihat satu-satunya murid perempuan dijurusannya ini. Ia pikir ia sedang berhadapan dengan siapa? Pak Irfan memanggil Abil saat ia tak jaug di belakang Abil, otomatis ia melihat semua yang Abil lakukan, termasuk aksi Abil bersembunyi dibalik tong sampah.

“nanti sampaikan sama teman-teman kamu kalau Bapak akan telat satu jam pelajaran, kalian kerjakan dulu  gambar selanjutnya. Dan Bapak juga mau lihat progres gambar kamu” ucapan dari Pak Irfan membuat Abil kaget sampai terjungkal kebelakang

            Abil menengok melihat Pak Irfan dan menyuguhkan senyuman semanis mungkin, siapa tahu Pak Irfan luluh dan memberi Abil cash back 2 gambar saja. Kira-kira seperti itulah yang ada dalam pikiran Abil. Tapi sepertinya gagal, Pak Irfan berlalu dan tak tersentuh sedikit pun oleh trik yang Abil ciptakan. Abil menyerah, ia kembali melanjutkan perjalanan melelahkannya menuju kelas dan siap-siap untuk menghadapi kenyataan kalau Abil akan dapat sanksi karena tidak mengerjakan tugas

            Gravity yang sedang asik bercengkrama dengan teman-temannya menghentikan tawa mereka sementara dan memperhatikan Abil dengan seksama. Gadis itu masiterlihat sama seperti tadi pagi. Gravity sekarang yakin kalau jawaban dari diamnya Abil karena Gambar Teknik, ia ingin sekali membantu Abil mengerjakan tugasnya, tapi ia juga cukup sibuk dengan jadwal pribadinya.

            Gravity membuka handphonenya dan mencari nama seseorang, membuka fitur pesan dan mengetikan beberapa kata didalamnya. Ia menunggu sampai pesannya tierbalas, bahkan ketika layarnya mati Gravity langsung menyalakan handphonenya lagi. Gravity tersenyum mendapatkan balasan, ia segera mengetikan baalsannya dan kali ini kata yang  dikirm jumlahnya jauh lebih banyak dari yang sebelumnya. Gravity menunggu dengan cemas jawaban yang akan diberikan lawan chatnya, dan ketika mendapatkan jawaban yang ia harapkan Gravity menghampiri Abil dengan senyuman mengembang dibibirnya.

don’t worry little purple, you gonna go home” Gravity mengelus kepala Abil dengan penuh sayang

“gak bisa bahasa inggris” Gravity yang tadinya mengelus kepala Abil dengan sayang, kini ia menepuknya cukup keras

“awww, kalau Abil geger oak gimana?” Abil mendorong Gravity menjauh darinya

“Panggilan kepada SyAbila Key Alcantara, kelas X-TKR 1 untuk segera mendatangi sumber suara”

            Abil melotot horor, apalagi ini? Jangan-jangan Galaksi juga melaporkan Abil karena menamparnya dan sekarang Abil akan dapat hukuman yang sama dengan Gravity? Abil menatap Gravity meminta perolongan tapi Gravity malah membalasnya dengan senyuman meyakinkan kalau semuanya akan indah pada waktunya, Abil jadi semakin tremor dibuatnya.

little purple, lo bisa penuhi panggilan ini” Gravity mendorong Abil keluar kelas

“loh? Abil kenapa grav? Ngapain dipanggil segala dia?” Gravity hanya menjawab dengan menepuk bahu Arnold dua kali, dan berlalu duduk dibangku miliknya, membuat arnold kebingungan sendiri

“gak cewenya gak cowonya, emang aneh” Arnold heran melihat tingkah keduanya hari ini

            Arnold bisa pastikan kalau hari ini adalah hari teraneh Abil, iya Arnold tahu kalau setiap hari Abil memang aneh. Tapi kali ini anehnya kuadrat, setelah pagi ini datang dengan muka pucat dan menyebabkan perkelahian sekarang setelah dapat panggilan Abil datang ke kelas dengan muka cerah seakan mendapatkan lotre satu juta dolar.

“kali ini Abil maafkan Gravity, love you Gravity. Bentar lagi Bang Gara jemput” Abil melemparkan flying kiss kepada Gravity dan membawa tasnya keluar kelas dengan segera.

            Gravity tersenyum melihat reaksi Abil yang begitu senang ketika ia bisa melewatkan pelajaran horornya itu. Ah ingin sekali Gravity memeluknya, dan mencium sayang puncak kepalanya.

“ah Grav, kalau ada yang ketinggalan barang Abil yang ketinggalan, bawain ya. Love you part dua” Gravity menarik kembali perkataannya, ia hanya ingin menjitak kepala Abil saja. Tidak ada sayang-sayangan.

*****

            Sagara memakirkan mobilnya tak jauh dari sekolah Abil, supaya adiknya itu tidak kesulitan menemukan mobilnya. Sagara mendapatkan kabar dari Gravity kalau Abil belum mengerjakan sepenuhnya tugas yang diberikan dan ia jadi kelimpungan sendiri makanya menyuruh Sagara agar menelphone pihak sekolah dan mengatakan kalau Abil ada jadwal untuk bertemu Psikiater.  Dan Gravity juga memberi tahu Sagara kalau Omahnya sedang berkunjung dan kemungkinan menginap cukup lama dirumahnya.

            Sagara memejamkan matanya, ia harus menyiapkan mental kalau Omahnya berada dirumah. Bukan karena Omahnya tak sayang pada Sagara, hanya saja Sagara merasa canggung karena sang Omah terlihat memberi jarak kepadanya. Padahal Sagara sudah berusaha untuk lebih dekat lagi dengan sang Omah, tapi sudah lah pada akhirnya upaya tidak akan pernah menghianati hasil.

“Abang udah lama nunggu? Maaf tadi Abil harus ngempesin ban mobil Galaksi dulu” Abil yang masuk dan tiba-tiba menceritakan alasannya terlambat membuat Sagara melotot tak percaya, kenapa begitu mudah terucapnya dari mulut Abil kalau ia baru saja membuat kempes ban mobil orang lain.

“kamu ngapain ngempesin ban mobil Marven?” Sagara membantu Abil memasang sabuk pengamannya

“kenapa semua orang manggil Galaksi Marven si?” Abil jadi kesal sendir, kenapa jadi ia sendirian yang memanggilnya Galaksi

“nama dia kan Marven, SyAbila” Sagara mulai menjalankan mobilnya ia membiarkan Abil berbicara, menceritakan semua kejadian hari ini termasuk perkelahian antara graviti dan Galaksi.

“masa Abil kena tampar Galaksi--- Awwww. Abang kenapa si” Abil kaget kenapa abangnya tiba-tiba mengerem, membuat Abil hampir terhuyung kedepan

            Sagara memperhatikan wajah adiknya, kenapa ia baru sadar kalau Abil memakai penutup luka di buburnya. Ia mengusap pelan luka Abil penuh dengan hati-hati, ia menghela nafas menahan amarah. Tadinya Sagara ingin memberitahu Galaksi kalau mobilnya dibuat kempes oleh adiknya, tapi mendengar pernyataan dari adiknya ia rasa tidak perlu. Bukan karena Sagara dendam atau apa, ia hanya berpikir kalau tindakan Abil hanya bentuk perlawananya semata. Ah oke lah, katakan saja Sagara berpihak pada Abil, memang.

I’m ok brother, I’m nice” Sagara mengerutkan keningnya bingung, dari mana adiknya ini belajar bahasa Inggris?

“kamu belajar dari mana bahasa Inggris?” Abil mencari sesuatu di handphonennya dan menunjukannya kepada Sagara

“LES BAHASA INGGRIS, CUKUP HANYA DENGAN 2 MINGGU. PD BERBAHASA INGGRIS”

            Sagara menganga dibuatnya, jadi Abil les disana? Pantas saja, tertulis jelas disana PD berbahasa Inggris, PD tolong garis bawahi kata PDnya. Sagara lebih memilih menjalankan kembali mobilnya dan membawa Abil pulang untuk membantunya mengerjakan tugas yang tertinggal, jangan sampai kejadian membohongi pihak sekolah terulang lagi hanya karena ketidak pintaran dan ketidak cekatannya Abil, adik tersayang Sagara.

*****

Isi chat Sagara dan Gravity

[ Gravity Rajata ] Bang, sibuk gak? Gue minta tolong boleh?

[ Sagara Alcantara ] Gue otw pulang Grav, kenapa?

[ Gravity Rajata ] Adek lo ngadat nih moodnya. Dia ketinggalan tugas dan kayanya takut kena sempprot. Dari pagi tutup mulut terus, tolong telphone pihak sekolah bilang aja Abil ada jadwal konsultasi sama Psikiater biar dia bisa pulang dan nyusul tugasnya

[ Sagara Alcantara ] Soory, kalau adek gue bikin lo kerepotan. Gue langsung telphone pihak sekolah abis ini

[ Gravity Rajata ] Thanks bang

[ Sagara Alcantara ] Gue yang terimakasih Grav

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • TRAPEZOID   40. The Reasons Why

    Gravity membuka matanya, tatapannya kosong. Setelah merasa kalau Abil sudah meninggalkan ruangan ini ia baru berani untuk membuka matanya. Dan sialnya, apakah harus terus-terusan langit-langit polos ini lagi yang menjadi pemandangan pertama untuk Gravity lihat? Jujur saja, ia sudah sadar dari saat Abil mulai bernyanyi. Bahkan ia dapat mendengar jelas semua keluh kesah gadis itu, termasuk oercakapan Abil dengan Mamahnya. Bagaiamana gadis itu mencoba membujuk Earth untuk membawa Gravity ikut serta, dan bagaimana Earth dengan tanpa pikir panjang menolaknya. Ini bukan oertama kalinya Gravity diperlakukan demikian, ia sudah tidak perlu lagi khawatir atau pun merasa sakit hati seperti saat ini. Penolakan adalah hal yang selalu ia dapatkan. Jangankan ketika Gravity meminta

  • TRAPEZOID   39. Someone Someone's

    Ternyata, menunggu seseorang untuk sadar sepenuhnya dari pengaruh alkohol bukan perkara yang mudah. Hampir satu jam lamanya Abil senantiasa menunggu Gravity untuk terbangun dari tidur panjangnya. Mati-matian Abil menahan dirinya untuk tidak melempar Gravity dengan tepung terigu yang kemarin Abil gunakan untuk membuat cireng yang gagal. Kalau saja menenggelamkan orang ke teluk alaska adalah perbuatan terpuji, maka saat ini Abil mungkin sudah dapat piala oscar. Hati Abil terus meneriakan kata umpatan untuk gracity karena tak kunjung sadar. Ia ingin segera bertanya kepada Gravity kenapa anak itu tidak meracau semalam padahal Gravity berada dibawah pengaruh alkohol.“kalau Abil nusuk-nusuk jari Gravity pake jarum, Abil dapat pahala gak yah?” ucap Abil dengan lesu

  • TRAPEZOID   38. Pelarian

    “ini anak siapa anjir? Kenapa datang ke klub pake baju tidur?” Abil semakin menyembunyikan dirinya dibalik punggung Sagara. Kalau bukan karena ia dapat panggilan dari seseorang yang mengatakan kalau Gravity mabuk berat, Abil ogah deh harus keluar malam-malam begini.“kamu tunggu di mobil aja gih. Abang sendirian aja, dari pada kamu diliatin banyak orang” ini sudah kesekian kalinya Sagara meyakinkan Abil supaya mau menunggu dimobil, dan membiarkan Sagara saja yang turun tangan. Bukannya menurut, Abil malah melangkah maju kedepan. Ia mengibaskan rambutnya kebelakan dan mencepol rambutnya asal-asalan. Abil berjalan mendahului Sagara dengan percaya dirinya, berbeda dengan sebelumnya. Sudah terlanjur menjadi pusat perhatian sejak dari park

  • TRAPEZOID   37. Fakta Terbaru

    Hawa yang Gravity rasakan saat pertama kali adalah ketegangan. Dapat ia lihat dengan jelas sorot mata memerah milik adiknya memandang Mamahnya dengan penuh tanya. Galaksi menghempaskan tangan Earth ketika wanita setengah baya itu mencoba meraih pergelangan tangan milik anak bungsunya.“Sayang, dengerin penjelasan Mamah dulu. Mamah punya alasan kenapa Mamah sembunyiin fakta ini. Selama ini juga Mamah mencoba mencari waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini sama kamu” Gravity memalingkan wajahnya ketika melihat Earth yang begitu ketakutan melihat Galaksi yang marah kepadanya. Ia tidak pernah mendapatkan tatapan penuh ketakutan seperti itu dari Mamahnya. Bahkan ketika Gravity memilih untuk meninggalkan rumah berhari-hari, Earth tidak pernah sekhawatir itu.“but it’s hurting me more. Ini tentang kes

  • TRAPEZOID   36. Uncle and His Niece

    “uncle, kalo nanti Abil jadian sama Diva gimana?” Radit yang sedang minum langsung tersedak seketika mendengar pertanyaan dari Abil. Ia memandang Abil dengan wajah kagetnya. Tapi Abil membalas tatapan Radit dengan wajah tak mengerti.“kenapa?” tanya Abil“kenapa kata lo? Heh, yang bener aja lu. Abil kan udah nenek-nenek, anak uncle masih perjaka ting-ting” jawba Radit sedikit menahan rasa kesalnyaPlak, Daniel memukul kepala belakang Radit menggunakan majalah yang ia bawa “nih, kemarin Papah dapat majalah yang covernya Isco” Daniel memberikan majalah yang tadi ia gunakan untuk memukul kepala Radit kepada Abil. Ia mengabaikan Radit yang sudah terlihat seperti ingin menikamnya. Radit memandang Sagara dengan kode meminta bantuannya tapi hanya dibalas gelengan kepala oleh a

  • TRAPEZOID   35. Meet The Uncle

    Bertemu dengan seorang Radit Rahrja di situasi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi Sagara. Laki-laki yang akrab disapan dengan panggilan Uncle tersebut mempunyai sifat seperti Abil, sama-sama hyperaktive dan to much talking.“Uncle, Abil kan udah tidur nih, bisa kali diganggunya besok aja” ini sudah kali ketiga Sagara mencoba memberi saran kepada Radit, tapi tak ditanggapi apa pun oleh laki-laki tersebut. Bak angin berlalu, omongan Sagara tidak ada arganya di telinga Radit. Dengan niat jahilnya Radit masih saja menepuk-nepuk pipi Abil dengan tujuan supaya gadis itu terbangun dan menangis karena tidurnya terganggu. Sebagai seorang ayah, Daniel pun tidak bisa memberitahu Radit untuk tidak menganggu putrinya itu. Radit se

  • TRAPEZOID   34. Perjalanan Pulang

    Menghabiskan waktu seharian dengan bermain-main cukup menguras tenaga Abil, walau pun ada beberapa insiden yang sepertinya menjadi memori yang menyebalkan. Kakinya dan tubuhnya terasa begitu sangat pegal. Alhasil sekarang Abil hanya bisa duduk terdiam seolah-olah raga sukmanya sedang beterbangan kesana kemari. Keadaan di mobil juga cukup tenang, hanya ada suara radio yang menemani perjalanan mereka. Galaksi memejamklan matanya dengan damai, Bagas menyumbat kedua telinganya dengan headphone, dan Gravity sedang fokus menyetir. Sagara meminta Gravity untuk membawa mobil terlebih dahulu dan membiarkan Sagara beristirahat sebelum ia kembali unuk menyetir sampai ke tujuan.“aaah bete. Masa Abil gak bisa karokean” Abil masih bisa melayangkan protes walau pun s

  • TRAPEZOID   33. Tamu tak di undang

    Potret keluarga yang menampilkan Daniel, Sagara dan Abil memenuhi seisi ruangan dengan berbagai macam pose dan gaya. Tapi sayangnya tidak terlihat potret yang mengabadikan momen pernikahan Daniel dan Kirana. Saat mengetahui kalau Kirana meninggalkan Daniel dan Abil yang baru berusia tujuh hari, Daniel telah memutuskan untuk tidak memajang foto dari wanita yang saat ini masih memenuhi ruang di hatinya itu. Bukan karena ia sudah melupakan atau pun membenci Kirana, Daniel hanya belum siap untuk bercerita kepada Abil. Ia takut kalau saat ia menceritakan kepada Abil kalau Kirana pergi meninnggalkan mereka disaat kulit Abil masih memerah.“masih bucin aja lo sama si medusa” Daniel menatap tak percaya keberadaan seseorang yang sangat ia kenal itu berada dihada

  • TRAPEZOID   32. Rumah Hantu

    Berbeda dengan sebelumnya, sekarang Abil terlihat sangat bahagia dan seolah-olah kejadian tadi tidak pernah terjadi. Tapi anak itu tidak lepas dari tangan Gravity, kemana pun Gravity pergi Abil senantiasa mengikutinya. Sejak memasuki wahana rumah hantu ini Abil tidak henti-hentinya berteriak. Bukan berteriak ketakutan, melainkan kesenangan. Anak itu tidak ada takut-takutnya, setiap kali ada hantu yang muncul Abil akan dengan senang hati menghampirinya dan mengajak mereka bersalaman dengan alasan tak kenal maka tak sayang.“nanti ajak Abil ke rumah yang isinya pocong semua ya cong. Jangan malu-malu, nanti Abil bawain Pepsi” ucap Abil setelah mengajak salah satu pocong yang muncul untuk menghantui mereka. Pocong tersebut terlihat cukup terkejut melihat re

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status