Bab. 224.Duakk….Aduan terjadi antara Shizi dan Sang Naga Hitam, dengan keras ia terhempas jauh ke belakang karena efek dari aduan tersebut.Meski terhempas namun ia tidak terjatuh, ia masih berdiri tegak tanpa sedikit pun mengalami luka.“Sangat kuat! Benar-benar lawan yang sepadan!” ujar Shizi dengan pelan.Belum sempat Shizi bereaksi, Sang Naga Hitam telah melancarkan serangan berikutnya. Dari mulutnya ia melancarkan serangan puluhan bola elemen api yang langsung tertuju padanya.Dengan dingin Shizi menggunakan pedangnya untuk mementahkan serangan bola api itu dan membelokannya.Suara ledakan disertai gelombang kejut tercipta, merusak kawasan yang menjadi arena pertempuran tersebut.Kepulan asap mengepul ke udara.Shizi menggunakan hal itu untuk melancarkan serangan, ia menerjang maju untuk membalas serangan Sang Naga Hitam.Ia muncul dan menerobos kepulan asap, setelahnya ia langsung menyabetkan kedua pedangnya ke arah lawannya itu.Dengan mudah Sang Naga Hitam mengelak, ia ter
Bab. 223.Dua tahun setelahnya.Shizi menghembuskan nafasnya perlahan, asap hitam keluar dari mulutnya. Ia membuka matanya lalu merasakan keadaan tubuhnya.“Akhirnya aku berhasil naik ranah kembali!” “Tidak seperti kenaikan ranah pada umumnya yang harus melalui petir penyucian, ternyata kultivasi kegelapan hanya membutuhkan energi Qi kegelapan saja dan sisanya adalah menekan iblis hati yang bangkit!” ujarnya menyimpulkan.Shizi bangkit dari duduk lotusnya, ia kemudian berjalan menuju kolam kecil yang dibuatnya.Ia merendam tubuhnya di dalam kolam yang airnya berwarna hitam pekat tersebut.Air kolam tersebut berwarna hitam bukan tanpa sebab, air itu dibuatnya dari inti Beast Kegelapan yang dihaluskan, darah Beast, intisari tanaman spirit dan beberapa bagian tubuh beast yang telah dibuat serbuk.Tentu saja teknik yang dilakukannya itu adalah hasil buah karyanya dari apa yang dipelajarinya selama mempelajari kitab-kitab Kaisar Huang.Shizi memasuki kolam kecil itu dengan perlahan, ia
Bab. 222.Sosok iblis tinggi besar itu bangkit dari singgasananya, ia berjalan dengan angkuh menuju ke arah Shizi.Shizi tertegun, beberapa saat setelahnya ia berusaha untuk pergi dari sana. Namun, ia terpaku di tempatnya seolah ada paku yang menancap di kakinya.Iblis tersebut terus mendekat dan semakin dekat sambil menunjukan hawa membunuhnya yang luar biasa besar.“Sialan, apa yang harus kulakukan sekarang?” ucapnya sambil terus berusaha menggerakan tubuhnya.Shizi melihat sosok iblis besar itu mengangkat satu tangannya dan mengarah padanya.“Aku tidak bisa menghindar, apa ini akhir dari hidupku?” ujarnya dengan geram.Tangan sang iblis raksasa hampir mencapai dirinya, Shizi tahu jika genggaman sang iblis itu pasti akan melumatkan tubuhnya. Meski begitu, pandangannya tidak berubah sedikitpun. Tak ada ketakutan di dirinya meski hal buruk bakal menimpanya.Slash.“Ehh…” Shizi terkejut.Tangan sang iblis ternyata menembus tubuhnya. Yang diraih oleh sang iblis ternyata bukan dirinya,
Bab. 221.Shizi membulatkan matanya, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya sampai ia tak bisa berkata-kata.Bagaimana tidak? Apa yang terlihat di matanya bukanlah hal yang lazim dilihat dimana ruangan besar itu berisikan potongan tubuh, organ dalam dan tubuh dari berbagai makhluk hidup termasuk… potongan tubuh manusia.Semua bagian-bagian tubuh dan organ tersebut masing-masingnya berada di dalam sebuah tempat yang bentuknya seperti gelembung udara yang melayang di atas susunan diagram magis yang memenuhi ruangan tersebut.“Bagaimana bisa ada banyak organ dalam seperti ini di tempat ini?” ujarnya dengan penuh ketidakpercayaan.Shizi melangkahkan kakinya untuk melihat lebih dekat gelembung bening yang berada tidak jauh dari posisinya.Setelah sampai di depan gelembung bening berdiameter setengah tersebut ia kemudian melihat isi yang ada di dalamnya. Tampak sebuah jantung berwarna merah kehitaman berada di dalamnya.Matanya menatap tajam ke sekitaran jantung yang ia yakini merupakan j
Bab. 220. Air terjun api. Shizi tiba di suatu tempat yang ada di kedalaman hutan gelap, tampak sebuah air terjun dengan ketinggian dua puluh meter berada di depannya. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan lalu ke arah belakang, tampak banyak beast kegelapan telah tumbang olehnya. “Semakin masuk ke dalam hutan semakin kuat Beast Kegelapan yang kuhadapi. Tampaknya memang tempat ini dibuat dengan mekanisme seperti itu untuk melindungi tempat ini!” ujarnya bermonolog. Shizi kembali menoleh ke arah depan, memperhatikan air terjun yang menjadi tujuannya. “Semuanya sama seperti yang ada di ingatan sang Raja Kegelapan, hanya satu yang berbeda. Warna air terjunnya!” “Warna air terjun ini putih, normal seperti air terjun pada umumnya. Sedangkan dalam ingatan yang kudapat air terjunnya terlihat seperti api yang jatuh.” “Apa aku salah tempat?” ujar Shizi penuh tanya. Shizi kembali memperhatikan area tersebut dengan seksama, setelah melihat selama beberapa waktu ia yakin jika tempat tersebut
Bab. 219.Perlahan…Shizi membuka matanya, rabun yang menghiasi matanya perlahan memudar berganti dengan sebuah kejelasan atas apa yang dilihatnya.Tampak luka-luka di tubuhnya telah pulih dengan sempurna, tidak ada bekas, tidak ada cacat yang tertinggal. Hanya luka cakaran sang naga saja yang tersisa di mana pada tengah luka cakaran itu terdapat satu jaringan hitam kecil yang tertinggal.“Apa ini, sebelumnya ini tak ada di lukaku?” ujar Shizi sambil menyentuh bagian hitam yang seperti jaringan kulit tersebut.Ia terkejut saat ujung jarinya menyentuh gumpalan tersebut, ia merasakan benda asing tersebut seperti hidup dan menempel di kulitnya.Ia mencoba menarik paksa gumpalan jaringan berwarna itu. Namun, sekeras apapun ia mencoba ia tidak dapat menarik paksa gumpalan tersebut.“Sial, apalagi ini! Kenapa benda ini tidak bisa kulepaskan!” ujarnya dengan geram.Ia akan mencoba kembali, namun instingnya tiba-tiba merasakan sesuatu yang muncul dari arah hutan.Shizi menghiraukan gumpalan h