Home / Romansa / Tahanan Sang Alpha / Bab 5: Daya Tarik

Share

Bab 5: Daya Tarik

Author: Rafaella Dutra
last update Last Updated: 2025-05-31 15:30:31
Violet berbalik, berusaha menghindari pertemuan dengan pria itu. Dia tidak boleh membiarkan pertemuan itu terjadi.

Violet menoleh untuk melihat apakah pria itu masih di belakangnya, tetapi dia tidak melihatnya lagi.

Dia mengembuskan napas dengan kuat meskipun masih merasakan sensasi aneh di dalam dirinya.

Saat Violet berjalan menyusuri lorong, mencari tempat yang aman untuk bersembunyi sejenak dan memikirkan langkah selanjutnya, dia melihat sebuah pintu sedikit terbuka di ruang pojok.

Mungkin dia bisa bersembunyi di sana selama beberapa menit.

Violet menengok ke belakang sekali lagi untuk memastikan tidak ada yang melihatnya, lalu dia masuk ke dalam.

Dia menutup pintu dan mencoba beradaptasi dengan ruang gelap di depannya.

Butuh beberapa saat bagi Violet untuk menyadari bahwa dia berada di dalam perpustakaan kecil, penuh dengan rak buku dan kertas-kertas berdebu.

"Ya Tuhan! Suara apa itu?" dia bergumam pada dirinya sendiri, mencoba menarik napas dalam-dalam.

Jantungnya berdebar kencang dan debarannya sepertinya tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

Dia mendengar tapak kaki di sisi lain pintu dan serigala di dalam dirinya langsung waspada.

Terlepas dari kenyataan bahwa Violet seharusnya tidak menarik terlalu banyak perhatian dan dia tidak boleh terikat dengan jodohnya, Violet harus mengkhawatirkan sisi serigalanya yang tidak terkendali.

Situasi bisa berubah sangat buruk jika dia membiarkan sisi serigalanya muncul, tanpa ada yang membantu mengendalikannya.

Saat langkah kaki itu terdengar semakin keras, Violet bergerak ke belakang salah satu rak dan bersembunyi di sana, diam membeku.

Saat dia menunggu sampai suara tapak kaki di luar menghilang, Violet mengingat momen saat dia mengetahui soal larangan keterikatan dengan jodohnya.

Violet tidak pernah benar-benar memahami konsep perjodohan, tetapi dia tahu sedikit-sedikit soal perkara tersebut dari percakapan yang didengarnya diam-diam.

Suatu malam, ketika dia masih sangat muda dan tidak bisa tidur, dia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar istana dan mendengar beberapa wanita dari kawanannya berbicara di dapur.

Mereka berbisik, yang membuat Violet semakin penasaran untuk mengetahui apa yang menjadi topik percakapan larut malam itu.

"Sejujurnya, aku tidak mengerti. Bagaimana mereka mengharapkan kita untuk berkembang biak dan membentuk keluarga jika tidak boleh terikat dengan jodoh kita?" salah satu wanita bertanya dengan frustrasi.

Dia terdengar sangat marah dan sedih pada saat bersamaan, tetapi wanita lawan bicaranya langsung memintanya untuk diam.

"Jangan membicarakannya. Peraturan tetaplah peraturan dan kamu tahu itu. Kita akan menikahi siapa pun yang mereka anggap terbaik untuk kita. Mereka tahu apa yang kita butuhkan, bukan kita yang memutuskan itu."

Pada saat itu, Violet tidak mengerti apa arti perkataan tersebut, dan seiring bertambahnya usia, peraturan itu semakin tidak masuk akal baginya.

Tapi dia tidak ada di posisi untuk mempertanyakan peraturan Kawanan Berlian. Dia hanya harus mematuhinya. Wanita itu mungkin benar.

Semua orang yang menikah tampak bahagia dan puas dengan kehidupan dan pasangan yang dipilihkan untuk mereka. Mereka tidak pernah kehabisan makanan, selalu mendatangi pesta yang diadakan oleh pemimpin mereka, dan dia sangat murah hati.

Itu sebabnya Violet tidak bisa membiarkan pria itu mendekatinya.

Violet dilarang keras untuk terikat dengannya. Dia tidak akan pernah bisa bersamanya seumur hidup, Violet sangat menyadari hal itu.

Jadi mengapa harus bertemu dengannya jika pada akhirnya dia harus pergi?

Itu hanya akan membuat Violet menderita.

Saat Violet mengira orang yang berjalan di luar sudah pergi, bunyi di pintu justru membuktikan sebaliknya.

Celakalah dia.

Kepalanya terasa hampir meledak karena terlalu banyak berpikir.

Dan saat dia merasakan orang itu semakin mendekat, mengejutkannya, tubuhnya entah bagaimana malah mulai merasa lebih tenang.

"Aku tidak mengerti mengapa kamu bersembunyi dariku." suara berat yang jantan itu terdengar di dekatnya dan Violet mendongak dengan perasaan takjub.

Suaranya seperti mantra.

Suaranya sangat indah, menawan dan menakjubkan.

Sepertinya yang ingin dia lakukan saat ini hanyalah mendengarkannya berbicara berjam-jam.

Dan meskipun ruangan itu sangat gelap, seakan menjadi terang benderang dengan cara tertentu.

Violet tidak bisa melihatnya dengan jelas, tetapi ketika pria itu mendekat, dia bisa mengamati bentuk wajahnya dengan lebih teliti.

Wajahnya begitu simetris dan sempurna. Bibirnya menggairahkan, senyumnya menggoda, matanya memancarkan gelombang yang tenang dan damai ke seluruh tubuh Violet, sensasi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Perasaan yang aneh itu masih terasa di dalam diri Violet. Lalu seakan ada bagian dirinya yang sangat baik dan hangat mencoba untuk keluar.

Tapi dia tidak dapat membiarkannya keluar.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Violet.

Pria itu menatap dengan matanya yang tajam, dan untuk sesaat Violet lupa bagaimana caranya bernapas.

"Aku hanya ingin berbicara denganmu."

"Aku tidak ingin berkata apa-apa kepadamu. Jadi bisakah kamu pergi, aku mohon?"

"Sejujurnya, dari caramu berbicara, sepertinya aku melakukan sesuatu yang buruk padamu. Aku jadi tersinggung, kamu tahu? "

Violet sedikit malu dengan sikap bodohnya. Dia bertingkah seperti orang idiot dan dia sangat menyadarinya.

Tapi pikiran Violet sangat kacau sekarang, dia tidak bisa membiarkan pria itu menjadi penghalang misinya.

"Aku... Bukan itu maksudku, hanya saja... Kumohon, pergi saja!"

Pria itu mengangkat alisnya, bingung dan penasaran pada saat yang sama.

"Kenapa?"

Pria itu maju beberapa langkah lagi, membuat Violet mundur dan menabrak rak buku.

"Menjauhlah dariku!" dia berteriak padanya, gugup karena merasa terpojok. "Aku tahu siapa kamu ... Dan aku memintamu menjauh!" kata Violet sambil berdiri di depannya.

Keduanya berada sangat dekat.

Terlalu dekat dan Violet merasa itu baik.

"Siapa aku?" dia bertanya dengan senyum mengejek, mengetahui betapa gugupnya Violet.

"Jangan membuat pertanyaan bodoh. Kamu mungkin merasakan hal yang sama seperti aku." Violet menjawab dengan marah.

Sebagian besar marah kepada dirinya sendiri, karena tidak bisa keluar dari sana dan meninggalkan pria itu.

Mengapa kakinya tidak bisa melakukan perintahnya?

Kenapa dia tidak menjauh darinya?

"Jelas aku merasakan hal yang sama. Aku sangat terkejut sebenarnya, aku tidak menyangka akan menemukanmu di sini."

"Apakah kamu berharap untuk menemukanku?" Violet terkejut.

"Tentu saja. Mengapa tidak? Kamu adalah jodohku. Kita ditakdirkan untuk saling menemukan." kata pria itu sambil meletakkan salah satu tangannya di pinggang Violet.

Tindakan kecil itu membuat otot-otot Violet tergelitik.

Kepalanya pusing dan dia tidak bisa berpikir jernih.

Melihat Violet tidak bergerak, pria itu maju selangkah lagi, menyatukan tubuh mereka.

Dia memeluk pinggang Violet sepenuhnya sekarang dan tangannya yang lain bersandar pada rak di belakangnya.

"Apa yang kamu inginkan?" Violet bertanya, tapi matanya tak lepas menatap bibir pria itu.

Aroma pria itu memabukkan dan mencegah akal sehat yang tersisa di benak Violet untuk bekerja.

Violet sangat ingin menciumnya. Dia merasakan sakit karena menahan diri.

"Kamu juga bisa merasakannya, kan?" bibir pria itu bergerak dan terlihat sangat seksi di mata Violet.

Dan matanya...

Violet mendongak sejenak dan menenggelamkan dirinya di dalam bola-bola mata berwarna hijau yang berkilauan itu. Atau apakah warnanya abu-abu?

Benar-benar sebuah misteri.

Atau mungkin otaknya mempermainkannya.

"Ya... Tapi, tolong, aku tidak bisa..."

"Kamu tidak bisa apa?" tanya pria itu heran.

"Aku tidak bisa melakukan... Apapun ini namanya." Violet mencoba menjelaskan, tetapi kurangnya kata-kata membuatnya kesulitan untuk mengekspresikan diri.

Tapi pria itu bisa jadi tidak tahu bahwa bertemu jodoh sangat terlarang bagi Violet. Dia tidak tahu siapa pria itu, dari mana dia berasal, atau apa peraturan kawanannya.

Jadi bagaimana dia bisa mulai menjelaskan hal seperti itu kepadanya?

Pria misterius itu menatapnya dengan ekspresi yang sangat serius sekarang, seperti sedang memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Tangan yang sebelumnya bersandar di rak, sekarang berada di belakang leher Violet.

"Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana kamu ingin menghindar dari ini." Pria itu berbisik sebelum menarik kepala Violet ke arahnya dan menautkan bibir mereka berdua.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tahanan Sang Alpha   Bab 40: Langkah Pertama

    Hari pesta akhirnya tiba.Violet hampir tidak bisa tidur di malam hari karena terlalu memikirkan rencananya.Apa yang akan dia katakan jika tertangkap di dalam ruang kerja Arden?Bagaimana jika dia gagal? Kapan lagi dia punya kesempatan seperti itu?Istana berada pada keadaan sibuk luar biasa dengan persiapan terakhir menuju pesta.Violet bangun dan pergi keluar untuk mencari udara segar.Cuacanya cukup bagus dan semua orang terlihat sangat bersemangat.Atmosfer itu selalu terjadi ketika Arden mengadakan pesta.Violet berpikir mungkin dialah satu-satunya yang tidak senang dengan hal itu."Hei, Vi!" sebuah suara lembut memanggilnya dari suatu tempat. "Di sini."Violet berbalik dan melihat Gwen datang ke arahnya.Tangannya penuh dengan sesuatu yang tidak bisa dikenali Violet."Apa itu?""Gaun kita. Aku baru saja membelinya dari toko. Ayo, coba kau pakai," kata gadis itu sambil meraih tangan Violet dan menariknya ke atas.Violet menghabiskan sepanjang sore bers

  • Tahanan Sang Alpha   Bab 39: Sebelum Pesta Dimulai

    Violet tidak tahu harus berkata apa.Sekarang, lebih dari sebelumnya, dia tidak pernah terpikir untuk menikah dengan Lance.Violet memiliki Jack dan dia tidak akan melepaskannya hanya untuk memenuhi salah satu keinginan Arden. Apalagi keinginan soal pernikahan."Lance, kurasa kita tidak akan pernah bisa bersama. Maksudku... Kau pada dasarnya adalah saudaraku. Kita dibesarkan bersama dan aku menganggapmu sama seperti aku menganggap Gwen," Violet mencoba menjelaskan tanpa terdengar kasar atau menyakiti perasaannya.Violet tidak tahu persis bagaimana perasaan Lance tentangnya. Tetapi Violet tahu dari cara Lance memperlakukannya.Tetapi untuk saat ini, yang ingin Violet katakan padanya hanyalah bagaimana rasanya menemukan jodohmu. Lance tidak pernah tahu seberapa menakjubkannya itu, karena sejauh yang Violet tahu, pasangannya bukan dari Kawanan Berlian.Atau mungkin jodoh Lance ada di kawanan ini, tapi Lance belum berhasil saja menemukannya. Bagaimanapun, Violet tidak bisa m

  • Tahanan Sang Alpha   Bab 38: Lamaran yang Tak Terduga

    "Ya Tuhan! Violet!" wanita itu berlari dengan tangan terbuka untuk memeluk Violet.Reaksi Gwen hampir membuat Violet menangis. Gwen adalah satu-satunya yang benar-benar bisa membuat Violet merasa dicintai di dalam tembok itu.Violet sebenarnya tidak punya banyak teman, hanya mereka berdua, dan Lance.Tapi hubungannya dengan Lance canggung dan terkadang tidak nyaman, jadi hanya Gwen yang tersisa."Aku tidak percaya ketika mereka memberitahuku bahwa kau sudah kembali," kata Gwen sambil melepas pelukannya."Ya, sebenarnya aku baru saja pulang.""Aku bahkan tidak bisa membayangkan apa yang telah kau alami."Tapi Violet sedang tidak ingin mengatakan apa-apa.Jadi dia hanya mengangguk, mencoba berpura-pura lelah."Pergilah mandi dan istirahat sebentar," kata Arden di belakang mereka.Violet berbalik untuk menatapnya lagi, masih mencerna ketidakpeduliannya terhadap Violet sejak dia kembali.Violet menggelengkan kepalanya sebagai penegasan lagi."Mari kita mengadakan pe

  • Tahanan Sang Alpha   Bab 37: Pulang ke Kawanan Berlian

    Violet melalui perjalanan panjang dengan kepala penuh pikiran dan keraguan.Apakah dia telah melakukan hal yang benar?Bagaimana reaksi Kawanan Berlian jika mereka melihat Violet kembali ke rumah? Apakah mereka akan senang?Ketika Violet akhirnya melihat dinding benteng istana Kawanan Berlian, jantungnya mulai berpacu dan berdebar kencang.Inilah dia, tidak ada jalan untuk kembali sekarang.Salah satu penjaga mengenalinya begitu Violet mendekati gerbang, dan segera membiarkannya masuk.Violet mengambil jalan ke istana, bertemu dengan beberapa kenalannya di jalan. Tapi dia sedang tidak ingin mengobrol.Begitu berada di dalam istana, Violet langsung pergi ke ruangan Arden. Sangat jarang untuk tidak menemukan pria itu di sana, jadi Violet tidak berpikir dua kali sebelum masuk.Violet tidak salah.Begitu Violet memasuki ruangan, dia melihat pria yang membesarkannya itu sedang merokok dengan ekspresi wajah yang sangat tenang dan damai.Ekspresi itu membuat Violet kesal,

  • Tahanan Sang Alpha   Bab 36: Hari Terakhir

    Violet benar-benar marah pada Morgana ketika dia bertemu wanita itu untuk berlatih lagi.Rupanya, Jack telah berbicara dengannya dan menjelaskan bahwa dia tidak menyukai cara Morgana bertindak.Jack juga berbicara tentang tawaran Violet untuk kembali ke Kawanan Berlian dan menemukan bukti untuk menggulingkan Arden dari kekuasaannya.Tawaran itu tampaknya berdampak besar pada Morgana. Dia tidak mengira sesuatu yang begitu berani dan berbahaya bisa dilakukan oleh Violet.Sikapnya juga tampak sedikit membaik terhadap Violet ketika mereka bertemu di ruang kerjanya untuk berlatih, meskipun Morgana mengatakan beberapa kali kepada Jack bahwa mungkin alasan di balik itu semua adalah karena Violet mencari cara untuk melarikan diri.Bagi Morgana, tidak masalah baginya jika Violet pulang ke Kawanan Berlian.Dia berjanji pada Jack akan melakukan gencatan senjata dengan Violet, sehingga gadis itu dapat menemukan dan meningkatkan kekuatannya.Violet menjalani hari-hari yang diisi denga

  • Tahanan Sang Alpha   Bab 35: Kau Tidak Boleh Pergi

    "Kau bercanda, kan?" Jack tampak tidak percaya. "Kau tidak mungkin serius!""Tidak, aku tidak pernah seserius ini seumur hidupku. Jika Arden orang jahat seperti yang kau katakan, pasti ada sesuatu untuk membuktikan kejahatannya. Aku akan menemukannya dan membawanya pulang kepadamu," Violet menjelaskan.Jack melepaskan Violet dari pelukannya dengan rasa tidak percaya."Kau hanya perlu membiarkanku pergi. Aku berjanji akan kembali," Violet melanjutkan. "Aku akan memberi tahu mereka bahwa aku berhasil melarikan diri dan aku akan mencari bukti yang bisa kau gunakan untuk menggulingkan kekuasaannya."Jack terdiam.Violet tahu itu adalah langkah yang terlalu berani dan bahwa Jack tidak akan setuju, tetapi dia akan meyakinkannya. Itulah satu-satunya kesempatan Violet berdamai dengannya.Jika Arden seburuk itu, Violet sadar dia harus melakukan sesuatu."Kau hanya perlu berjanji padaku bahwa kau tidak akan membunuh siapa pun. Kau hanya perlu menggulingkannya. Dengan bukti yang bag

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status