Share

Part 18

"Dennis!" sentak Laras.

"Ayuk, masuk dulu!"

"Nggak usah, aku ada perlu, biar sendiri aja. Kamu duluan aja,"

"Makanya masuk, dulu, Ras!" titahnya lagi tanpa menjelaskan detail.

Laras pun mengiyakan dan masuk ke dalam mobil.

"Kenapa? Kamu kaget?" tanya Dennis sembari mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang.

"Ya iyalah, tumben lewat sini, Den."

"Nggak tumben, kok. Emang tujuannya ke sini jemput kamu. Untung aja nggak telat banget."

"Jemput aku? Maksudnya gimana?"

**

"Den, di mana? Sibuk?" Dinda menelepon Dennis usai menelepon dengan Laras.

"Sibuk ngantor biasa. Napa?"

"Hmm ... enggak, bisa cuti mendadak nggak, izin atau apa kek gitu."

"Kenapa emang? Lu ada masalah?"

"Gue sih nggak ada masalah, cuma karena gue nggak bisa nganterin Laras ke pengadilan, itu yang jadi masalah."

"Lu sakit?"

"Iya, meriang dari Subuh tadi. Jadi gimana? Bisa antar? Ini kesempatan lu, Den."

"Kesempatan apa sih, Din. Gue nggak ngerti."

"Halah ... sok-an lu. Lu pikir gue nggak tahu gimana hati lu ke Laras, Den.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Rasain loh Ibra dh ketuk palu sekarang baru minta kesempatan lagi ,makan tuh istri muda mu yg jahat itu kmu pasti berdua kena karma nya .jatuh miskin dn sengsara ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status