Share

MULAI MERASA MEMILIKI

Penulis: Kak Upe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-01 14:04:59
“Aku rasa, aku bisa membagi dua ruangan ini. Di sana, ruang ganti pakaian. Di sebelah sini, akan kujadikan ruang tidurku. Jadi aku tak perlu lagi satu ranjang dengan pria mesum itu,” tukas Valerie, bangga dengan ide brilian yang menyelinap di kepalanya.

“Sepulang kerja nanti, akan kusulap ruangan ini jadi kamarku. Malam hari, begitu Zane selesai berganti pakaian, akan kukunci dari dalam. Pagi-pagi tinggal kubuka,” lanjutnya antusias. Setidaknya, ada hal yang bisa membuat paginya terasa sedikit menyenangkan.

Valerie pun melangkah keluar dari ruangan itu.

Begitu membuka pintu, pandangannya langsung tertuju ke arah tempat tidur mereka semalam. Kosong. Zane tidak ada di sana.

Ia segera memindai seluruh penjuru kamar, namun tetap tak ditemukan tanda-tanda kehadiran pria itu.

“Mandi, mungkin?” gumamnya dalam hati, seraya melirik ke arah kamar mandi. Tapi pintunya terbuka lebar.

“Sepertinya bukan di kamar mandi juga,” ucapnya, lalu mulai berjalan ke arah pintu keluar.

“Kau mencariku, Valerie?
Kak Upe

Zane..Zane.. mau kau itu apa toh sebenarnya? buat kak UPe bingung aja!!Ngaku nya belum ada cinta, tapi kok ya segitu nya perhatian nya ke Valerie...🙊🙊🙊

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   APA MASIH NYERI?

    “Aaa... Aaaow!” jerit Valerie sambil menekuk kakinya. Organ intimnya, yang sebenarnya masih belum pulih sepenuhnya, terasa nyeri akibat dorongan kasar dan pemaksaan dari tubuh Zane yang memperlakukan tubuhnya semena-mena.Awalnya, Zane tak menggubris jeritan Valerie dan tetap melanjutkan aktivitasnya menciumi lehernya. Namun, semakin lama, suara Valerie semakin keras.“Aauww!!” pekiknya, tubuhnya menegang.“Valerie! Valerie!! Kau kenapa?!” tanya Zane panik, melepas pelukannya dan kini hanya memegang bahu Valerie.“Auww!!” Valerie tak berkata apa-apa. Ia hanya menjerit sambil memegangi bagian atas pahanya.“Astaga!” Zane segera menggendong Valerie dan membawanya ke ruang istirahatnya.Ia membaringkan Valerie di atas tempat tidur besar di ruangan itu.“Di sini yang sakit?” tanyanya polos sambil meletakkan tangannya di atas bagian pribadi Valerie. Meski terhalangi rok yang Valerie kenakan, tetap saja Valerie merasa ingin menampar wajah Zane yang dengan seenaknya menyentuh bagian sensitif

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   KAU ADALAH MILIK KU

    “Makasih ya, Belvan,” ucap Valerie ketika mereka tiba di depan meja kerjanya.“Gak masalah, Valerie. Sekalian ke kantor,” jawab Belvan dengan senyum bahagia.Matanya menatap wajah Valerie yang terlihat berbeda pagi ini. Begitu cerah, begitu berseri.Apakah itu karena ia telah menghabiskan malam bersama Zane sebagai sepasang suami-istri? Atau karena pagi ini mereka berangkat ke kantor bersama? Batin Belvan bertanya-tanya.Belvan tahu—ia seharusnya hanya melihat Valerie sebagai istri sepupunya kini, tidak lebih. Namun salahkah bila hatinya belum bisa sepenuhnya tunduk? Masih ada bagian dari dirinya yang memandang Valerie sebagai seorang wanita. Bukan bagian dari keluarga.Sementara itu, Zane rupanya sudah berdiri di depan pintu ruang kerjanya sejak tadi. Matanya mengamati lekat-lekat interaksi antara Valerie dan Belvan.Zane tidak buta. Ia jelas melihat cara mereka saling menatap. Tatapan yang tak bisa disembunyikan: seolah ada cinta, dan kerinduan di sana.Tiba-tiba, dada Zane terasa n

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   MULAI MERASA MEMILIKI

    “Aku rasa, aku bisa membagi dua ruangan ini. Di sana, ruang ganti pakaian. Di sebelah sini, akan kujadikan ruang tidurku. Jadi aku tak perlu lagi satu ranjang dengan pria mesum itu,” tukas Valerie, bangga dengan ide brilian yang menyelinap di kepalanya.“Sepulang kerja nanti, akan kusulap ruangan ini jadi kamarku. Malam hari, begitu Zane selesai berganti pakaian, akan kukunci dari dalam. Pagi-pagi tinggal kubuka,” lanjutnya antusias. Setidaknya, ada hal yang bisa membuat paginya terasa sedikit menyenangkan.Valerie pun melangkah keluar dari ruangan itu.Begitu membuka pintu, pandangannya langsung tertuju ke arah tempat tidur mereka semalam. Kosong. Zane tidak ada di sana.Ia segera memindai seluruh penjuru kamar, namun tetap tak ditemukan tanda-tanda kehadiran pria itu.“Mandi, mungkin?” gumamnya dalam hati, seraya melirik ke arah kamar mandi. Tapi pintunya terbuka lebar.“Sepertinya bukan di kamar mandi juga,” ucapnya, lalu mulai berjalan ke arah pintu keluar.“Kau mencariku, Valerie?

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   CORAK MACAN TUTUL

    Malam berganti pagi. Tanpa disadari, Zane dan Valerie benar-benar tertidur sampai matahari muncul. Bahkan ketika Tony, sang asisten, masuk karena pintu kamar tidak terkunci, keduanya masih terlelap.Valerie bangun lebih dulu. Ia langsung mengecek keadaan dirinya—Dan syukurlah kemeja itu masih menutupi tubuhnya dengan rapi, tidak ada yang berubah.Ia menoleh ke arah Zane yang tampaknya masih betah di alam mimpi.“Tidurlah... tidur panjang... kalau perlu, nggak usah bangun,” gumam Valerie pelan.“Gadis ini...” rutuk Zane dalam hati, yang ternyata dia tidak tidur dan mendengar sumpahan serapah versi soft spoken dari Valerie.Valerie turun pelan dari ranjang, berusaha tak membuat suara. Ia enggan memicu perdebatan sejak pagi. Bagaimanapun, Valerie tetap harus bekerja—bekerja sebagai sekretaris Zane.Valerie melihat koper di dekat pintu.“Apakah itu pakaianku?” ujar Valerie, lalu mengambil koper tersebut dan menyeretnya masuk ke dalam kamar mandi.Zane membuka matanya perlahan setelah mend

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   TIDUR SERANJANG

    “Nah, mulai saat ini karena kita sudah resmi menikah, maka kamar ini pun resmi menjadi kamarmu,” terang Zane sambil tersenyum pada Valerie yang masih memasang wajah jutek dan tidak peduli.Tapi percayalah, Zane sama sekali tidak peduli dengan kebencian Valerie yang seolah telah mendarah daging padanya. Dalam hati, Zane sudah bertekad untuk meraih maaf Valerie. Jadi apa pun akan Zane tempuh untuk mendapatkan kata maaf tersebut.Valerie telah selesai makan dan meletakkan piring itu di atas nakas.“Ini, minumlah,” kata Zane sambil menyerahkan segelas air kepada Valerie.Karena ingin semuanya lekas berakhir, Valerie langsung mengambil gelas itu tanpa banyak bicara.Valerie menyesap air itu dengan cepat, tanpa menatap Zane sedikit pun. Wajahnya tetap kaku, ekspresi dingin yang tidak bisa disamarkan—kemarahan masih terjaga, meski tubuhnya memberi jeda.Tidak ada kata, tidak ada terima kasih. Hanya gerakan otomatis dari seseorang yang masih menyimpan luka.“Nah, kau perlu apa lagi?” tanya Z

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   SEDIKIT ANCAMAN, TERNYATA BERHASIL

    “Jangan rugikan dirimu karena kebencianmu padaku. Kalau kau membenciku, maka pukul aku! Kuizinkan kau melakukan itu.” sambung Zane, tak peduli dengan wajah tidak suka Valerie padanya.“Ingat kata-kataku itu baik-baik, Valerie! Kalau tidak, aku pasti akan menghukummu! Kau suka atau pun tidak, aku sudah menjadi suamimu dan kau sudah menjadi istriku. Tidak akan ada yang bisa mengubah hubungan kita,” tegas Zane.Valerie memilih diam. Bahkan untuk merespon semua ucapan Zane, dia terlalu malas. Di detik ini, dia sudah berada di vase tidak ingin mendengar suara Zane.Zane terus mengeringkan helaian demi helaian rambut panjang Valerie yang hitam legam, seolah setiap sentuhan mengandung permintaan maaf yang tak terucap.“Wangi rambutnya... aku suka,” gumam Zane dalam hati, sembari mencium helai rambut Valerie tanpa sepengetahuannya.Untuk mempermudah proses mengeringkan rambut, Zane mengarahkan semua helai rambut Valerie ke sisi kanan lehernya. Valerie tetap diam, tak berkata apa pun. Ia membi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status