Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Nora membuka matanya lalu mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering."Halo, John." Nora berucap dengan nada seraknya karena baru bangun dari tidurnya."Nora, apa kau berhasil menemukan Allard? Sudah tiga hari lamanya kau di sana,” ucap John dengan nada tegasnya.Nora menghela napasnya. "Maaf, John. Aku belum bisa menemukannya. Tadi aku mencoba menghubunginya, tapi dia sepertinya tidak bisa dihubungi,” ucap Nora berbohong.”“Apa? Bagaimana mungkin, Nora? Kau tahu kan, ini sangat penting, Nora! Aku ingin kau segera menemukannya. Jika aku meminta orang untuk mencari tahu dia di mana, maka dia akan semakin curiga padaku!” pekik John amat sangat marah.“Baiklah. Aku akan mencoba mencarinya lagi, John.”Nora menutup panggilan teleponnya dan menoleh kepada Allard yang sedang mendekap tubuhnya dengan ekspresi ragu."John sangat marah dan ingin kau segera di sini. Apa yang akan kita lakukan, Allard?" tanya Nora penuh khawatir.Allard tersenyum tipis
John mengangguk dengan tampang angkuhnya. "Ya, Allard. Aku harus mengakui bahwa aku merasa cemas dengan situasi ini, dan aku pikir ini adalah satu-satunya cara.""Kau pikir mengkhianatiku adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan apa yang kau inginkan? Apa kau tidak mempercayai kemampuanku, Dad? Apa kau pikir aku tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri?"Allard menyunggingkan senyum meremehkan sang ayah. Kemudian menatap John kembali dengan tatapan tajamnya.“Aku telah berhasil memenangkan masalah ini. Mark mengaku bersalah, dan kau … yang telah merencanakan ini semua.”Nora: (Mencoba menengahi) "Allard, mungkin ini hanya kekhawatiran John terhadap bisnismu yang membuatnya melakukan ini. Kita semua ingin yang terbaik untukmu. Kalian berdua telah mengkhianatiku. Aku tidak ingin melihat wajah kalian di sini lagi. Pergilah!"Perdebatan sengit yang terjadi pada anak dan ayah itu berlangsung cukup dramatis. Nora yang melihatnya lantas bingung harus berpihak pada siapa.Ia ingin memba
Sementara di kediaman Allard.Jemmy menghampiri Allard yang tengah duduk di ruang kerjanya, ditemani satu botol red wine di atas meja kerjanya. Allard tampak tengah dalam pemikiran mendalam ketika Jemmy datang."Allard, saya mendengar Nora dan John sudah pergi dari rumah ini." Jemmy memberi tahu Allard.Allard mengangguk sambil memandang botol wine di tangannya, tampak sedikit merenung."Ya, mereka pergi. Aku membiarkan mereka pergi,” ucap Allard dengan nada yang tenang."Tapi mengapa, Tuan? Apakah Anda tidak ingin mereka tinggal? Maksudku, Nora. Bukankah Anda sangat menginginkan Nora tetap di sampingmu?” tanya Jemmy terlihat bingung dengan tindakan Allard yang mengusir mereka.Allard tersenyum tipis, meskipun ekspresinya tetap serius."Jemmy, ini demi kebaikan hubunganku dengan Nora. Ada sesuatu yang masih belum terendus oleh John, sesuatu yang akan menghancurkan semuanya jika dia mengetahuinya. Maka dari itu, sebaiknya aku membiarkan mereka pergi.”“Begitu rupanya. Namun, mengapa An
Pacuan itu semakin menjadi. Cukup kencang dan tak terkendali. Pekikan dan desahan dari bibir Nora bergemuruh di dalam kamar nan luas itu.Tangannya mengepal lengan Allard karena sudah tidak tahan lagi menopang gairah gila lelaki itu.“Aku sudah mau sampai, Sayang. Bertahanlah!” rintih Allard dengan suara beratnya.Kemudian meledak lah peluh itu di bawah sana. Tubuhnya lunglai dan langsung menubruk Nora yang sudah lemas tak berdaya.“Terima kasih, untuk malam ini, Nora. Kau benar-benar membuatku semakin gila,” bisik Allard dengan napas yang terengah-engah.Nora tersenyum hangat dan mengusapi sisian wajah Allard. “Apakah benar, kau sangat menyukaiku, Allard?” tanyanya dengan suara pelan.Allard menatap wajah Nora. “Kau meragukan cintaku, hum?”Nora menggeleng pelan. “Tidak. Aku tidak ragu sama sekali. Aku hanya bertanya, Allard.”Lelaki itu kemudian mengusapi sisian wajah Nora yang penuh oleh keringat. “Ya. Aku sangat mencintaimu, Nora. Aku tak pernah segila ini pada wanita. Apalagi dia
Menyimpan sendiri rasa bingungnya terhadap John yang sudah membohonginya. Maksud dari kebohongan itu benar-benar tidak dimengerti oleh Nora.“Nora? Ada apa? Mengapa raut wajahmu menjadi masam seperti itu?” tanya Allard begitu melihat ekspresi wajah Nora.Perempuan itu menghela napasnya dengan panjang dan menatap wajah Allard.“Aku pernah bertanya mengenai hubunganmu dengan ibumu. Namun, John mengatakan hal yang sebaliknya. Sebenarnya, siapa yang harus aku percaya, Allard? Kau, atau John? Mengapa jawaban kalian tidak sama?” Allard mengerutkan keningnya karena bingung dengan ucapan Nora tadi yang mengatakan bahwa John pernah memberi kesan jika hubungan Allard dengan ibunya tidak baik. Ia memandang Nora dengan ekspresi campur aduk antara keheranan dan kebingungan."Nora, apa yang kau maksud tadi? John mengatakan apa tentang hubunganku dengan ibuku?" tanya Allard dengan nada bingung.Nora tertegun kemudian menatap Allard. "Well, dia pernah mengatakan bahwa hubunganmu dengan ibumu tidak ba
Allard dan Nora tetap berpelukan, merasakan kehangatan satu sama lain, sambil berjanji untuk menghadapi segala rintangan yang mungkin muncul dalam hubungan mereka.Dalam kegelapan malam yang sepi, cinta mereka menjadi sumber kekuatan yang mengatasi ketakutan dan kecemasan.“Kau tak perlu cemas, Nora. Meskipun John sangat berbahaya, bukan berarti aku akan menyerah begitu saja. Hal pertama yang harus aku lakukan saat ini adalah melepaskanmu dari John.”Nora menatap wajah Allard dengan mata sayunya. “Rencana apa yang kau punya, untuk membuatku dan John berpisah? Karena membayar kembali uang yang telah John berikan pada Miss Addams bukanlah jalan yang bisa membuatku dan John pisah.”Allard menghela napasnya dengan panjang. “Itu akan menjadi urusanku. Kau tak perlu memikirkannya, Nora.”Nora mengangguk pelan. “Baiklah. Aku minta maaf, Allard. Aku tidak memberi tahu dirimu lebih awal mengapa aku dan John berakhir di pernikahan. Karena saat itu, aku pikir kau sudah melupakanku.“Aku pikir, k
John menghela napas dalam-dalam, tampak ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ya, Mark, sejujurnya aku menyesal. Aku merasa dia menjadi anak yang tidak tahu diri. Dia telah menjadi pengusaha besar dan terkenal, sedangkan aku merasa seperti bagian yang terbuang!” John mendengkus kasar sembari mengepalkan tangannya.Mark mengangguk paham. “Tapi mengapa kau melakukannya, John? Apa yang membuatmu memberikan modal usaha padanya?” tanyanya ingin tahu kembali.John menghela napas kasar. “Aku melakukan itu karena tidak punya pilihan. Itu adalah uang tabungan Allard. Ibunya menabung dengan baik, lebih baik dari aku. Saat itu, aku berada dalam masalah keuangan besar, dan dia menawarkan bantuan. Dengan tabungan Allard.”Mark sontak terkejut mendengar penuturan dari John. “Tunggu sebentar, kau bilang itu adalah uang tabungan Allard? Dan dia tidak mengetahuinya? Hanya Melany, mantan istrimu yang mengetahui hal ini?”John mengangguk pelan. Ada rasa kesal dalam dirinya jika mengingat hal itu.“Ya
John lantas menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak ada yang salah. Aku hanya ingin tahu, apakah kau mencintaiku. Mengingat hubungan kita berlanjut karena adanya transaksi jual beli dengan Kimmy Addams.”“Eum! Maafkan aku, John. Aku masih belajar untuk mencintai dan dicintai. Itu bukanlah sesuatu yang bisa aku jawab dengan cepat."John merasa sedikit kecewa mendengar jawaban Nora, tetapi dia mencoba untuk tidak menunjukkan perasaannya yang terlalu banyak.John berusaha tersenyum saat hendak menjawabnya. "Sangatlah wajar, Nora. Aku hanya ingin tahu.”"Aku menghargaimu, John, dan apa yang telah kau lakukan untukku. Tapi aku perlu waktu untuk memahami perasaanku dengan lebih baik."John tersenyum kepada Nora, meskipun ada ketidakpastian di dalam hatinya. Dia tahu bahwa hubungan mereka bukanlah hal yang biasa, tetapi dia berharap bahwa suatu hari nanti, Nora akan merasakan hal yang sama seperti yang dia rasakan terhadapnya.Mereka berdua masih memiliki banyak hal untuk belajar satu sama la