Share

Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan
Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan
Author: Citra Lestari

Bab 1

Author: Citra Lestari
Pada musim dingin tahun keenam era Jamada, Arjuna Rajendra, putra bangsawan Keluarga Raja Kawiswara, memimpin pasukan untuk menaklukkan Negara Drabadi dan kembali dengan kemenangan. Setelah menerima penghargaan dari istana, dia kembali ke kediaman saat tengah malam.

Eliska Madaharsa sudah beristirahat. Namun, begitu mendengar suara Arjuna meminta pelayan untuk menyiapkan air, dia langsung duduk dan melihat ke arah Arjuna.

Arjuna melirik Eliska sekilas, lalu masuk ke kamar mandi tanpa menanggapinya. Setelah beberapa saat, dia keluar. Tubuhnya tinggi dan tegap. Alisnya melengkung tajam ke arah pelipis. Dia terlihat sangat tampan.

Ketika tidak tersenyum, wajah Arjuna tampak dingin. Sekarang, dia sudah memiliki prestasi militer, posisi yang tinggi, dan berkuasa. Jarak di antara Arjuna dan Eliska terasa makin jauh.

Arjuna mengulurkan tangan dan mencubit dagu Eliska dengan pelan. Setelah menatapnya sejenak, dia menurunkan tangan dan menyelusup ke balik pakaian Eliska.

Suara petir menggelegar. Hujan deras seketika turun. Bunga persik yang merekah basah seakan-akan bersedih. Ranting pohon dedalu juga bergoyang. Pemandangan ini sangat indah.

Setelah cukup lama, hujan pun berhenti. Kegiatan di dalam kamar juga usai. Di saat seperti ini, pasangan suami istri lain pasti akan mengobrol dengan lembut dan mengungkapkan rindu yang lama terpendam. Namun, mereka yang jelas-jelas sudah setahun tidak bertemu malah begitu asing.

Arjuna memiliki wajah yang tampan dan menawan. Ketika usianya baru 17 tahun, dia sudah ikut berperang bersama Raja Wangsa dan meraih prestasi besar. Dia juga unggul dalam bidang sastra dan militer. Hal ini membuatnya menjadi suami idaman para gadis di ibu kota.

Pernikahan Eliska dan Arjuna adalah hasil perjodohan orang tua dengan bantuan makcomblang. Sebelum menikah, yang ada di hati Arjuna adalah putri kedua Keluarga Adipati Nismara. Kini, wanita itu sudah menjadi istri Taraka, pangeran keempat. Mereka berdua saling mencintai.

Jika Taraka tidak ikut campur, mungkin Arjuna dan wanita itu sudah lama menikah.

Memikirkan ini, hati Eliska terasa pedih. Padahal paras dan latar belakang keluarganya tidak kalah dibandingkan wanita itu. Namun, pernikahan wanita itu jauh lebih bahagia dibandingkan pernikahannya.

"Aku akan pulang ke Surtara tiga hari lagi," ucap Arjuna memberitahu Eliska dengan datar.

Setiap kali kembali, Arjuna hanya tinggal dua sampai tiga hari. Eliska tidak pernah mengeluh.

Beberapa hari berikutnya, Arjuna sibuk dengan urusan penting. Dia tidur di ruang kerja dan tidak ke kamar Eliska. Satu malam sebelum Arjuna pergi, Eliska baru bertemu dengannya lagi.

Eliska memandang pria yang mengguncang tubuhnya dengan penuh gairah. Pada akhirnya, dia tak kuasa menahan diri untuk berkata, "Aku mau ikut kamu ke Surtara."

Arjuna menghentikan aktivitasnya, lalu membalas, "Surtara sangat dingin. Tubuhmu nggak akan tahan. Lebih baik kamu tetap tinggal di rumah. Kalau bosan, kamu boleh minta ibumu sering berkunjung."

Eliska diam. Dia membalikkan badan dan hendak tidur.

Arjuna yang masih berhasrat hendak menarik Eliska, tetapi Eliska justru menghindar. Katanya, "Arjuna, tolong kasihani tubuhku."

Arjuna menarik tangannya kembali sambil menatap punggung Eliska. Setelah beberapa saat, dia memalingkan pandangannya dan tidak berhasrat lagi.

Eliska sebenarnya belum tertidur. Air matanya sudah membasahi bantal. Dia sebenarnya tahu bahwa Arjuna tidak ingin mengajaknya ke Surtara.

Ketika Eliska hendak menyeka air mata, tiba-tiba Arjuna mengulurkan tangan dari belakang dan memeluk pinggangnya. Tubuh Arjuna juga menempel padanya.

"Kenapa kamu mau ke Surtara?" tanya Arjuna dengan suara rendah.

Mata Eliska sangat merah, tetapi suaranya tetap terdengar tenang. Dia menjawab, "Aku belum pernah ke Surtara dan penasaran dengan pemandangan di sana. Tapi, kamu bilang Surtara dingin. Aku nggak mau ke sana lagi."

"Hm," sahut Arjuna. Dia sepertinya merasa lega karena Eliska tidak bersikeras mau pergi ke Surtara.

Eliska tidak menanggapi Arjuna lagi dan tidak membiarkan suaminya menempel padanya. Dia berpura-pura tidur. Tidak disangka, dia malah benar-benar terlelap. Begitu bangun, tempat di sampingnya sudah kosong.

Pelayan yang bernama Salma masuk dan menyampaikan, "Putra Bangsawan Arjuna sudah kembali ke Surtara pagi-pagi sekali. Saya diminta untuk nggak mengganggu Nyonya tidur."

Eliska tampaknya sudah terbiasa seperti ini. Arjuna tidak pernah memberitahunya kapan akan pergi. Eliska tidak mengatakan apa-apa dan membiarkan Salma mendandani dirinya.

Wajah Eliska di cermin sama sekali tidak berubah jika dibandingkan dengan dirinya tiga tahun lalu. Satu-satunya yang berbeda hanya kedua matanya yang tampak hampa. Apakah hidup seperti janda ini akan menjadi takdirnya untuk seumur hidup?

Semua orang mengatakan bahwa pernikahan Eliska dan Arjuna adalah pernikahan yang sangat sempurna. Namun, jika Eliska diberi satu kesempatan untuk mengulang, dia pasti tidak akan memilih Arjuna lagi.

Eliska tidak butuh seorang suami yang hebat. Yang dia inginkan hanya suami yang tidak mengabaikannya.

Kehidupan Eliska tampak sama setiap hari. Setelah makan sarapan, dia pergi mengucapkan salam kepada Talita, Ratu Kawiswara.

Hari ini, Eliska melewati jalan pintas. Ketika melewati bukit batu, dia mendengar beberapa pelayan sedang mengobrol.

"Aku dengar Ratu Talita membujuk Putra Bangsawan Arjuna untuk mengajak Nyonya Eliska. Nggak disangka, Putra Bangsawan Arjuna malah pergi sendiri."

"Bagaimana mungkin Nyonya Eliska bisa ikut pergi? Kamu nggak tahu? Putra Bangsawan Arjuna punya seorang wanita di Surtara. Aku dengar dia ... mirip Putri Adelia."

Mendengar ini, raut wajah Salma berubah. Ketika dia hendak menegur mereka, Eliska menghentikannya sebelum berucap, "Ayo, pergi."

Salma tidak rela, tetapi Eliska malah memercayai sebagian ucapan mereka. Ada banyak wanita cantik di Surtara, apalagi yang mirip wanita itu. Arjuna yang masih muda dan penuh gairah tidak akan mungkin terus menolak godaan wanita lembut. Itu sebabnya, dia mencegah Eliska ikut.

Para pelayan bahkan sudah mendengarnya. Sepertinya, sudah banyak orang yang tahu tentang ini, tetapi tidak ada yang berani mengungkitnya. Pantas saja, Eliska terus didesak ibunya untuk segera punya anak. Ternyata karena takut posisi Eliska direbut.

Sebagai istri sah, Eliska masih belum punya anak. Jika dibicarakan, hanya akan membuatnya terluka. Daripada hidup seperti ini, lebih baik bercerai saja.

Ketika Eliska sedang berpikir, kakinya tiba-tiba kehilangan pijakan dan terjatuh dari bukit batu. Setelah itu, dia mencium bau darah. Sepertinya kepalanya terluka. Dia tidak merasakan sakit, tetapi kesadarannya menurun.

'Apa aku akan mati?' tanya Eliska dalam hati.

Dibandingkan dengan nyawa, sepertinya istri simpanan Arjuna di luar sana sudah tidak berarti apa-apa. Asalkan bisa tetap hidup, Eliska tidak akan keberatan sekalipun Arjuna memiliki seratus selir.

"Nyonya!" pekik Salma dengan panik.

Mendengar ini, hati Eliska seketika menegang. Bukan hanya Salma. Selain suaminya sendiri, masih ada banyak orang yang sangat peduli pada Eliska. Jika dirinya tiada, entah seberapa sedihnya semua orang.

Setelah itu, kesadaran Eliska menghilang.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
PNsalsyabila
Ni yg gak sesuai gambar cover ma isi bertolak belakang, baru baca nama2 karakter udah jadi males lanjut baca, gak sesuai
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 549

    Dwiana melirik mereka berdua, tetapi tidak terlalu memikirkannya. Pertengkaran pasangan adalah hal lumrah.Arjuna minum cukup banyak, jadi Eliska menopangnya naik ke kereta.Setelah mabuk, Arjuna menjadi lebih aktif bicara. Dia bertanya, "Apa lukaku jelek sekali?""Nggak jelek," sahut Eliska."Jadi kenapa kamu terus menolakku?" tanya Arjuna sambil menatapnya.Eliska tertegun."Apa kamu sudah nggak mencintaiku lagi?" tanya Arjuna lagi dengan suara serak. Jika didengar secara cermat, ada nada sedih dari cara bicaranya.Eliska merapatkan jarak dan memeluk Arjuna, lalu membujuknya, "Bukan begitu. Kamu terluka, jadi aku ingin kamu istirahat dan memulihkan diri dulu."Berhubung Arjuna terluka, Eliska-lah yang harus bekerja keras. Itu terlalu melelahkan, Eliska tidak kuat."Jadi, apa istriku mencintaiku?" desak Arjuna.Eliska menjawab dengan menciumnya. Baiklah, lebih baik berikan saja apa yang suaminya inginkan.Awalnya, Arjuna terkejut dengan pendekatan Eliska yang begitu tiba-tiba. Namun,

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 548

    Janita malah bertanya sambil tersenyum, "Apa Kak Mahesa bisa membantuku mendapatkannya? Sebagai gantinya, aku akan memperkenalkanmu pada gadis tercantik di ibu kota. Bagaimana?"Mahesa membalas, "Gadis tercantik di ibu kota? Bukannya itu kamu?"Mahesa ingin sekali berkata bahwa dia menginginkan Janita, jadi jangan mengincar sarjana itu lagi. Dirinya adalah putra mahkota. Dengan orang tua yang bijak, dia bisa membujuk mereka agar dia hanya menikahi Janita seorang."Bukan aku," bantah Janita sambil menepuk bahunya. "Putri kelima Kediaman Menteri jauh lebih cantik dariku. Dia dan Kak Mahesa akan menjadi pasangan serasi. Dia juga pernah mengirimkan kue untuk Kak Mahesa. Ingat, 'kan?"Mahesa tidak ingin mendengar lebih banyak dan berucap dingin, "Nggak ingat.""Setelah bertemu beberapa kali lagi, kamu pasti akan mengingatnya," ucap Janita.Mahesa kehilangan kata-kata."Kalau memang nggak bisa bersamanya, aku juga harus mencari suami. Kalau nggak ada pilihan lain, aku sama Adnan saja. Dia pa

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 547

    Awalnya Bara tidak berkata apa-apa. Namun begitu Eliska datang, dia tiba-tiba bertanya pada Arjuna, "Menurut Ayah siapa yang lebih cantik, Ibu atau adikku?"Arjuna melirik Bara yang sedang tersenyum. Dia tahu putra sengaja ingin mencari masalah."Tentu saja ibumu lebih cantik," sahut Arjuna dengan tenang. Putrinya belum mengerti apa yang dikatakannya. Kalaupun mengerti, istrinya tetapi paling cantik di matanya.Bara mencebikkan bibir, merasa bosan dengan tanggapan ayahnya. Dia suka orang tuanya bertengkar. Dengan begitu, dia bisa tidur ditemani ibunya di malam hari.Bagi Bara, ayahnya adalah yang terbaik dalam segala hal, kecuali fakta bahwa dia selalu memonopoli sang ibu, tidak pernah mau mengalah padanya.Arjuna menatap Bara, menyadari kilat kecewa di matanya.Malam itu, setelah Bara mandi dan bersiap tidur, pintu kamarnya dibuka seseorang. Anak itu merasa ada yang menyibak selimutnya. Sambil menggosok matanya, dia melihat ayahnya telah menggendongnya."Ayah mau bawa aku ke mana?" ta

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 546

    1. Kelahiran Janita.Eliska mengandung putrinya saat dia menemani Arjuna ke Surtara.Setiba di Surtara, Eliska baru mengerti apa yang Arjuna maksud dengan lingkungan yang keras. Kondisi kehidupan di sana jauh lebih sulit daripada perbatasan, terutama masalah kekurangan air.Sekarang karena hubungan mereka membaik, Eliska bersedia berkeliling dan melihat-lihat bersama Arjuna. Di kehidupan lampau, dia mana mau pergi bersama Arjuna yang dingin. Itu hanya akan membuatnya bertambah bosan. Lagi pula, penjagaan juga cukup ketat untuk berkeliaran.Unus telah naik jabatan dan menikah dengan Annisa. Eliska beberapa kali bertemu dengannya di Surtara. Annisa selalu terlihat canggung, tetapi tetap tetap ramah mengirimkannya makanan. Lantaran malu untuk datang sendiri, dia hanya mengutus pelayan atau Unus untuk membawanya.Eliska juga tidak berinisiatif mencari Annisa. Bukan karena dia tidak menyukainya, tetapi mengingat apa yang pernah terjadi di masa lalu, memang lebih baik mereka tidak bertemu.S

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 545

    Menjelang upacara pernikahan akbar, Dwiana pergi menemui Harini. Gadis itu memanggilnya dengan mata memerah, "Bibi.""Nggak ada orang Kediaman Putri yang boleh datang, tapi ada Bibi di sini, jadi setidaknya ada keluargamu yang mengantarmu menikah," ujar Dwiana.Beberapa hari lalu, Dwiana menangis haru saat mengetahui bahwa gadis di sisi Kaisar adalah Harini. Melihatnya baik-baik saja, dia merasa kian bahagia."Eli sudah tahu sejak awal, tapi nggak pernah memberitahuku. Kalau Bibi tahu lebih cepat, Bibi pasti membuat persiapan matang untukmu," kata Dwiana dengan nada sesal."Nggak perlu khawatir, Bibi. Yang Mulia sudah menyiapkan semuanya," sahut Harini. Yervan jauh lebih teliti dan peduli pada rencana pernikahan ini darinya."Bibi senang mendengar Yang Mulia memperlakukanmu dengan baik," ujar Dwiana. Dia tahu istana tidak seperti kediaman pada umumnya. Hatinya cukup berat melepas Harini memasuki istana. Dia baru lega melihat kepedulian Yervan pada gadis itu.Yervan bukan hanya lebih pe

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 544

    Kehidupan Harini di istana berjalan cukup mudah. Semua orang memperlakukannya dengan sangat hormat, terutama setelah pertengkarannya dengan Yervan.Alasan pertengkaran itu tidak lain karena Yervan terlalu sibuk dengan urusan pemerintahan hingga melupakan waktu makan dan istirahat. Para pelayan sudah mencoba membujuknya, tetapi Yervan tidak mau mendengarkan.Ketika Harini mengetahui hal itu, dia marah besar dan langsung pergi ke Aula Baruna dengan membawa kotak makanan.Melihatnya, Yervan hanya bertanya dengan santai, "Kenapa kamu ke sini?""Untuk mengantarkan makanan bagi Yang Mulia. Sesibuk apa pun, Yang Mulia tetap perlu makan," ujar Harini, masih berusaha bicara dengan nada lembut. Bagaimanapun sekarang Yervan telah menjadi kaisar, dia tidak berani terlalu lancang."Baiklah," sahut Yervan sambil tersenyum.Namun, hingga Yervan menyelesaikan pekerjaannya, makanan itu masih tidak tersentuh. Harini masih menahan diri. Hal yang sama terjadi tiga kali. Pada akhirnya, Harini tidak tahan l

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status