Share

Bab 5 Harus Ijin Dulu

Auteur: Noona Y
last update Dernière mise à jour: 2025-08-14 20:13:12

“Hentikan!” Pekik Arya, Rayana langsung terdiam, tangannya membeku di udara.

Arya beranjak dari kursinya, matanya menatap Rayana, sambil menunjuk dengan jari, lalu berkata dengan nada sinis, “Kamu! Ikut saya ke kamar.”

Ashley terkekeh, senang melihat Rayana ketakutan, seakan rencananya telah berjalan tepat seperti yang ia mau. Tentunya ia berharap suaminya Arya akan menghukum Rayana pagi ini, membuat adik tirinya itu makin menderita dan tertekan.

Blam!

Pintu kamar ditutup rapat, suasana kamar berubah mencekam. Arya menarik tangan Rayana kasar, dan menjatuhkannya ke sisi ranjang.

Entah apa yang sedang merasuki pikiran Arya sekarang, deru nafasnya kian memburu, sorot matanya tajam, seperti binatang buas yang mau menerkan mangsanya, Rayana merinding ketakutan.

“Maafkan saya… saya—” ucapnya terbata-bata, namun kata-katanya terputus ketika jemari Arya menyentuh dagunya, mengangkat wajahnya.

“Kau kira aku tidak mengerti permainanmu? Perempuan licik, seperti ular—bersikap seolah polos, padahal berusaha menarik perhatianku.” Arya menatapnya tajam, suaranya dalam penuh tekanan.

"Uughh!" rintih Rayana, saat cengkeraman suaminya menguat.

“Pintar sekali kamu, sengaja menumpahkan jus di celanaku… agar kau bisa memancingku berduaan, bukan? Jangan sangka aku tidak menyadari trik murahanmu.”

Rayana menggeleng, hendak berkata tidak, namun suaranya tertelan oleh jarak yang kian menyempit di antara mereka. Arya sudah terbawa arus nafsu.

“Ayo kita lakukan seperti semalam, kalau itu memang maumu!” seru Arya sambil meraih kancing kemejanya dan membukanya satu per satu dengan gerakan tergesa.

"Tidak! Tolong jangan lakukan, aku masih kesakitan," Rayana memohon.

Tapi Arya menatap Rayana tanpa berkedip, wajahnya mendekat hingga deruan napasnya terasa di kulitnya. Rayana memegangi bawah perutnya yang masih nyeri sejak semalam.

Namun, Arya hanya mengusap pipi merona Rayana, gerakannya lembut. “Kali ini… aku akan lebih lembut,” bisiknya.

Kata-katanya seperti janji yang sulit ditebak, apakah benar akan membawa kelembutan, atau justru menjerumuskannya lagi ke dalam badai tak berkesudahan seperti semalam.

Rayana menggeser tubuhnya, berusaha menjauh, tapi Arya cepat meraih lengannya dan menariknya ke dalam pelukan.

“Aku tidak mengerti kenapa kau terus menghindar. Kalau memang menginginkanku, kenapa selalu bersikap jual mahal? Aku benci melihat wajahmu itu, pura-pura sedih, menderita, dan sok polos,” ucapnya dengan nada penuh kekesalan.

Rayana meringis. “Aku memang tidak mau denganmu. Semalam pun—” Ucapan itu terhenti saat Arya mendorongnya hingga terbaring di atas ranjang. Napasnya memburu, tatapannya tajam, dan jemarinya mencengkeram kedua pergelangan tangan Rayana, menahannya di sisi kepala.

“Jangan berani berbohong padaku! Kau sengaja membuatku terus merasa bersalah… seolah-olah aku ini seorang pemerk0sa!”

Rayana berusaha melepaskan diri, namun genggaman Arya justru semakiN erat. Celemek yang ia kenakan ditarik dengan kasar, membuat kaosnya ikut terangkat, memperlihatkan bra-nya.

Rayana terperanjat saat bra-nya terbuka jelas. “Jangan sentuh, brengsek!” teriaknya, menendang Arya sekuat tenaga, penuh amarah yang meledak.

Namun Arya menyerang balik, tubuhnya kembali menekan Rayana hingga terhimpit di ranjang. “Berhenti melawanku!" Arya menahan Rayana lebih kuat.

Cekrek!

Pintu kamar terbuka.

Ashley berdiri di ambang pintu, matanya membelalak melihat pemandangan tak lazim. Tangannya masih memegang gagang pintu, bibirnya menganga, tidak percaya dengan apa yang sedang ia saksikan dalam kamarnya.

Terkejut, Arya melepaskan Rayana dan buru-buru bangkit, menaikan celananya.

“ARYA! Apa yang baru saja kamu lakukan?!” teriak Ashley, ekspresi marah jelas terlihat di wajahnya, cemburu melihat kedekatan Arya dan Rayana.

Arya menoleh pada istrinya, tatapannya sedingin baja. "Kau… tidak seharusnya menghentikanku. Aku sedang menghukum dia, karena dia tidak mau patuh,” ucapnya datar, seakan yang ia lakukan tadi Adalah hal biasa.

Ucapan Arya, menghantam jantung Ashley, pandangan wanita itu bergeser pada Rayana yang masih duduk di ranjang, dengan rambut kusut dan pakaian sedikit terbuka. Wajah Rayana merah, napasnya tak beraturan.

Ashley kembali menatap Arya yang wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah, wajah suaminya terlihat tenang, dan itu membuat darahnya mendidih.

“Kau boleh menghukumnya, tapi bukan seperti semalam! Jangan menyentuhnya tanpa izin dariku, jangan pernah kau lakukan!” bentaknya, rasa cemburu jelas membara di wajahnya.

Namun Arya tak sedikit pun mundur. Sebaliknya, ia menatap balik Ashley dengan dingin.

“Bukankah kamu yang menginginkan hal ini, Ashley. Seperti katamu, Rayana harus menjalankan tugasnya sebagai istri kedua, mengandung benihku!”

Ashley tersenyum sinis, “Kamu menikah atas ijinku, Arya! Jadi aku yang menentukan kapan, bagaimana, dan sejauh mana kau melakukannya dengan Rayana. Jangan pikir karena dia istri keduamu, kau bisa seenaknya.”

Arya geram, rahangnya mengeras, ingin membantah dan menegaskan bahwa ia adalah seorang suami, bukan boneka di tangan istrinya. Entah sejak kapan dirinya terbelenggu oleh pesona perempuan ini. Sejak masa pacarana dulu, Arya sudah tau sifat Ashley, selalu egois, keras kepala, dan suka mengatur. Segala sesuatu harus sesuai kemauannya.

Tapi mengapa bisa? Kenapa baru sadar sekarang? Setelah Ashley memaksa Rayana mengandung benihnya demi alasan yang tak pernah benar-benar ia mengerti, selain oleh Ashley sendiri.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 9 Malu-malu Tapi Mau

    “Aku bisa menyembuhkan kakimu dengan cepat, asalkan kamu, biarkan aku melakukannya.”Arya tak mau menghentikan gerakannya sebaliknya, ia merapatkan tubuhnya. Lututnya menekan ranjang, mengikis habis jarak di antara mereka. Rayana makin terdesak, dadanya naik-turun dalam kepanikan.“Me… melakukan apa? Maksudnya itu!” seru Rayana panik. Tak disangka Arya minta jatah, tanpa disuruh Ashley. Tak disangka, Arya sendiri meminta jatah, bahkan tanpa perintah dari Ashley.Arya mengangguk. “Sudah jadi tugasmu, mengandung benihku. Kamu harus cepat mengandung supaya urusan diantara kita cepat selesai."“Tidak!” Jawab Rayana, nada suaranya lantang.“Kau bilang apa!?” Arya mendengus, wajahnya terlihat kesal, seakan tak percaya dengan keberanian yang Rayana tunjukkan.“Aku bilang tidak!” Rayana menegakkan tubuhnya. “Seperti kata Ashley tadi pagi, kau harus minta izin padanya dulu kalau ingin menyentuhku.”Kata-kata itu meluncur tajam, menusuk harga diri Arya. Ruangan seketika diliputi ketegangan—anta

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 8 Sudah Tidak Tahan

    “Jangan sampai dia ganggu aku lagi…” gumam Rayana, sambil berjalan menahan perih di pergelangan kakinya.Langkahnya tertatih-tatih, tapi ia tetap memaksa masuk ke kamarnya, sebelum Arya selesai makan malam.Rayana merasa jijik karena tubuhnya terus saja di sentuh sana sini oleh Arya. Tanpa membuang waktu lagi, ia seret kakinya menuju kamar mandi. Ngiikk…Keran Shower diputar.Air hangat pun keluar, mengalir begitu deras, membasahi wajah hingga seluruh tubuh Rayana. “Ahh segarnya…." Gumam Rayana sambil bersenandung, ia memejamkan kedua mata, tapi tiba-tiba pikirannya kembali tenggelam dalam kegelisahan yang mengganggu.“Apa-apaan! Tadi itu… kenapa dia selalu saja melecehkankan aku, kenapa juga jantungku ikut berdebar?” ucapnya dengan nada kesal, sembari menggosok tubuhnya dengan busa sabun.Rayana meraba dadanya, tangannya gemetar, seolah masih merasakan sentuhan jemai Arya. Ia menggeleng cepat, menolak bayangan wajah taman Arya dengan tatapan intens."Iiihhss! Lama-kelamaan aku bisa

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 7 Kesempatan Dalam Kesempitan

    “Ash, kau di mana? Kenapa belum pulang?” tanya Arya ditelepon, sambil melirik jarum jam di tangan, Rolex-nya menunjukkan pukul tujuh malam.“Maaf, Sayang. Sehabis pemotretan, tiba-tiba Fransisca aja aku makan malam. Besok dia mau berangkat ke Milan selama sebulan, jadi aku tidak bisa menolak ajakan yang penting ini,” ucap Ashley di Seberang sana.Arya mengerutkan dahi. Selalu saja begitu. Ashley lebih memprioritaskan teman-temannya, daripada melayani suaminya sendiri. Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, langsung saja ia menutup telepon, tak peduli jika bahkan Ashley akan pulang dan mengomel nanti.Sambil masih berdiri di ruang tamu, Arya menghela nafas Panjang, menatap datar ke sekeliling ruangan apartemen kondominium yang kososng. Baru saja ia pulang bekerja, berharap bisa menghabiskan malam indah bersama istrinya, namun lagi-lagi rencana itu buyar.Bruk!Klontang! Klontang!Tiba-tiba, Arya mendengar suara gedebuk disertai suara kaleng jatuh dari arah dapur. Suara itu terdengar c

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 6 Mengarang Cerita

    “Selamat Pagi, Boss,”Suara seorang pria menyambut Arya begitu ia baru masuk ke ruangan kerjanya di lantai 21 gedung perusahaan Widyantara Corp.Arya mengerutkan kening."Justin," ucapnya, menyebut nama pria yang sedang santai duduk di kursi kebesarannya."Bagaimana kabarmu, my friend? Kenapa pagi ini wajahmu terlihat kusut sekali?" Justin terkekeh, nada suaranya penuh ejekan.Arya tak menggubris, ia hanya berjalan menuju meja bar di sudut ruangan, membuka lemari minuman, lalu mengeluarkan sebuah botol kristal yang berisi cairan keemasan, ia tuangkan ke dua gelas kristal yang berkilau tertimpa cahaya lampu bar."Kita ngobrol sambil minum," ajaknya."What! Masih pagi begini ajak minum whisky? Jangan bilang, kalau semalam habis bertengkar hebat sama istri tercinta?" Justin mengangkat kedua bahunya, merasa heran. Sebagai sahabat lama, yang megenal Arya sejak bangku kuliah, Justin tahu betul—minuman keras selalu jadi pilihan Arya saat pikirannya sedang kusut.Arya duduk di sofa, wajahnya

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 5 Harus Ijin Dulu

    “Hentikan!” Pekik Arya, Rayana langsung terdiam, tangannya membeku di udara.Arya beranjak dari kursinya, matanya menatap Rayana, sambil menunjuk dengan jari, lalu berkata dengan nada sinis, “Kamu! Ikut saya ke kamar.”Ashley terkekeh, senang melihat Rayana ketakutan, seakan rencananya telah berjalan tepat seperti yang ia mau. Tentunya ia berharap suaminya Arya akan menghukum Rayana pagi ini, membuat adik tirinya itu makin menderita dan tertekan.Blam!Pintu kamar ditutup rapat, suasana kamar berubah mencekam. Arya menarik tangan Rayana kasar, dan menjatuhkannya ke sisi ranjang.Entah apa yang sedang merasuki pikiran Arya sekarang, deru nafasnya kian memburu, sorot matanya tajam, seperti binatang buas yang mau menerkan mangsanya, Rayana merinding ketakutan.“Maafkan saya… saya—” ucapnya terbata-bata, namun kata-katanya terputus ketika jemari Arya menyentuh dagunya, mengangkat wajahnya.“Kau kira aku tidak mengerti permainanmu? Perempuan licik, seperti ular—bersikap seolah polos, padah

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 4 Rasa Tak Nyaman

    “Uuhgg… sakit,”Pagi ini, Rayana masih meringkuk dalam selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Matanya sembab setelah menangis semalaman menahan nyeri di sekujur tubuhnya.Di malam kedua ini, rasa sakit dan perih memang tidak terasa, namun durasinya jauh lebih panjang dibandingkan malam pertama. Malam kedua terasa seperti siksaan tak berkesudahan, setiap hentakan yang menghantam tubuh Rayana seperti gelombang ombak yang menghantam dadanya, membuat napasnya kian berat dan sulit bernapas.Rayana tak lagi yakin apa yang sebenarnya terjadi semalam. Tubuhnya seperti bukan miliknya lagi, ada momen-momen di mana ia sadar dirinya ikut terseret oleh kenikmatan di tengah penyiksaan itu. Perasaan aneh itulah yang mengoyak hatinya, mencabik-cabik harga diri yang sedikit demi sedikit sedang terkuras habis.“Hmm….”Tiba-tiba terdengar gumaman Arya di sebelahnya. Rayana tersentak, sadar dirinya terlalu larut dalam pikiran sendiri. Cepat-cepat lah ia bangkit, sebelum Arya membuka matanya, lalu berlar

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status