Share

Bab 3

"Dimana Wanita itu?"

Benar saja, sumber penyebab suara keributan di rumah Zafar adalah Izora yang datang dengan puncak kemarahannya ingin bertemu dengan Tia.

"Hei, siapa yang kau maksud ha? Kau memasuki rumah orang lain seperti seorang penjahat. Siapa yang kau cari?" tanya Jahama dengan emosi juga.

Izora masuk ke rumah Zafar dengan membawa beberapa orang laki-laki yang akan membantunya. Orang-orang itu memeriksa setiap inci rumah Zafar karena tidak menemukan Tia.

"Katakan dimana kau menyembunyikan wanita itu?" tanya Izora pada Jahama.

"Wanita siapa?" tanya Jahama masih tidak mengerti, lalu ia pun berpikir sejenak. "Ah iyaaa, dia ada di kamarnya," ucap Jahama akhirnya menyadari siapa yang Izora maksud.

"Bicaralah yang benar, aku bukan Tuhan yang maha tahu segalanya." Jahama benar-benar kesal dengan tingkah perempuan itu.

Izora tidak peduli lalu mencari Tia dan berjanji akan mendapatkan wanita itu dengan kemarahannya.

"Tiaa, keluar kau penjahat," teriak Izora dengan seluruh kemarahannya dan menyebut Tia penjahat.

Izora lalu menemukan Tia di kamar yang Jahama tunjukkan. Perempuan itu lalu menarik tangan Tia dan menyeretnya keluar.

"Lepaskan aku Izora, apa yang kau lakukan?" tanya Tia dengan kaget.

Setelah berada di teras rumah, Izora lalu mendorong Tia hingga terjatuh. Kemarin ibu tirinya yang telah melakukan itu, sekarang Izora juga melakukan kekerasan yang sama. Izora dan Arni ibu tirinya tidak jauh beda.

Tia masih tidak mengerti kenapa Izora melakukan ini padanya, dia tidak tahu kesalahan apa lagi yang dituduhkan padanya hingga membuat saudara tirinya mengamuk seperti itu.

Tidak terima atas perlakuan Izora, Tia pun lalu berdiri dan menampar Izora dengan keras.

"Ada apa denganmu Izora? Apa salahku? Kenapa kau berlaku seperti ini padaku? Sekarang kau pikir aku akan takut?" tanya Tia setelah menampar Izora.

Tamparan Tia membuat Izora semakin murka. "Untuk apa kau bertanya seperti itu Tia? Harusnya aku yang bertanya padamu apa yang sudah kau lakukan?" tanya Izora dengan nada tinggi.

"Memangnya apa yang aku lakukan padamu? Bukankah aku sudah memberikan semuanya padamu? Aku sudah meninggalkan ayahku, rumahku dan calon suamiku untukmu. Apalagi yang kau inginkan?"

Tia juga masih mampu berteriak pada Izora sebagai bentuk perlawanan yang masih bisa ia lakukan. Tia pikir dia harus berani dan tidak boleh takut pada Izora meskipun wanita itu membawa beberapa orang.

Izora yang melihat Tia berani padanya pun menata Tia dengan marah. "Apa kau bilang? Apa kau pernah memiki semua itu Tia? Apa ayahmu hanyalah milikmu sehingga kau pikir sudah memberikannya padaku? Apa rumah yang kau maksud itu sepenuhnya adalah rumahmu? Dan apa calon suami yang kau maksud telah benar-benar menjadi calon suamimu Tia?" tanya Izora sambil maju mendekati Tia lalu mendorongnya hingga jatuh.

"Katakan Tia! Apakah apa yang telah kau sebutkan tadi memang benar milikmu? Jika benar begitu, maka sekarang apa yang pernah kau rasa adalah milikmu sekarang sudah tidak akan lagi. Tidak ayahmu, calon suamimu ataupun rumah yang kau maksud."

"Apa kau lupa jika Varun menolak menikah denganmu itu karena kesalahanmu sendiri?"

Jahama hanya menganga menyaksikan semua ini, dia benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi pada menantunya dan Izora. Jahama memang tidak mengetahi apa masalahnya karena baik Zafar maupun Kamal tidak memberitahunya.

"Sekarang kenapa kau melaporkan ibuku kepada polisi Tia? Apa kau dendam dengannya? KATAKAN PADAKU!"

Izora membentaknya dan menjambak rambut Tia tanpa ampun, dia sudah seperti orang yang kerasukan dan tidak bisa mengendalikan amarahnya.

Tia kewalahan untuk melawannya karena beberapa luka di tubuhnya yang masih belum sembuh.

"Lepaskan aku Izora, aku tidak tahu," jawab Tia benar-benar tidak tahu siapa orang yang telah melaporkan Arni.

"Jangan pura-pura tidak tahu Tia, aku tahu kau membenciku dan ibuku, tapi kenapa kau tega melakukan semua ini?"

"Lepaskan aku Izora, aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi."

"Sekarang juga kau cabut tuntutanmu itu Tia, ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU?"

"Aaaa," teriak Tia saat Izora semakin kuat menggenggam rambut Tia yang terurai.

Jahama sangat terkejut dan ingin melerai mereka. Dia benar-benar sangat bingung sekarang. Tidak ada orang lain di rumahnya saat ini.

Izora meminta Tia berdiri lalu menarik tangannya untuk keluar dari rumah ini, namun Tia memberontak dan melepaskan tangannya.

"Aku tidak akan ikut denganmu, karena aku tidak melakukan apapun terhadap ibumu," ucap Tia dengan tegas.

"Berani kau Tia."

Izora meraih tangan Tia dengan cepat dan ingin mendorongnya lagi dengan kasar hingga membuat Tia kewalahan dan hendak terjatuh lagi. Namun kali ini seseorang menolongnya.

Zafar sudah kembali dan melihat sebuah kejahatan yang dilakukan di rumahnya dan itupun terhadap istrinya. Laki-laki itu tentu tidak akan tinggal diam.

Izora terkejut dengan kedatangan Zafar dan menatapnya dengan kemarahan di matanya. Zafar berdiri di depan Tia tidak akan membiarkan Izora menyentuh Tia lagi sedikitpun.

"Apa kau ingin menyusul ibumu ke dalam penjara?" tanya Zafar dengan jelas dan tegas pada Izora.

"Penjara? Apa maksudmu? Aku tidak memiliki urusan dengan seorang pelayan sepertimu."

"Tapi kau harus berurusan denganku."

"Diam kau! Aku ingin bicara pada perempuan yang telah berani melaporkan ibuku kedalam polisi."

Tia hanya menggeleng pelan menolak tuduhan Izora.

"Jika kau ingin marah dan balas dendam pada orang yang telah membuat ibumu masuk penjara, maka orang itu adalah aku," jujur Zafar yang mengejutkan banyak orang.

Semua orang yang mendengarnya pun tentu terkejut, termasuk Tia. Dia tidak percaya pada apa yang dikatakan Zafar.

"Iya, akulah orang yang telah membuat ibumu masuk penjara karena dia telah melakuan kekerasan pada Tia dan sekarang dia pantas untuk mendapatkan hukumannya," jelas Zafar.

Laki-laki itu ingin memberikan pelajaran pada Izora dan ibunya. "Jika kau ingin menyusul ibumu maka akupun bisa melakukannya Izora. Karena kau juga telah melakukan hal yang sama pada Tia saat ini."

"DIAM KAU ZAFAR!"

"Kau yang harus diam Izora. Jika kau ingin marah silahkan marah padaku dan jangan pernah menyentuh Tia lagi," tegas Zafar tidak main-main.

Izoraa benar-benar telah hilang kesabaran menghadapi Zafar. Dia meminta beberapa orang yang ia bawa untuk memberikan pelajaran pada Zafar.

"Hei apa yang kau lakukan? Zafar tidak bersalah, hentikan semua ini," pinta Jahama kaget karena orang-orang itu menghajar Zafar juga.

Tia juga tidak tahu dia akan terkejut dengan alasan yang mana. Pertama ternyata Zafar sudah melaporkan ibu tirinya dengan tuduhan penganiayaan dan kekerasan terhadap dirinya dan sekarang laki-laki itu harus dihajar dan menghadapi beberapa orang yang Izora bawa ke rumahnya.

Tia benar-benar seperti tidak sanggup lagi menghadapi semua permasalahan yang terus mengikutinya. Namun hati kecilnya masih menguatkannya setidaknya sampai dia bisa membalas perlakuan Izora terhadapnya.

"Habisi saja dia, aku tidak peduli," kata Izora pada orang-orang itu.

Zafar sudah terluka dan kewalahan menghadapi orang-orang itu sedangkan Tia tidak kuat berdiri lagi dengan kedua kakinya hingga ia jatuh terduduk melihat semua yang terjadi tanpa daya apapun.

"Aku mohon jangan siksa Zafar seperti ini, dia tidak bersalah huhuuu." Jahama menangis melihat ini.

Dengan sisa-sisa tenaga yang masih Zafar miliki dia pun bangkit melawan orang-orang itu. Semakin dia mengingat betapa kejamnya Arni kepada Tia selama ini maka dia semakin memiliki kekuatan untuk melawan orang-orang itu.

Izora terkejut karena Zafar justru semakin kuat untuk melawan orang-orang suruhannya.

Sampai akhirnya orang suruhan Izora pun kalah dan Zafar berhasil membuat mereka tidak berdaya. Meskipun dirinya juga sudah banyak terluka tapi dia mengabaikan luka itu.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan? Mau aku hajar juga?" tanya Zafar pada Izora.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status