"Aku mencintai kamu karena kamu suamiku. Aku hanya pengganti Kak Lussy."
"Aku mulai mencinta kamu Laura. Aku sudah tidak cinta pada Lussy, tolong percyalah padaku!""Lepaskan aku, aku mau mandi. Kamu tidur saja, aku malas dengan kamu." Laura langsung mendorong Brian dan dia langsung turun dari ranjang menuju kamar mandi.Saat itu Laura mandi di kamar mandinya. Lussy menerobos masuk ke kamar Brian. Brian membungkam mulut Lusssy dan mencium Lussy agar tidak berteriak. Brian tidak mau Laura kembaran Lussy itu tahu tentang hubungan terlarang ini dengan kakak kembar Laura."Diam kamu, dasar tidak tahu malu. Kenapa masuk ke kamarku? Kamu tahukan Laura sedang mandi?""Brianku sayang. Kamu itu cintaku dan kamu itu priaku jangan sentuh adik kembarku. Aku tahu dia masih perawan. Apa dia mau kamu sentuh?""Apa? Kenapa tidak ada bekas darah? Apa benar wanita yang aku kira polos itu sudah tidak perawan lagi?" tanya Brian saat dia memeriksa ranjangnya tapi tidak ada bekas darah."Dasar bodoh! Laura itu kembaranku dan pastinya sama denganku. Kamu saja yang mengira dia polos dan suci. Ayo ke kamarku saat ini, biarkan saja dia mandi." Lussy menarik Brian keluar dari kamarnya dan menuju kamar Lussy."Gila kamu! Dasar kembaran gila. Sumpah dia itu adik kamu dan aku ini suami adik kamu, Lus. Kamu juga tidak perawan wajar saja dia juga tidak perawan. Dia tidak selingkuh seperti kamu, kamu saja yang gila," gumam Brian."Hello... Brian sayang. Tunggu saja dia selingkuhin kamu nantinya, seperti saat ini kamu yang bermain api denganku di belakangnya. Karma itu ada, Brian." ejek Lussy."Kamu mau tidak? Malam ini aku akan memuaskan kamu di ranjang. Kamu dan Laura sama-sama gadis Kotor, tapi lebih hina kamu dari pada dia," jawab Brian yang emosi lalu memeluk Lussy dan menjamahnya dengan sangat kasar.Brian ke kamar Lussy dan saat itu mereka bercinta dengan sangat mesra. Laura kembali ke kamarnya sendiri, dia tidak curiga suamianya telah bermain api dengan kakak kembarnya.Malam itu juga Laura ada panggilan masuk ponselnya. panggilan yang masuk itu dari nomor yang tidak dia di kenal. Laura terkejut kalau yang menelponnya itu terdengar suara laki-laki. Suara laki-laki itu ternyata Rendra yang menelponnya. Lelaki yang lebih muda darinya yang kemarin telah bercinta dengan Laura di hotel."Hallo! Kamu tahukan siapa aku?" tanya Rendra melalui ponelnya."Gila kamu ya? Untung suamiku keluar malam ini. Kalau tidak gawat banget. Kamu kenapa menelponku? Apa tujuan kamu Rendra? Jangan mengangguku. Salahku apa padamu? Kamu tidak tahu malu nanti kamu dibilang Pebinor?" Jawab Laura."Aku menelpon kamu karena aku tertarik padamu. Kamu wanita pertama yang membuakut jatuh cinta.""Dasar gila! Aku istri orang." Laura marah lalu menutup telpon dari Rendra.***Malam hari itu telah berlalu begitu saja dan beganti pagi hari yang sejuk, penuh dengan embun pagi yang basah tapi indah. Matahari mulai menampakkan diri, pagi yang cerah. Namun suasana hati Laura saat itu sedang cemas memikirkan Rendra. Dia juga memikirkan perselingkuhan suaminya dan kembarannya yang telah berangkat kerja pagi-pagi.Suara bel pintu dipencet dan ada tamu ke rumah Laura."Siapa pagi-pagi begini bertamu? Membuatku kesal saja," kata Laura yang mendengar suara bel pintu rumahnya di pencet.Laura langsung membukakan pintu rumahnya."Hai Laura, terimah kasih sudah di bukakan pintunya," kata Rendra."Apa? Kamu ini stalker atau penguntit ya? Kamu tahu rumah dan nomor ponselku dari mana? Rendra, aku takut suamiku tahu. Kamu jangan masuk rumah ini, tolong pergi sana," gumam Laura yang membukakan pintu Rendra dan masih terkejut karena pria itu ke rumahnya."Aku kesini karena ada urusan dengan suami kamu.""Tolong jangan beritahukan suamiku kerjadian kemarin malam.""Aku kesini hanya akan bicara dengan suami kamu. Dia pergi dengan selingkuhannya dan dia tidak akan pulang.""Rendra, kamu cepat pergi dari rumah ini. Kamu temui saja suamiku. Ada urusan apa kamu kesini?""Aku punya video kita bercinta. Aku ingin kamu menuruti aku dan membantuku. Saat ini ikutlah aku ke luar sebentar.""Baiklah! Aku akan mengikuti kamu asal kamu tidak mengirimkan video itu ke suami kamu."***Rendra saat itu mengajak Laura makan bareng dan ke mall untuk beli baju. Laura merasa pria yang lebih muda darinya itu perhatian juga baik padanya. Rendra lebih hangat dan begitu peduli padanya dari pada Brian suaminya. Saat sedang makan ada gadis cantik dan dia berteriak memanggil nama Rendra."Rendra sayang! Kamu benarkan mantanku? Aku kangen sama kamu, Rendra." gadis cantik itu lalu memeluk Rendra."Silvia, aku sudah ada pacar. Kamu jangan memelukku sembarangan," kata Rendra yang melepaskan pelukkan Silvia."Pacarmu cantik dan tubuhnya bagus juga ya? Sial banget, aku tidak bisa move-on darimu. Apakah kamu sudah tidak cinta padaku? Padahal dulu kamu cinta mati padaku." Silvua medengus kesal."Ayo pergi sayang! Tinggalkan gadis gila ini," ajak Rendra dia menarik tangan Laura dan pergi dari tempat makan itu."Kurang ajar! Dia sudah memilki pacar. Sayang banget padahal dia kaya raya banget dari pada pacarku," kata Silvia.Laura sebenarnya marah karena Rendra memilik mantan yang begitu cantik. Laura sepertinya agak tertarik pada Rendra karena dia meskipun dingin ke mantannya dia perhatian pada dirinya."Itu mantanmu ya? Dia begitu cantik," puji Laura"Cemburu ya? Aku cinta kamu, Laura. Kita ke hotel lagi, ayolah sayang! Aku kangen sama kamu," ajak Rendra."Apa kamu gila, Rendra? Aku ini istri orang ketahuan nanti bagaimana, Ren?""Aku bawa baju dan kamu menyamar saja. Kalau kamu tidak mau ingat videonya," ancam Rendra."Baik! Aku akan turuti kemauan kamu," jawab Laura.Mereka pergi ke hotel yang dekat dengan mall dam tempat makan itu. Laura menyamar dengan memakai baju pria. Dia di suruh oleh Rendra dan Laura juga sama-sama selingkuh bermain api di belakang Brian. Tetapi itu bukan kemauan Laura sendiri, dia dipaksa dan diancam oleh Rendra."Ayo kita mulai saja! Aku mau cepat selesai dan cepat pulang.""Baiklah! Aku akan cepat dan hanya kamu wanita yang aku cintai. Aku akan merebut kamu dari dia.""Jangan pernah kasih tahu suamiku."Mereka bercinta di hotel itu lalu Rendra akan mengantarkan pulang Laura. Saat di perjalanan pulang Laura dari dalam mobil dia melihat suami dan kembarannnya masuk ke dalam restoran. Brian suami Laura berjalan di sebelah Lussy sambil memeluk pinggulnya dan terlihat mesra."Dia suami kamu dan dia kembaran kamu. Mereka terlihat mesra. Apa kamu sangat mencintai suami yang tukang selingkuh seperti dia?""Rendra, hatiku sakit. Tolong antarkan aku pulang ke rumah sekarang. Suamiku dan kakak kembarku tega sekali. Mereka makan bersama dengan mesra sedangkan aku tidak di ajak makan sianh di restoran mewah." Laura menangis."Benar, kamu hamil Sayang. Dokter bilang kamu pingsan karena kamu kemungkinan hamil. Nanti kamu akan tes kehamilan dan USG juga kalau kamu kurang yakin." Rendra terlibat begitu senang."Apa? Aku hamil? Aku tidak sangka aku bisa hamil lagi. Di umurku yang sudah 35 tahun dan umur kamu yang 27 tahun," Laura memeluk Rendra juga karena senang."Mulai sekarang kamu tidak boleh kerja dan kamu harus di rumah saja. Anak kita akan di urus baby sister karena dia mulai bersekolah di tahun ini," Rendra begitu perhatian pada Laura."Terimah kasih, Sayang. Aku sangat bahagia sekali hari ini." Rendra dan Laura sama-sama senang, lalu mereka sementara waktu menunggu dokter datang memeriksa Laura lagi. Satu jam kemudian Dokter datang dan saat itu juga Dokter menanyakan pada Laura apakah dia siap untuk melakukan tes kehamilan atau USG."Siang, saya langsung saja. Apa Anda Nona Laura siap untuk menjalani tes kehamilan?" tanya Dokter."Saya siap, Dokter.""Baiklah! Anda bisa tespack sendiri dan setelah pe
"Sayang, aku suka mari kita mulai." Rendra memeluk dan mencium mesra Laura yang sudah berada di kamar dengan kejutan mewah itu."Ehmmz... Jangan cium seperti ini! Ah... Sayang, kita baru sampai di kota Paris." Laura hanya mendesah saja saat Rendra sudah menanggalkan satu persatu bajunya dan menyentuh bagian tubuh bawahnya."Rendra, cukup." suara rintihan Laura semakin membuat hasrat Rendra memuncak.Dia begitu cepat menyatukan diri mereka di dalam kenikmatan surga dunia bercinta saling memiliki satu sama lain. Rendra dan Laura sudah tenggelam di antara gairah mereka, mereka saling memuaskan satu sama lain hingga mereka kelelahan. Rendra dan Laura memutuskan untuk mengakhirinya."Sayang, aku akan mandi air hangat meski musim dingin disini. Kita belum makan malam nanti ajak Papa dan anak kita makan malam di restoran yang dekat hotel ini saja, ini masih jam 7 malam," kata Laura."Ayo mandi bersama! Aku akan memandikan kamu." Rendra dengan cepat mengendong Laura yang belum memakai sehelai
Saat Laura tidur dia bermimpi Lussy selalu datang di mimpinya."Laura, aku akan bunuh kamu." "Tidak! Jangan Kak Lussy, maafkan aku!" Laura bermimpi Lussy setiap malam."Sayang, bangunlah! Tidak ada Lussy disini." Rendra membangunlah Laura yang bermimpi Lussy setiap hari."Tidak! Sayang, sudah 3 bulan aku selalu bermimpi tentang Kak Lussy. Ayo kita ke makamnya saja, aku akan membawa bunga untuknya." Laura terbangun dia berkeringat dingin seolah Lussy memang akan membunuhnya.Sudah tiga bulan mimpi itu berulang terus meskipun dia sudah melakukan kebaikan untuk menebus dosanya. Ingat! Balas dendam itu memang tidak baik karena semakin kamu terjerumus dalam lingkaran dendam, maka kamu tidak akan kembali. Nyawa dibalas dengan nyawa pun akan membuat hidup kamu di kejar dengan rasa bersalah, sejatinya memaafkan itu sulit tapi memang ada kalah begitulah dalam kehidupan.Seperti yang dialami, Lussy, Brian dan Laura maupun Rendra, mereka semua hanya terjebak di masa lalu dan mungkin saja bisa h
"Laura, tenang saja! Lussy sudah meninggal dan kamu bukan pembunuh hanya menghukum pembunuh kedua orang tua kamu saja," sahut Rendra."Tidak! Rendra, ini dosa dan aku menyesal karena telah membunuh Lussy. Tanganku penuh darah Lussy, aku menembaknya. Aku bersalah! Apa yang harus aku lakukan?" Laurs menangis dan dia duduk di lantai rumah sakit karena mendengar Lussy tidak bisa disematkan."Nona Laura, dia itu wanita gila yang berbahaya Anda tenanglah! Anda tidak usah panik. Maaf! Saya tidak bisa menyelamatkan Nona Lussy," kata Dokter yang baru saja mengabarkan kalau Lussy meninggal dunia."Dokter, Anda tidak bersalah! Ini sudah takdirnya dan dia pantas meninggal karena dia pembunuh orang tuanya dan dalang pembunuh istri saya juga anak kandungnya. Tolong siapkan jenazah dia dan nanti biarkan saya yang mengurus pemakamannya karena istri saya sangat sock melihat saudara kembarnya meninggal," pinta Rendra."Ya Tuan Rendra." Dokter segera menyuruh suster untuk mengurus pasien karena setelah
"Lussy sekarang berada di rumah sakit jiwa, dia diantarkan gila oleh dokter sejak 1 bulan yang lalu. Sayang, aku harus mencari Lussy hingga dapat karena dia itu bisa membahayakan nyawa orang lain," jawab Rendra."Apa? Kalau begitu aku ikut kamu mencari Kak Lussy," sahutnya."Baiklah! Aku akan datang membantu kalian. Aku tutup dulu telponnya dan kabari aku lagi nanti. Kirim lokasi kalian," jawab Rendra pada anak buahnya yang menelpon dirinya."Siap Tuan."Rendra menutup ponselnya dan sekarang dia mulai berbicara dengan Laura. Laura tidak sangka kalau Kakak kembarnya akan menjadi gila hanya karena kematian Brian."Kak Lussy itu kejam sudah membunuh kedua orang tua kita, dia sekarang gila hanya karena kematian Brian. Apa kita bisa menghukum dia?" Laura hanya tidak suka kalau Lussy menjadi gila karena dia tidak bisa menghukum Lussy karena terlibat pembunuhan kedua orang tua mereka."Hukum sesuka hati kamu karena dia membunuh kedua orang tua kamu dan merencanakan pembunuhan kamu. Dia otak
"Tuan Rendra, Nona Lussy sepertinya terlibat pembunuh Papa dan Mamanya karena ada beberapa bukti tapi belum cukup kuat, sepertinya dia dulu menghancurkan beberapa bukti lain," jawab anak buahnya melalui ponselnya."Apa? Kamu tidak berbohong? Bagaimana bisa saudara kembar istriku membunuh orang tuanya? Itu tidak mungkin, bukankah Papa dan Mama mertua itu meninggal karena sakit lalu mereka kecelakaan berdua?" Rendra sangat kaget."Apa? Tidak mungkin Kak Lussy pembunuh kedua orang tua kita, aku dengan mata kepalaku sendiri tahu Papa dan Mama meninggal saat perjalanan pergi ke rumah sakit." Laura juga sangat kaget mendengarkan ucapan anak buahnya."Kamu cepatlah temui aku di rumah. Aku ingin melihat semua kejadian di masa lalu yang kamu dapatkan. Informasi itu sangat penting dan aku yakin kamu pasti bisa menemukannya setelah kita bertemu." Rendra meminta anak buahnya segera menemuinya."Siap Tuan! Saya matikan dulu panggilannya, setelah ini saya akan segera menuju rumah Anda." anak buahny