Share

Di Tolong Seorang Dokter

Author: Rasyidfatir
last update Huling Na-update: 2025-04-28 06:24:10

Winda menggunakan baju sederhana, panjang namun tetap kelihatan modis karena wajah Winda yang sudah cantik dari sana nya. Apapun yang di kenakannya terlihat branded.

Tangannya tampak canggung membenarkan hijabnya sedari tadi. Abie tersenyum, meraih tangan Winda terus menggandengnya. Mereka memasuki sebuah Cafe sederhana yang di penuhi candle Light di atasnya. Seperti orang yang baru pertama kali pacaran tangan Winda dingin sedari tadi. Ia memang tidak pernah bersentuhan dengan laki-laki. Apalagi pakai acara di gandeng segala. Meski ini bukan pertama kalinya Abie menggandeng tangannya. Tetap saja ada rasa deg-degan merayap di hatinya. Jantungnya terus berpacu seiring langkah kakinya.

Banyak pasang mata yang menatap iri dan kagum. Mereka seperti bintang tamu di Cafe itu. Yang satunya cantik dan yang satunya ganteng. Ada juga yang di marahi pacarnya gara-gara melihat Abie atau Winda terlalu lama.

"Mas matanya di jaga dong!" cubit salah seorang wanita pada pacarnya.

"He ... he ... he maaf
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Usaha Reyhan

    Reyhan berdiri sejenak di depan pintu rumah, menatap jalanan kosong yang baru saja dilewati mobil Aurel.Tanpa pikir panjang, ia meraih kunci mobil di meja kecil dekat pintu. Dalam hati, ia tahu… kalau ia membiarkan ini berlarut, Aurel akan semakin jauh darinya.Tanpa mempedulikan Talita yang masih menahan isak di dalam rumah, Reyhan melangkah cepat ke garasi, menyalakan mobil, dan melajukan kendaraannya dengan satu tujuan yaitu menyusul istrinya.Reyhan menyalakan ponsel, mencoba menghubungi Aurel. Tapi sambungan ditolak. Berkali-kali.“Aurel, jangan keras kepala…” gumam Reyhan, menambah kecepatan mobilnya.Aurel baru saja duduk di balik mejanya, membuka laptop sambil mencoba menenangkan diri. Senyum-senyum rekan kerja yang menyapanya pagi itu hanya dibalas anggukan tipis. Hatinya masih terlalu penuh.Baru lima menit, suara pintu diketuk singkat lalu terbuka.Aurel mendongak. Jantungnya nyaris berhenti. Reyhan berdiri di ambang pintu ruang kerjanya dengan jas masih lengkap, wajah teg

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Lebih Baik Kamu Pergi

    Udara subuh menelusup masuk lewat celah jendela kamar. Dingin menggigit kulit. Reyhan terbangun pelan, menggeliat kecil di atas sofa yang ia pakai tidur semalaman di kamar itu.Ia menoleh. Di atas ranjang, Aurel masih terlelap, membelakangi dirinya.Selimutnya agak turun, menyingkap pundak mungil Aurel yang hanya dibalut kaus tipis. Rambutnya tergerai di atas bantal, napasnya teratur.Reyhan menghela napas pelan. Dingin merayap di sekujur tubuhnya, tapi dingin yang lain dingin dari sikap Aurel jauh lebih menusuk.Ia bangkit pelan, duduk di tepi sofa. Matanya tak lepas dari sosok Aurel.Beberapa saat, ia hanya menatap, menimbang. Lalu perlahan, Reyhan berdiri, melangkah mendekati sisi ranjang.Ia bangkit pelan, duduk di tepi sofa. Matanya tak lepas dari sosok Aurel. Di sisi ranjang, Aurel terlelap dalam damai, nafasnya teratur, wajahnya begitu tenang seolah dunia di sekitarnya tak mampu mengusiknya.Reyhan menatapnya lama, ada sesuatu yang menyesak di dadanya — rasa rindu yang tak pern

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Menolakmu

    Reyhan berdiri di depan pintu kamar yang tertutup rapat. Ia mengangkat tangan, mengetuk pelan sekali. Satu dua kali namun tak ada jawaban dari dalam."Aurel…" suaranya terdengar lembut, hampir berbisik di sela keheningan malam. "Boleh aku bicara sebentar?"Sunyi. Hanya denting jam dinding yang terdengar samar.Reyhan menarik napas pelan, lalu kembali mengetuk, sedikit lebih keras. "Aku nggak mau bertengkar lagi ... tolong buka pintunya."Di balik pintu, Aurel terduduk di tepi ranjang, memeluk lututnya sendiri. Ia mendengar suara itu, suara yang selalu bisa melembutkan hatinya. Tapi kali ini, hatinya terlalu penuh luka dan kecewa. Jemarinya menggenggam erat selimut, menahan gejolak yang bergemuruh di dadanya."Sayang… aku cuma mau jelasin sebentar." Reyhan mencoba sekali lagi.Namun, tetap tak ada tanggapan. Tak ada langkah mendekat. Tak ada kunci yang diputar.Reyhan menunduk, matanya menatap kusen pintu dengan tatapan sendu. Ia sadar… untuk saat ini, Aurel memang belum ingin membuka

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Salah Faham

    Di ruang tengah rumah Aurel dan Reyhan, suasana yang tadinya tenang berubah menjadi tegang. Aurel berdiri di depan Reyhan dengan mata berkaca-kaca, sedangkan Reyhan bersandar di dinding, kedua tangannya terlipat di dada."Kamu pikir aku nggak lihat gimana caranya dia mandang kamu?" suara Aurel meninggi, nada cemburunya jelas terdengar.Reyhan menghela napas kasar."Dia sepupuku, Rel. Dia datang cuma mau numpang nginap. Kenapa sih kamu selalu mikir yang nggak-nggak?"Aurel menahan amarah yang mendesak di dadanya."Dia datang pakai pakaian begitu, celana pendek sepinggang... duduk di sofa rumah kita, dekat kamu! Dan kamu diam aja? Masih bisa ketawa-ketawa segala!"Reyhan menatap Aurel tajam."Kamu tuh kelewatan, Aurel. Ini rumah kita! Aku berhak ngundang siapa aja. Lagian, kamu yang salah karena selalu mikirin yang jelek tentang aku."Aurel menggeleng pelan, dadanya terasa sesak."Bukan aku yang salah... tapi kamu yang nggak pernah peka! Atau jangan-jangan... kamu memang suka dia ada di

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Penyesalan

    Suasana makan siang itu hangat. Tawa kecil Zahra dan Abel sesekali terdengar di antara percakapan ringan. Hisyam menyuapi ibunya semangkuk sup hangat, membuat wanita itu merasa diterima di tengah keluarga. Namun tiba-tiba…Tok… tok…Suara ketukan tongkat di lantai membuat semua kepala menoleh.Di ambang pintu, berdiri Kakek Hisyam. Wajahnya datar, sorot matanya tajam menatap ke arah Raisa.Raisa tercekat. Sendok di tangannya nyaris terjatuh. Ia segera bangkit berdiri, napasnya memburu. Tanpa sadar, ia mundur beberapa langkah, hendak berbalik meninggalkan meja.“Maaf… aku… aku harus pergi,” bisik Raisa tergesa, suaranya gemetar.“Bu… kenapa?” tanya Hisyam, bingung.Raisa menunduk, menggigit bibirnya menahan takut. Ia takut sosok tua itu akan kembali memisahkannya dari anak kandungnya, seperti dulu.Namun sebelum ia sempat melangkah pergi, suara serak Kakek memecah keheningan.“Raisa… jangan pergi.”Langkah Raisa terhenti. Ia memejamkan mata, tubuhnya gemetar.Semua orang di meja makan

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Penjelasan Dari Hisyam

    Abian dan Abel datang ke rumah Papanya. Mereka penasaran dari cerita Zahra kemarin. Tetapi Zahra tidak menceritakan keseluruhan kejadiannya. Ia ingin Abian mendengarnya sendiri dari Hisyam. Di ruang tamu, duduk seorang wanita tua berkerudung sederhana, dengan wajah lembut penuh gurat lelah. “Papa…” panggil Abian, “siapa beliau?” Hisyam menarik napas. “Beliau… Ibu Papa. Raisa.” Abian tertegun. “Ibu Papa? Bukannya… nenek sudah meninggal?” Hisyam menunduk. “Papa juga berpikir begitu. Tapi ternyata… beliau hidup. Dan selama ini… beliau hidup di jalanan. Nenek Raisa adalah ibu kandung Papa. Sedangkan nenekmu yang biasa kamu kenal sudah meninggal itu adalah ibu angkat Papa." Raisa menatap Abian, suaranya pelan, serak. “Maafkan nenek, Nak… Maaf karena nenek nggak pernah ada buat Papa kamu… dan buat kamu.” Abian menatap sang ayah, matanya bergetar. “Papa… kenapa Papa nggak pernah cerita?” Hisyam melangkah mendekat, menatap mata putranya. “Papa nggak berniat nyembunyiin.Papa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status