Home / Romansa / Terpikat Janda Montok / Hentikan semua ini!

Share

Hentikan semua ini!

Author: Ele Storie
last update Huling Na-update: 2022-02-12 00:03:11

Haikal mengatur nafasnya perlahan. Ia tidak boleh gegabah dalam mengambil tindakan. Biarlah apa yang Raykel lakukan. Ia akan memikirkan cara untuk menggagalkan rencananya.

"Apa aku harus melamar Mira juga malam ini. Tapi bagaimana dengan mamah dan papah? Mereka tidak merestui hubunganku." Haikal mengusap wajahnya kasar.

"Kalau menurut saya itu terlalu cepat, Pak. Lagipula bapak belum mengenal Bu Mira lebih dalam," ucap orang suruhannya yang kini berdiri di hadapan Haikal.

"Kau tahu apa tentang wanitaku? Aku memang belum mengenalnya lebih jauh, tapi aku yakin Miranda adalah wanita baik-baik."

"Maaf, Pak. Bukannya saya lancang, tapi--"

"Tapi apa?" tanya Haikal menatap tajam.

"Informasi yang saya dapat, Bu Miranda itu sebelumnya tidak pernah menikah," ucap pria itu menunduk takut.

"Maksud-mu, Miranda hamil di luar nikah. Begitu?" tanya Haikal menyelidik.

"I-iya, Pak. Maaf saya harus menyampaikan berita tidak enak ini."

"Baiklah, tak masalah. Kau boleh keluar sekarang!" Haikal mengibaskan tangannya, kemudian pria itu berlalu pergi.

Alih-alih melanjutkan pekerjaanya, Haikal malah kepikiran dengan ucapan orang suruhannya. Selama ini ia sibuk mengejar Miranda, namun Haikal tak sama sekali kepikiran mengorek masa lalu wanita itu. Tapi bukankah setiap orang punya masa lalu? Dan itu bukan urusan siapapun. Haikal tak ingin mencari tahu sesuatu yang akan membuatnya sakit hati.

Dreet

Satu pesan masuk dari Papah Dedi, membuat Haikal langsung membacanya.

"[Sore nanti papah tunggu di restauran biasa. Ada hal penting yang papah sama mamah mau bicarakan.]" Papah.

Haikal mengernyit.

"Tumben sekali. Pasti ada macem-macem." Haikal berprasangka buruk. Pasti ada hubungannya dengan perjodohan itu. Ia sudah bisa menebak apa yang akan mereka bicarakan.

*****

Jam makan siang, Haikal meraih jas-nya yang bertengger di kursi, lalu menyambar kunci mobil dengan cepat.

"Bapak mau ke mana?" tanya Lussi saat berpapasan di lift.

"Mau makan siang. Kamu gak makan?"

"Ini mau makan juga, Pak. Kebetulan dong, kalau bareng saja bagaimana, Pak?" ajak Lussi antusias.

"Waduh, gak bisa, Lus. Saya ada janji makan di luar sama teman," jawab Haikal berbohong. Ia pun tergesa-gesa keluar saat lift terbuka.

Lussi langsung menghentakkan kakinya kesal. Bagaimana ia bisa dekat dengan Haikal, kalau setiap kali di ajak makan bareng saja Haikal selalu menolak. Padahal Lussi merasa dirinya memang pantas bersanding dengan pria tampan itu. Selain seksi, Lussi pun masih berstatus sebagai gadis.

"Lihat saja nanti, aku akan menyingkirkan janda sialan itu, dan membuat Pak Haikal bertekuk lutut padaku!" ucap Lussi geram.

Sementara itu, Miranda yang tengah makan siang bersama Bu Rara dikejutkan dengan kehadiran Haikal. Haikal tiba-tiba saja bergabung tanpa di suruh. Dengan menebarkan senyumnya yang paling manis, Haikal duduk bersebelah dengan Miranda.

"Selamat siang, para ibu-ibu," sapa Haikal tersenyum ramah.

"Eh, selamat siang, Pak," jawab Bu Rara tak kalah ramah. Dia tahu kalau Haikal adalah anak dari Rektor di kampus ini.

"Kebetelun nih Pak Haikal datang, jadi bisa menemani Bu Mira makan. Soalnya saya sudah duluan tadi, ini mau masuk kelas lagi," ucap Bu Rara menyenggol lengan Miranda. Sontak saja Miranda melotot, kenapa Bu Rara malah mau meninggalkannya berdua dengan Haikal. Tentu saja ia gugup. Rara memang sengaja melakukannya, karena dari gosip yang beredar, Haikal menyukai Miranda. Rara pun tidak mau jadi penghalang. Membiarkan mereka ngobrol berdua agar lebih leluasa.

"Wahh begitu ya, Bu. Dengan senang hati saya akan menemani bidadari cantik ini," ucap Haikal tersenyum nakal. Miranda pun memutar kedua bola matanya jengah.

"Saya permisi." Bu Rara meninggalkan keduanya.

Suasana pun nampak hening, sesekali Haikal menggodanya, Miranda hanya diam saja.

"Makan yang banyak, sayang. Biar banyak tenaga," ucap Haikal mencairkan suasana.

Miranda menghela napas sambil tersenyum kaku.

"Bisa gak bapak jangan manggil saya sayang-sayangan. Kalau di dengar sama yang lain gak enak, Pak!" ucap Miranda kesal. Ia sangat risih dengan panggilan itu.

"Lho, kan maggilnya pelan, sayang. Memang ada yang salah kalau saya sayang sama kamu?" tanya Haikal semakin menggoda.

"Bapak tuh gak nyambung banget ya. Saya cuma bilang jangan panggil sayang! Ini gak ada hubungannnya sama perasaan. Mau bapak sayang ke saya atau ke siapapun itu hak bapak, saya gak peduli!" Miranda hendak berdiri, namun Haikal menahan lengannya.

"Please, Mir. Jangan bersikap seperti ini terus. Saya benar-benar serius mencintai kamu. Saya ingin menjadi Ayah dari anak kamu, dan--"

"Cukup!" Miranda memotong ucapan Haikal dengan cepat. "Saya kan sudah bilang, saya gak ingin menikah dengan siapapun."

Haikal pun berdiri menatapnya lekat-lekat.

"Yakin gak mau menikah dengan siapa-siapa? Kalau nanti ada yang melamar kamu secara mendadak, apa kamu akan terima?" tanya Haikal memancing. Ia ingin memastikan jawaban Mira. Karena nanti malam Raykel akan melamarnya, walaupun Mira belum tahu rencana pria itu.

"Tidak! Saya tidak akan terima!" setelah mengatakan itu Miranda langsung berlalu pergi.

Haikal akhirnya bernapas lega. Setidaknya ia aman karena Miranda pasti akan menolak Raykel.

Setelah melanjutkan makannya, Haikal langsung kembali ke kantor.

*****

1 jam lamanya Pak Dedi dan sang istri menunggu Haikal di restauran. Namun putranya itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Membuat keduanya pun cemas.

"Om, Tante, apa Haikal-nya masih lama? Kok aku jadi gerogi gini ya," ucap seorang gadis yang daritadi hanya mengaduk-aduk minumannya. Ia merasa gelisah.

"Sabar ya, sayang. Haikal pasti sebentar lagi datang," ucap Mamah Siska mengusap lembut punggung gadis itu.

"Nah itu dia orangnya," ucap Pak Dedi manakala matanya melihat sosok Haikal yang baru saja sampai.

"Haikal sini, Nak," panggil Mamah Siska membuat Haikal menoleh. Namun sedetik kemudian ia pun mengernyit. Ketika matanya melihat seorang gadis duduk bersama kedua orang tuanya.

"Maaf lama, Pah, Mah." Haikal langsung menjatuhkan bokongnya bersebelahan gadis itu.

"Tidak apa-apa yang penting kamu datang. Kalau tidak, papah gak enak sama Nak Cindy. Bukan begitu, Mah?" tanya Pak Dedi.

"Iyah, Pah. Kasian Cindy ikut menunggu lama," ucap Mamah Siska membuat Cindy tersenyum malu.

"Tidak apa-apa, Tante."

"Bentar deh, sepertinya kita pernah ketemu, tapi di mana ya?" tanya Haikal menunjuk Cindy, berusaha mengingat.

"Iyah kita memang pernah ketemu, Pak. Cindy kan kuliah di kampus dekat perusahaan bapak," jawab Cindy antusias. Walaupun dirinya pernah bersikap bar-bar di hadapan Haikal saat itu, namun saat ini Cindy harus menjaga sikap agar menarik perhatian kedua orang tua Haikal.

"Ooooo, lalu kenapa kamu di sini?" tanya Haikal menatap kedua orang tuanya bergantian. Juga pada gadis itu.

"Cindy ini gadis yang akan papah jodohin dengan kamu," ucap Pak Dedi yang mana membuat Haikal langsung ternganga.

"Apa??

*****

Haikal langsung menyambar kunci mobil setelah perdebatan panjang antara dirinya dan Pak Dedi. Ia tidak habis pikir sama kedua orang tuanya. Ini bukanlah jaman siti nurbaya yang harus dijodoh-jodohkan. Haikal merasa dirinya sangat laku dan bisa mencari pilihannya sendiri.

"Papah dan mamah bener-bener kelewatan," gumam Haikal memukul stir berkali-kali. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh ke suatu tempat.

Tiba di sebuah apartemen, Haikal langsung di sambut dengan Jaja, sahabat karibnya.

Melihat Haikal yang lesu, Jaja pun rasanya ingin terbahak. Tidak seperti biasanya seorang Haikal Haditama memasang tampang sedih seperti ini.

"Lo kesambet setan apa, dateng-dateng langsung termenung. Curhat dong, Bro," ucap Jaja terkekeh. Haikal pun menghembuskan napasnya secara kasar.

"Gua mau di jodohin," ucap Haikal lesu. Lain hal dengan Jaja yang antusias mendengarnya.

"Serius lo, enak dong sebentar lagi bakalan belah duren," goda Jaja terkekeh.

"Mata lu enak. Gua cuma mau belah duren sama Miranda!" Haikal langsung melempar bantal yang ada di sofa tepat ke wajah Jaja. Pria tampan setengah bule itu hanya terbahak.

"Orang tua lu pasti ingin yang terbaik. Inget Bro, Janda memang menggoda, tapi perawan lebih menawan. Lu pikiran baik-baik dah. Semua juga buat masa depan lu," ucap Jaja menasehati. Namun berkali-kali, Haikal pun enggan mendengernya.

Mereka berdua ngobrol ke barat ke timur hingga larut malam. Haikal melirik arloji di pergelangan tangannya. Ia pun tersentak karena baru megingat sesuatu.

"Astaga gua lupa, Ja. Ada hal penting yang harus gua selesaian." Haikal menyambar kunci mobil dan keluar tergesa-gesa. Jaja mengangkat bahunya tak peduli. Kelakuan Haikal memang seperti itu. Datang tak di undang pulang pun mendadak tanpa pamit.

Tiba di sebuah kontrakan, Haikal langsung menerobos masuk begitu melihat sebuah motor terparkir di samping rumah bercat biru.

Haikal menatap jengah seorang pria yang kini tengah berlutut di hadapan Miranda dengan menyodorkan sebuah buket bunga.

"Hentikan semua ini!" pekik Haikal geram. Ia mengepalkan kedua tangannya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terpikat Janda Montok   Berakhir...

    PRANGGG.....!!!Pecahan gelas berhamburan membuat Cindy menutup telinga saking terkejutnya."Tante, are you okey?" ucapnya sangat panik.Mamah Siska memegangi dadanya seakan tak percaya. Betapa tidak, Cindy datang membawa kabar mengejutkan hingga membuat dirinya shock."Kamu dapet video ini darimana, Cindy? Om harus ketemu Haikal sekarang juga," ucapnya masih tak percaya. "Tadi saat Cindy ke cafe sama Jaja, Cindy gak sengaja liat mereka di parkiran. Awalnya Jaja mau nyamperin, tapi Cindy tahan dulu siapa tahu mereka bicara serius. Dan ternyata benar saja, Om. Percakapan mereka bikin Cindy shock bukan kepalang. Ternyata masa lalu Bu Mira itu ada kaitannya dengan Haikal. Untung saja tadi aku videoin, jadi tante sama om bisa dengar langsung," tutur Cindy panjang lebar."Kenapa Haikal tidak pernah cerita sama tante selama ini. Dia tertekan sendiri karena merasa bersalah atas sesuatu yang tidak sengaja dibuatnya. Tante pikir beberapa tahun ini Haikal tertutup dan jarang pulang itu semua

  • Terpikat Janda Montok   Terbongkar 2

    Sky...!" suara panggilan setengah berteriak itu membuat Sky dan Richard menoleh ke belakang. Saat ini mereka berada tepat di parkiran.Alangkah terkejut begitu melihat Haikal datang menghampirinya dengan raut yang sulit dijelaskan. Marah, tentu saja Haikal marah setelah tahu siapa dalang dari masa lalunya. Haikal memang sengaja menunggu di parkiran karena tak ingin membuat keributan di dalam cafe.DUAKKKK......!!!Satu kepalan tinju mendarat tepat di perut Sky hingga laki-laki itu tersungkur sambil memegangi perutnya."Bangun kau!" Haikal menarik kerah kemeja Sky dengan kasar."Jadi selama ini kau menjebakku, hah? Dasar brengsekk!"DUAKKK....DUAKKK... DUAKKK...."A-aku bisa jelaskan semuanya," ucap Sky terbata-bata.Richard yang melihat itu pun merasa iba. Bagaimanapun juga dirinya ikut masuk ke dalam masalah ini."Haikal, tolong maafkan kami. Sky melakukan semua ini karena dia sangat mencintai Aluna," bela Richard sambil memohon.Mendengar itu, Haikal langsung melepaskan genggaman

  • Terpikat Janda Montok   Terbongkar

    Malam semakin larut, Mira terbangun dari tidur pulasnya karena menyadari sang suami tidak berada di sampingnya. Padahal Haikal bilang hanya sebentar, tapi kenapa tengah malam gini belum juga pulang.Mira menguncir rambutnya dengan jedai, setelahnya ia keluar kamar. Hal pertama yang ingin dilihat adalah putranya. Mira membuka pintu kamar Ochan memastikan putranya sudah tidur atau belum. Dan ternyata begitu pintu dibuka pelan-pelan, buah hatinya sudah tidur begitu nyenyak. Mira tersenyum lega. Ia pun menutup pintu kembali.Mira memutuskan menunggu Haikal di ruang tamu sambil menonton Tv. Namun lama kelamaan semakin jenuh, karena tidak ada tontonan yang menarik."Hoammm... Kenapa suamiku belum juga pulang," gumamnya lesu ditambah ngantuk.Berkali-kali matanya menengok ke arah jendela berharap mendengar suara mobil suaminya, namun pria itu tak kunjung pulang."Mudah-mudahan Bang Haikal baik-baik saja. Kenapa aku jadi cemas," gumamnya gelisah."Sebaiknya aku telpon." Mira langsung mengambi

  • Terpikat Janda Montok   Kenapa kau tidak ingat wajah gadis itu?

    Lelahnya perjalanan pulang dari Bali menuju Jakarta memakan waktu kurang lebih 2 jam. Mira mendadak sakit, tubuhnya lemas dan ia muntah-muntah. Hal itu membuat Haikal cemas dan langsung membawanya ke rumah sakit. Dokter menyarankan agar Mira bed rest total untuk memulihkan kesehatannya. Haikal pun lega karena janin yang ada dalam kandungan istrinya baik-baik saja. Ia tidak akan membiarkan Mira untuk melakukan apapun selama kondisinya masih kurang fit."Kau dengar tadi dokter bilang apa kan. Sekarang istirahatlah, Aku ada urusan di luar sebentar. Jadi, tidak apa-apa ya aku tinggal," ucap Haikal setelah menutupi tubuh istrinya dengan selimut."Mau ke mana? Bukannya abang juga perlu istirahat. Kita baru saja pulang dari Bali," jawab Mira lemas."Iya, sayang. Tapi ada sesuatu penting yang harus aku selesaikan. Nanti juga kau akan tahu," jelas Haikal.Mira mengernyit bingung."Sesuatu penting?" tanyanya penasaran."Abang gak bisa jelasin sekarang karena buru-buru. Kamu tidur ya, biar bada

  • Terpikat Janda Montok   Aluna terkejut

    Hampir saja kedua bola mata Sky melonjak keluar begitu melihat foto wanita yang baru saja Richard kirim.Betapa tidak, wanita yang selama ini menjadi istri Haikal ternyata memang benar pelayan di malam itu.Sky sampai menggeleng sakit terkejutnya. Kenapa dunia sempit sekali. Apakah takdir memang sengaja mempertemukan mereka karena berjodoh.Aluna sampai penasaran, apa yang dilihat Sky di layar ponselnya hingga membuat ia termangu.Detik itu juga ia rebut ponselnya dari tangan Sky sampai laki-laki itu terkejut dibuatnya."Aluna, kembalikan hp ku! Kau ini lancang sekali!" pekik Sky berusaha merebut ponselnya kembali. Namun sayang, Aluna berhasil melihatnya.Terkejut, tentu saja. Ternyata wanita dalam foto ini adalah Miranda. Aluna langsung memasang wajah tegas yang mana membuat Sky gelagapan dibuatnya."Jelaskan maksud semua ini, Sky?" tekan Aluna masih dengan nada pelan."I-itu--" jawab Sky terbata-bata."Itu apa? Jelaskan semuanya padaku, apa hubungan Miranda dengan pelayan itu?!""

  • Terpikat Janda Montok   Ternyata Sky dan Richard?

    Salah satu pantai terindah di Kota Denpasar adalah Pantai Karang, selain memiliki banyak fasilitas yang menarik, Pantai Karang juga dikenal sebagai tempat yang menyajikan panorama indah matahari terbit dan matahari terbenam. Hal ini menjadi buronan bagi si pemburu foto. Tentu banyak fotografer yang mengunjunginya karena hal tersebut. Sebab itu Haikal memilih Pantai ini untuk berlibur dengan keluarganya. Selain pemandangannya yang indah, Haikal yakin Mira dan Ochan akan tertarik melihat berbagai fasilitas yang ada pada pantai ini.Seperti sekarang, Ochan tengah asyik bermain ayunan. Bocah itu terlihat riang bermain sendiri, apalagi banyaknya burung-burung yang beterbangan, membuat Ochan semakin betah."Tempat ini lebih menarik dari yang kemarin ya, Bang," ucap Mira sambil melihat sekeliling."Kamu suka?" "Suka banget, makasih ya sudah ngajak aku jalan-jalan," ucap Mira seraya bergelayut manja di lengan suaminya."Sama-sama, Mir. Yang penting kalian bahagia, Abang juga bahagia," jawab

  • Terpikat Janda Montok   informasi Joe tentang Richard

    Jam terus berputar, setelah menghabiskan waktu sore bermain ditepi pantai, Haikal memutuskan kembali ke Hotel untuk beristirahat. Sebenarnya Mira dan Ochan masih betah disana, namun karena hari sudah mulai gelap, Haikal memaksanya untuk pulang. Haikal berjanji besok pagi akan membawa istri dan anaknya bersenang-senang, namun ke tempat yang lebih menarik."Sudah kenyang, sayang?" tanya Haikal pada Ochan yang terlihat lahap menghabiskan makan malamnya."Kenyang, Pah," jawabnya sambil memegangi perut."Kalau kamu gimana, Mir? Apa bayi kita sudah kenyang di dalam perut?" tanya Haikal sambil mengelus perut istrinya yang sedikit mulai membuncit.Melihat kelakukan Haikal yang menurutnya lebih menyayangi calon adiknya daripada dirinya, Ochan pun bangkit dan berlari naik ke atas kasur."Ochan kenapa, Bang?" tanya Mira bingung. Ia langsung mendekati putranya yang merajuk."Apa aku salah ngomong?" batin Haikal tak kalah bingung.Sesaat kemudian ia menepuk jidatnya karena merasa bodoh. "Astagfiru

  • Terpikat Janda Montok   Berangkat ke Bali

    Keesokan hariSemua barang-barang sudah dimasukkan ke dalam bagasi. Sementara Mira tengah memakaikan Ochan sepatu. Bocah itu sangat antusias diajak jalan-jalan mendadak seperti ini. Pasalnya semalam sang mamah tidak mengatakan apa-apa."Sudah siap, sudah rapi, cuss kita berangkat," ucap Mira bersemangat."Oke, mamah." Ochan pun tak kalah semangatnya. "Saya berangkat ya, Lia. Nanti kalau Anni datang titip salam saja," ucap Mira berpamitan. "Tenang saja kalian akan saya belikan oleh-oleh.""Asikkkk, siap mbak kalau gitu. Semoga selamat sampai tujuan, aamiin," jawab Lia semangat."Ya sudah ayok nak kita berangkat," ajak Mira menggandeng putranya.Haikal sudah menunggunya di depan gerbang. Begitu sang istri dan anaknya muncul, ia segera membukakan pintu. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju Bandara Soekarna-Hatta.Di sana, sudah ada Joe dan Lussi yang siap membantu membawa kopernya sampai masuk. Sepanjang perjalanan, Miranda dan Ochan terlihat ceria. Mereka antusias karena in

  • Terpikat Janda Montok   Mulai menyelidiki lagi

    Malam semakin larut Sesudah menghubungi Joe untuk mengatur keberangkatannya ke Bali esok hari. Haikal langsung mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke sana. Sementara Mira sudah tidur dengan pulas akibat kelelahan menjalani ibadah malam seperti biasa. Haikal memang selalu meminta jatah. Walaupun ia sadar istrinya tengah hamil, akan tetapi Haikal melakukannya dengan lembut dan melepaskan di luar.Satu hal yang terus terngiang di pikiran Haikal setelah selesai berhubungan suami istri. Tanda berbentuk love di bawah pusar. Tanda itu mengingatkan ia pada masa lalu. Walaupun Haikal sudah berusaha melupakannya untuk tidak mencari tahu siapa gadis yang ia tiduri, namun tetap saja jika sedang sendiri pikirannya melayang ke sana."Apakah dia Miranda? Apakah gadis lain? Tapi tanda itu? Apakah aku harus mencari tahu lagi? Tapi bagaimana kalau gadis itu ternyata memang benar Miranda? Apakah dia akan memaafkan semua kesalahanku?" pertanyaan-pertanyaan cem

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status